JAKARTA — Sebuah video yang diduga
memperlihatkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan instruksi tegas
kepada jajarannya beredar luas di media sosial.
Dalam rekaman tersebut, sosok diduga Listyo melarang keras
massa anarkis untuk menyerang markas kepolisian, khususnya Mako Brimob.
"Mulai hari ini haram hukumnya, ya, yang namanya Mako
diserang. Haram hukumnya!" ujar Kapolri dalam video yang dikutip Minggu,
31 Agustus 2025.
Instruksi tersebut muncul di tengah memanasnya situasi
demonstrasi besar-besaran di Jakarta sejak Kamis, 28 Agustus 2025 lalu.
Gelombang protes tersebut dipicu isu tunjangan fantastis
anggota DPR dan meninggalnya pengendara ojek online karena terlindas mobil
rantis, hingga berujung ricuh di beberapa titik, termasuk depan gedung DPR RI
dan Mako Brimob.
Aksi massa bahkan sempat meluas ke pemukiman dan menimbulkan
aksi penjarahan di sejumlah rumah pejabat.
Dalam video yang viral itu, Listyo juga memberi perintah
jelas kepada aparatnya jika massa nekat masuk ke area asrama polisi.
"Kalau sampai kemudian mereka masuk, aturan sudah ada,
terapkan aturan itu! Kalau sampai masuk ke asrama, tembak! Rekan punya peluru
karet, tembak! Paling tidak kakinya. Tidak usah ragu-ragu," tegasnya.
Perintah tersebut langsung disambut riuh tepuk tangan puluhan
anggota polisi di ruangan, seolah sedang merayakan kabar gembira.
Listyo pun menambahkan bahwa dirinya siap menanggung segala
risiko dari instruksi tersebut.
"Kalau ada yang menyalahkan, Kapolri Listyo Sigit
Prabowo siap bertanggung jawab," ujarnya.
Momen polisi bersorak itu justru memancing kritik tajam
publik. Salah satunya datang dari akun X (Twitter) @sereqty.
Dia mengaku muak melihat sikap anggota polisi yang justru
senang melakukan kekerasan kepada rakyatnya, seolah hal tersebut sudah dinanti
sejak lama.
"I feel sick (aku muak). Mereka tepuk tangan pas dapat
perintah tembak, kayak itu adalah kabar baik," tulisnya.
Pengguna tersebut bahkan menyarankan instansi kepolisian
perlu dibenahi, sebab seluruh anggota tampaknya sudah kehilangan moral.
"Instansi ini benar-benar butuh reformasi, mereka semua
sudah kehilangan moral," tambah akun tersebut.
Hingga kini, video instruksi Kapolri itu masih ramai
diperdebatkan warganet.
Sebagian menilai sikap aparat terlalu represif, sementara
yang lain menegaskan langkah tegas memang dibutuhkan demi menjaga keamanan
markas polisi. (democrazy)
👇👇