Istana Merdeka, Jakarta, Jumat, 1 Agustus 2025/Net
JAKARTA — Fenomena pengibaran bendera bajak
laut dari serial anime One Piece telah menarik perhatian Istana. Sekretaris
Negara Prasetyo Hadi menegaskan bahwa pemerintah tidak mempermasalahkan
ekspresi kreatif masyarakat selama tidak mengganggu nilai-nilai kebangsaan,
terutama di Hari Kemerdekaan.
"Kalau berkenaan dengan bendera One Piece yang itu
kaitannya dengan komunitas bagian dari ekspresi kreativitas, sekali lagi itu
tidak ada masalah. Kalau sebagai bentuk ekspresi, it's okay, tidak ada masalah.
Tapi jangan ini dibawa, dibentur-benturkan, disandingkan dengan Merah Putih.
Tidak seharusnya seperti itu," kata Hadi kepada pewarta di Kompleks Istana
Merdeka, Jakarta, Selasa (5/8).
"Yang jadi masalah atau mungkin akan jadi persoalan
manakala ada pihak-pihak yang kemudian menggunakan kreativitas teman-teman
komunitas ini untuk hal-hal yang kurang pas. Yang secara waktu juga tidak pas,
ini bulan Agustus, bulan kemerdekaan," lanjutnya.
Ia menekankan bahwa kemerdekaan Indonesia bukanlah hadiah,
melainkan hasil pengorbanan para pahlawan. Karena itu, ia mengajak masyarakat
untuk menjaga kesakralan bulan kemerdekaan dan tidak menyandingkan bendera One
Piece dengan simbol negara, yakni bendera Merah Putih.
"Jangan ada pihak-pihak yang mengganggu kesakralan di
bulan kemerdekaan ini dengan membentur-benturkan antara kreativitas dalam
bentuk bendera dengan kesakralan merah putih. Kita harus cintai bangsa kita,
Merah putih, apa adanya dari lahir maupun batin," kata Prasetyo.
Pemerintah, menurutnya, hanya akan mengambil langkah tegas
jika ekspresi tersebut berubah menjadi bentuk provokasi, seperti menghasut
masyarakat untuk memilih simbol lain di atas Merah Putih.
"Kalau pun ada yang sampai ke sana, pelarangan, atau apa
pun bentuknya, itu bagi pihak-pihak yang membentur-benturkan, menghasut untuk
lebih baik mending bendera ini daripada merah putih, itu kan tidak benar, tidak
boleh," jelasnya.
Soal makna di balik simbol-simbol alternatif yang mungkin mengandung kritik terhadap pemerintah, ia menyatakan bahwa kritik tetap terbuka dan diakui sebagai bagian dari demokrasi. "Kalau maknanya kritikan, pemerintah sangat terbuka dan kita menyadari bahwa memang masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita perbaiki," tandas dia. (mediaindonesia)