Anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin/RMOL
JAKARTA — Anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin
menyayangkan dugaan keterlibatan Komandan Peleton Batalyon Wilayah Pengembangan
834/Wangaka Mere, Nagekeo, NTT dalam kasus penyiksaan terhadap Prada Lucky
Chepril Saputra Namo (23).
Ia mengatakan, awalnya pelaku berjumlah 4 orang yang diduga,
namun setelah diselidiki lebih lanjut jumlahnya bertambah menjadi 20 orang yang
terdiri atas seorang perwira berpangkat Letnan Dua, seorang lulusan Akmil, dan
seorang komandan peleton.
"Masih muda sekali, mungkin umur sekitar 24-25 dan
sebagainya. Tetapi ikut terlibat. Ini yang saya sesalkan," kata Hasanuddin
kepada wartawan, Selasa, 12 Agustus 2025.
Legislator dari Fraksi PDIP ini menyesali lantaran seorang
komandan seharusnya mengawasi, mengendalikan dan memberikan arahan, bukan malah
terlibat penyiksaan.
"Makanya para perwira Letnan Dua, Letnan Satu yang masih
muda-muda para perwira remaja itu, harus tinggal bersama prajurit di barak
untuk mengawasi ini. Bukan sebaliknya, malah terlibat dalam sebuah kejahatan
bersama-sama," jelasnya.
Ia mendesak polisi militer untuk mengejar pelaku dan motif di
balik penyiksaan hingga menyebabkan Prada Lucky tewas.
"Dan saya minta ya kepada Polisi Militer, coba dikejar.
Apa sih sebetulnya motifnya? Ceritanya seperti apa? Kasus itu. Kok sampai
dibunuh?" ucapnya.
"Mungkin tidak ada niat membunuh. Tetapi harus bisa
dipastikan, dengan dipukuli berame-rame oleh sekian puluh orang, dan tentu
pukulannya, pukulan militer, yang mengarah pada titik-titik yang mematikan, ya
matilah. Begitu," tutupnya. (rmol)