Articles by "Peristiwa"

Tampilkan postingan dengan label Peristiwa. Tampilkan semua postingan

Ilustrasi penganiayaan. (Sumber: Poskota/Arif Setiadi) 

 

JAKARTA — Seorang anggota polisi lalu lintas menjadi korban pengeroyokan pengendara sepeda motor di kawasan Gunung Sahari Raya, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis, 11 September 2025.

 

Polisi berinisial Bripda R dan rekannya NH berupaya menghentikan dua pengendara sepeda motor muda yang melintas tanpa mengenakan helm.

 

Pasalnya pengendara sepeda motor tersebut dinilai secara ugal-ugalan di sekitar persimpangan Golden Truly. Ketika polisi mencoba menghentikan mereka, mereka melarikan diri ke arah Ancol.

 

“Saat melintas, mereka mengendarai motor dengan cara yang membahayakan. Petugas mencoba menghentikan, tapi mereka melarikan diri,” kata Kepala Sub Bidang Penerangan Masyarakat Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak saat dikonfirmasi, Jumat, 12 September 2025.

 

Namun, salah seorang pemotor berinisial AA, kembali ke lokasi. Bukannya menyerah, ia justru mendekati Bripda R dan langsung melayangkan pukulan bertubi-tubi ke wajah sang petugas hingga mengalami luka serius.

 

Beruntung pelaku bisa ditangkap setelah berusaha kabur untuk kedua kalinya.

 

"Korban sudah melaporkan kejadian tersebut, dan penanganan kasusnya kini berada di bawah Polsek Sawah Besar," ucapnya.

 

Saat ini, pelaku berinisial AA itu telah dibawa ke Polsek Sawah Besar untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.

 

Ia menegaskan, pihaknya akan memproses pelaku sesuai hukum yang berlaku, dan mengimbau masyarakat untuk tetap tertib serta menghormati petugas yang tengah menjalankan tugas di lapangan. (poskota)


Gas air mata kadaluarsa (Era.id/Sachril) 

 

JAKARTA — Polisi terus memukul mundur pengunjuk rasa yang berdemonstrasi di Gedung DPR, Jakarta Pusat, pada Kamis, 28 Agustus 2025. Polisi diduga menggunakan gas air mata kedaluwarsa untuk memukul mundur para pengunjuk rasa.

 

Pembubaran massa ini dilakukan oleh kepolisian dengan sesekali menembakkan pelontar gas air mata. Penggunaan gas air mata ini agar massa bergegas membubarkan diri.

 

Pantauan ERA, massa terlihat kocar-kacir ketika terkena gas air mata. Di sisi lain, Brimob dan pasukan huru-hara masih bersiaga di sekitar Simpang Jalan Patal Senayan dan Jalan Asia-Afrika dekat traffic light.

 

Sesekali, terlihat polisi lewat dengan sepeda motor sambil membawa pedemo yang telah ditangkapnya.

 

Petugas itu kemudian berhenti ke depan polisi yang berjaga di Simpang Patal Senayan. Pedemo yang ditangkap itu lalu dikeroyok. Setelah itu, dia dibawa diduga untuk diperiksa.

 

Terlihat juga ada banyak bungkusan putih berserakan di dekat Simpang Jalan Patal Senayan. Saat dicek, plastik itu diduga adalah bungkus pelontar gas air mata.

 

Bungkus gas air mata itu tidak dihiraukan aparat kepolisian. Pada bungkus gas air mata itu tertulis waktu kedaluwarsa jatuh pada April 2023.

 

"38 mm TEAR GAS SHELL. Mfg: April 2020. Exp: April 2023," demikian isi tulisan di bungkusan tersebut.

 

Hingga berita ini diturunkan, massa masih bertahan di sekitar lokasi. **

 

Mobil Barracuda tabrak ojol saat demo ricuh di Jakarta. (tangkap layar) 


JAKARTA — Aksi unjuk rasa yang berlangsung di kawasan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat RI (DPR RI) berujung ricuh antara demonstran dan aparat kepolisian, Kamis sore (28/8/2025).

 

Dalam kerusuhan itu yang terekam video, sebuah kendaraan taktis Barracuda Polri menabrak seorang pengemudi ojek online (ojol) yang berada di tengah kerumunan di Jalan Raya Pejompongan, Jakarta Pusat.

 

Sang ojol langsung tersungkur berada di dalam mobil tersebut. Massa aksi yang begitu banyak langsung menolong pengemudi itu. Tapi, mobil barakuda itu malah melanjutkan laju kendaraannya dan sengaja meninjak Ojol mulai dari ban depan hingga ban belakang.

 

Para pendemo langsung marah dan mengejar mobil barakuda yang terus kabur meninggalkan lokasi kejadi. "Ya Allah, ya Allah diinjak. Polisinya enggak mau berhenti, kasian abang Ojeknya. Bener kelindas dari situ, aku melihat banget," ujar wanita yang merekam kejadian itu.

 

Sebagian massa terus mengejar mobil itu, dan sebagian warga ada yang menolong Ojek dan langsung dibawa pakai motor untuk dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan.

 

Akhirnya, Ojol pun dibawa mobil ambulance dan mobil barakuda masih terus dikejar massa aksi hingga ada sebagain dari mereka bawa kayu agar mobil barakuda itu berhenti dan bertanggungjawab. (era)


Ilustarsi demo di DPR. (Antara) 

 

JAKARTA — Polisi mengatakan Lurah Manggarai Selatan, Muhammad Sidik melaporkan kejadian pemukulan yang dialaminya saat unjuk rasa yang berujung ricuh di sekitar gedung DPR/MPR/DPD RI, Senin (25/8).

 

"Sudah buat LP (laporan polisi) kemarin sore di Polsek," kata Kapolsek Palmerah, Kompol Gomos Simamora kepada wartawan, Rabu (27/8/2025).

 

Sidik membuat laporan penganiayaan yang dialaminya atau atas dugaan pelanggaran Pasal 170 KUHP.

 

Sebelumnya, Camat Tebet, Dyan Airlangga mengumpulkan bukti pendukung terkait pemukulan oleh massa terhadap Lurah Manggarai Selatan dan sopirnya, Asep Yudiana saat terjadi unjuk rasa di depan gedung DPR/MPR/DPD RI.

 

Pemukulan terjadi di Jalan KS Tubun, Slipi, Jakarta Barat, pada Senin (25/8) malam pukul 18.30 WIB.

 

"Kita saat ini sedang mengumpulkan bukti-bukti pendukung," kata Dyan saat dihubungi di Jakarta, Selasa. Dyan mengatakan, dari data pendukung tersebut nantinya pihaknya akan melaporkan kepada pimpinan.

 

Adapun terkait kronologi, Dyan mengatakan, saat kejadian lurah sedang dalam perjalanan pulang ke rumah.

 

Saat melintasi para pendemo hanya karena mobil tersebut berpelat merah sehingga akhirnya mobil itu dirusak oleh massa. Kejadiannya berlangsung cepat.

 

"Ketika di lokasi tersebut ternyata masih banyak pendemo dan kejadiannya cepat saja. Jadi langsung karena pelat merah jadi sasaran," katanya.

 

Dari kejadian tersebut, pihaknya bersama unsur terkait sudah mengambil mobil yang dirusak dan sudah dibawa ke tempat lebih aman. (era)

 

Aksi 25 Agustus 2025 memanas, polisi siaga ketat di sekitar Gedung DPR RI. Pintu DPR dilumuri oli hitam pekat.(Radar Bangkalan) 

 

JAKARTA — Wartawan foto Kantor Berita Antara, Bayu Pratama Syahputra, dipukuli polisi saat menjalankan tugas jurnalistiknya. Insiden tersebut terjadi saat Bayu sedang meliput demonstrasi di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Kamis (25 Agustus 2025).

 

“Saya sudah cari posisi aman di belakang barisan polisi. Tapi malah jadi sasaran. Padahal kami hanya bekerja, tidak lebih,” kata bayu.

 

Dikutip dari Antara, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Asep Edi Suheri meminta jajarannya untuk melindungi para jurnalis yang tengah meliput di lapangan. Imbauan itu menyusul permohonan maaf Kapolda kepada pewarta foto Antara.

 

"Beliau menyayangkan kejadian yang dialami jurnalis foto ANTARA. Ke depannya, anggota sudah diinstruksikan untuk melindungi jurnalis di lapangan, terutama saat ada aksi demo," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary mewakili Kapolda Metro Jaya saat menyambangi ANTARA Heritage Center di Pasar Baru, Jakarta Pusat, Senin.

 

Ade Ary menegaskan bahwa pihaknya akan mencari anggota yang melakukan pemukulan itu untuk didisiplinkan.

 

"Bapak Kapolda sudah mengintruksikan Kabid Propam (Profesi dan Pengamanan) untuk cari anggota itu dan akan kami proses. Kita juga akan lakukan pendisiplinan internal bagi anggota kita," tutur Ade Ary.

 

Sementara itu Pemimpin Redaksi (Pempred) ANTARA Irfan Junaidi mengatakan bahwa LKBN ANTARA telah memaafkan kejadian yang menimpa wartawannya.

 

"Tadi kami sudah bertemu dengan Kabid Humas Polda Metro Jaya. Itu tanda ada itikad baik ya untuk menyelesaikan persoalan kekerasan yang dialami pewarta foto ANTARA, dan kami sudah maafkan," kata Irfan.

 

Kendati demikian, Ia tetap meminta agar pihak Polda Metro Jaya memproses oknum polisi yang melakukan kekerasan.

 

"Dari pihak Polda tadi sudah menegaskan akan melakukan pendisiplikan kepada anggota bersangkutan ya. Kita juga sudah minta ke depannya, supaya wartawan di lapangan itu bisa meliput dengan aman," imbuh Irfan.

 

Adapun Bayu Pratama, sang korban, juga telah memaafkan kekerasan yang dialaminya. Namun demikian, ia mengkritisi protokol pengamanan demostrasi yang tidak memperhatikan kerja jurnalisme di lapangan.

 

"Iya Pak, sebenarnya saya tadi itu saya sudah berusaha mencari titik aman. Tapi entah kenapa tadi masih dapat kekerasan," kata dia.

 

Menurutnya, jika ada yang salah dengan kinerja jurnalismenya, hal itu bisa dikomunikasikan dengan baik.

 

"Kami enggak akan lari juga kok Pak. Bisa dikomunikasikan dengan baik sebenarnya," imbuh Bayu. (fajar)

 

Para pelaku penganiayaan terhadap staf Humas KLHK dan wartawan saat dibawa ke Mapolres Serang. (Sumber: POSKOTA | Foto: Rahmat Haryono)

 

SERANG — Diduga takut diburu polisi, tiga pelaku penyerangan terhadap staf Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan wartawan akhirnya menyerahkan diri. Ketiga pelaku tersebut adalah Ajat Jatmika alias Miki, Sifaudin alias Ipoy, dan Ahmad Rijal.

 

Anggota organisasi kemasyarakatan (ormas) ini menyerahkan diri ke Polsek Jawilan dan kini diamankan di Mapolres Serang untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

 

Kasus dugaan penganiayaan ini terjadi di PT Genesis Regeneration Smelting (GRS) di Jalan Raya Cikande-Rangkas Bitung, Desa Cemplang, Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang, Kamis, 21 Agustus 2025.

 

Kasatreskrim Polres Serang, AKP Andi Kurniady membenarkan ketiga pelaku telah diamankan di Mapolres Serang pada Minggu, 24 Agustus 2025.

 

"Pelaku menyerahkan diri ke Polsek Jawilan sekitar jam 4 pagi dan kini ditahan di Mapolres Serang untuk pemeriksaan," katanya saat dikonfirmasi, Minggu, 24 Agustus 2025.

 

Andi menjelaskan, hingga saat ini lima orang pelaku telah diamankan di Mapolres Serang. Sedangkan dua oknum anggota Brimob berinisial TG dan TR diproses oleh Polda Banten.

 

"Sipil 5 (pelaku pengeroyokan). Tiga orang yang mukul staf Humas KLHK dan 2 orang yang mukul wartawan Tribun," jelas Andi.

 

Sebelumnya, Kapolres Serang AKBP Condro memastikan akan menindak para pelaku sesuai perbuatannya. Sedangkan untuk oknum anggota Brimob berinisial TG dan TR penanganannya dilakukan oleh Polda Banten.

 

Condro menambahkan aksi kekerasan terhadap wartawan dan staf Humas KLHK melibatkan oknum organisasi masyarakat (ormas) serta warga di sekitar pabrik.

 

Diketahui, peristiwa pengeroyokan itu bermula saat 8 wartawan online, dan televisi melakukan peliputan penyegelan pabrik pengolahan timbal oleh Deputi Gakkum KLHK Irjen Rizal Irawan bersama tim pada pukul 11.00 WIB.

 

Sesampainya di lokasi pabrik, wartawan dilarang mengambil gambar oleh petugas security pabrik, dan oknum anggota Brimob.

 

Bahkan, terjadi aksi dorong-mendorong oleh petugas keamanan pabrik. Namun, staf Humas KLHK melerai agar wartawan dapat meliput.

 

Usai penyegelan, wartawan kemudian mewawancarai Deputi Gakkum KLHK, Rizal Irawan. Beberapa menit usai rombongan KLHK pulang, sejumlah sekuriti dan oknum ormas yang bersembunyi di warung kemudian menyerang wartawan dan staf Humas KLHK.

 

Wartawan online TribunBanten.com Muhamad Rifky dan Humas KLHK Anton dihajar pelaku.

 

Sementara, beberapa wartawan lainnya berlarian dikejar-kejar oleh oknum sekuriti dan ormas. Bahkan, diduga salah satu pelaku membawa senjata tajam jenis golok. (poskota)


ILUSTRASI. Brimob yang berjaga saat demonstrasi di area gedung DPR/MPR, Jakarta Pusat, Kamis (22/8/2024). (ERA.id/Muslikhul Aviv)


DEPOK — Anggota Tim Perintis Presisi Polres Metro Depok menembak mati dua terduga pelaku tawuran di kawasan Sukmajaya, Kota Depok, Sabtu (9 Agustus).

 

Kasi Bidang Humas Polres Metro Depok, AKP Made Budi, menjelaskan bahwa kejadian bermula ketika Tim Perintis Presisi Polres Metro Depok menerima laporan dari warga tentang maraknya aksi jalanan.

 

Tim kemudian menuju ke sana dan di Jalan Sentosa, Sukmajaya, tim menemukan kurang lebih 15 remaja yang sedang melaju konvoi untuk tawuran.

 

Mereka kabur setelah melihat polisi. Petugas meminta mereka semua untuk berhenti namun tak diindahkan para pelaku tawuran ini.

 

Polisi kemudian menembakkan tembakan peringatan, namun mereka tetap memacu cepat kendaraannya. Akhirnya, polisi itu menembak terduga pelaku.

 

"(Ada) dua (yang ditembak) betul, betul (kedua korban kena tembak) di punggung," kata Made kepada wartawan, Sabtu (16/8/2025).

 

Made belum menyampaikan identitas kedua korban maupun polisi yang melakukan penembakan itu. Dia hanya menambahkan kedua korban telah dibawa ke rumah sakit untuk diberi pengobatan.

 

Untuk polisi yang menembak langsung dibawa ke Bidpropam untuk diperiksa. "Betul, langsung kejadian hari itu juga langsung diperiksa, karena memang tidak dibenarkan ya melakukan penembakan. Tapi tetap semua itu akan diproses," jelasnya. (era)


Proses evakuasi jenazah wartawan Adityawarman (47) di kawasan Dealova, Kelurahan Air Kepala Tujuh, Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel), Jumat (8/8/2025). (Beritasatu.com/Irwan Setiawan) 

 

PANGKALPINANG — Seorang wartawan media online bernama Adityawarman (47) ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan di sebuah sumur dekat gubuk kebun miliknya di kawasan Dealova, Kecamatan Air Kepala Tujuh, Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel), Jumat (8/8/2025).

 

Adityawarman diduga menjadi korban pembunuhan dan pencurian. Ia telah hilang selama dua hari sebelum ditemukan tewas.

 

Dirreskrimum Polda Kepulauan Bangka Belitung, Kombes Pol M Rivai Arvan mengatakan satu orang pelaku sudah diamankan berikut barang bukti berupa mobil korban, dan satu orang lagi masih dalam pencarian.

 

"Satu dari dua pelaku berserta satu unit mobil milik korban berhasil diamankan di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (8/8/2025) siang, satu pelaku bernama Hasan masih dalam pengejaran, karena melarikan diri saat ditangkap," kata Rivai.

 

Menurut Rivai, awalnya Adityawarman dilaporkan hilang oleh keluarganya. Korban sempat berpamitan kepada istrinya untuk pergi ke kebun.

 

Saat di kebun, Adityawarman sempat memberi tahu istrinya kalau dia akan bertemu orang di hotel. Saat itu korban ditemani penjaga kebun bernama Hasan. Setelah itu, dia hilang kontak.

 

Setelah melakukan penyelidikan polisi mendapati mobil korban di bawa dua orang pelaku bernama Hasan dan Akmal alias Martin ke Sumatera Selatan. Akmal akhirnya berhasil ditangkap, sedangkan Hasan buron.

 

Polisi masih menyelidikan motif para pelaku diduga membunuh korban dan membawa kabur mobilnya. (beritasatu)

 

Kawasan Pasar Taman Puring, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dilanda kebakaran pada Senin, 28 Juli 2025 petang/RMOL 

 

JAKARTA — Kebakaran hebat melanda beberapa bangunan di kawasan Pasar Taman Puring, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Senin, 28 Juli 2025 petang.

 

Kebakaran awalnya terjadi pada pukul 18.02 WIB.

 

Taman Puring sendiri dikenal sebagai kawasan pertokoan sepatu dan barang peralatan bangunan.

 

Kobaran api yang membumbung tinggi pun sempat memicu kepanikan warga serta pedagang di lokasi.

 

Apalagi Taman Puring berada persis di pinggir jalan arah Ciledug.

 

“Titik kenal (kebakaran) Pasar Taman Puring,” kata Kasubdin Gulkarmat Jakarta Selatan, Syamsul Huda.

 

Sejauh ini, tim di lokasi masih berupaya untuk mengatasi api yang berstatus merah akibat dari potensi perambatan.

 

“Pengerahan awal enam unit (damkar),” ujarnya.

 

Sejauh ini, belum diketahui penyebab kebakaran tersebut. (rmol)


Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto. FOTO: Wisnu Indra Kusuma/JPNN.com 

 

SEMARANG — Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Jateng) mengimbau semua pihak untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh informasi yang belum jelas sumber dan kebenarannya, menyusul bentrokan antar ormas di Pemalang Rabu malam (23/7) lalu.

 

Permintaan ini muncul karena Kepolisian Daerah Jawa Barat masih menyelidiki insiden tersebut. Namun, polisi memastikan situasi terkendali.

 

"Situasi di lapangan sudah dapat dikendalikan. Kami minta masyarakat tidak menyebarkan kabar simpang siur yang bisa memperkeruh keadaan," kata Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Artanto dilansir jpnn, Jumat (25/7).

 

Polda Jateng sendiri diketahui hingga saat ini masih menelusuri pemicu bentrokan antara dua ormas saat pengajian bulan Muharam di Desa Pegundan, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang.

 

Dua ormas yang terlibat dalam insiden tersebut adalah Front Persaudaraan Islam (FPI) dan Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI-LS).

 

Pengajian itu diketahui menghadirkan tokoh FPI Muhammad Rizieq Shihab. "Masih proses pendataan dan penyelidikan. Kami bekerja sama dengan Polres Pemalang untuk menelusuri secara detail peristiwa yang terjadi," ujar Artanto.

 

Kericuhan itu sendiri belakangan diketahui mengakibatkan sebanyak 15 orang dilaporkan mengalami luka-luka. Dari jumlah itu, empat di antaranya merupakan anggota kepolisian yang saat itu bertugas mengamankan acara.

 

"Empat anggota kepolisian terluka, tetapi semuanya hanya luka ringan dan menjalani rawat jalan," kata Kombes Artanto.

 

Pihaknya memastikan seluruh korban luka mendapat perhatian dari pemerintah daerah. Biaya pengobatan para korban di rumah sakit telah ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pemalang.

 

"Untuk pembiayaan pengobatan para korban sudah ditanggung pemerintah atau Bupati Pemalang," kata perwira menengah Polri tersebut. (fajar)

 

Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Brigjen TNI Kristomei Sianturi di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (25/4/2025) 

 

JAKARTA — Sebanyak 13 orang, termasuk empat prajurit TNI, dilaporkan tewas akibat ledakan saat pemusnahan amunisi kadaluarsa di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/5).

 

Kepala Pusat Penerangan TNI (Kapuspen) Mayjen TNI Kristomei Sianturi membenarkan adanya kejadian tersebut dan mengatakan seluruh korban telah dievakuasi ke RSUD Pameungpeuk guna dilakukan otopsi dan persiapan jenazah.

 

“Kami terus berkoordinasi dengan aparat terkait di tempat untuk mengamankan lokasi peledakan, dan meng-clear-kan lokasi tersebut karena kami khawatir masih ada ledakan-ledakan lainnya,”  ujar Kristomei dalam siaran langsung wawancara televisi di Jakarta, dikutip dari ANTARA.

 

Ledakan terjadi sekitar pukul 09.30 WIB saat personel TNI hendak memusnahkan amunisi tidak layak pakai milik Gudang Pusat Amunisi (Gupusmu) III Puspalad TNI AD. Proses pemusnahan berlangsung di lahan milik BKSDA Garut yang biasa digunakan untuk keperluan serupa.

 

Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak juga membenarkan kejadian tersebut dan mengatakan proses investigasi sedang berlangsung untuk mengungkap penyebab ledakan.

 

Adapun 13 korban tewas yang telah teridentifikasi, yakni:

 

. Kolonel Cpl Antonius Hermawan

. Mayor Cpl Anda Rohanda

. Kopda Eri Dwi Priambodo

. Pratu Aprio Setiawan

. Agus bin Kasmin

. Ipan bin Obur

. Iyus Ibing bin Inon

. Anwar bin Inon

. Iyus Rizal bin Saepuloh

. Toto

. Dadang

. Rustiawan

. Endang. (*)


Tangkapan layar polisi menendang kepala perempuan diduga ODGJ yang membakar motor di Rantau Parapat. (Platform X)  

 

LABUHANBATU — Aksi nekat seorang polisi kembali menjadi viral. Bagaimana tidak, polisi tersebut terekam menendang kepala seorang wanita pada Kamis (6/3). Belakangan diketahui, seorang wanita yang diduga Orang Sakit Jiwa tiba-tiba membakar motor milik seorang polisi yang terparkir di dekat kantor polisi.

 

Momen saat wanita yang diduga mengalami gangguan jiwa itu membakar motor polisi terekam CCTV. Sontak kejadian tersebut menjadi perbincangan di berbagai platform media sosial.

 

Mengutip akun X @bacottetangga__, kejadian tersebut dikabarkan terjadi di Rantau Parapat, Labuhanbatu, Sumatera Utara pada Kamis (6/3). Terekam juga

 

Seorang anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia tega menendang wajah seorang wanita paruh baya yang diduga penderita gangguan jiwa.

 

"Video tersebut merekam aksi kek*rasan yang dilakukan pria yang mengenakan pakaian Polri. Pelaku tampak menendang bagian wajah hingga korban roboh. Ibu Odgj, Nur Hayati mengaku kondisi anaknya yang terganggu kejiwaannya. Namun dia menitikan air mata, karena anak yang dilahirkan sebagian rahmat Tuhan diperlakukan seperti binatang," demikian caption video viral tersebut di akun X @bacottetangga__.

 

Langsung saja video tersebut viral dan jadi gunjingan masyarakat di jagat maya. "ODGJ saja sebel dengan Pak Aparat apalagi Rakyat," komentar pengguna X dengan akun @HariMusola.

 

Yang lainnya menyayangkan reaksi anggota kepolisian tersebut. Kenapa sampai tega menendang bagian kepala perempuan yang diduga mengalami gangguan kejiwaan tersebut.

 

"Harus kaya gitu reaksinya sama odgj, orang dengan gangguan jiwa loh. Masa yg waras kaya gitu kelakuannya? Apa perlu tes kejiwaan lagi yg nendang?" komentar pengguna X lainnya dengan akun @FadlyPradana.

 

Kekesalan juga diutarakan oleh pengguna akun X lainnya terkait respons polisi yang demikian. Walaupun marah karena kelakuannya, juga tidak dapat dibenarkan, netizen menilai, harusnya respons polisi tidak sampai sedemikian.

 

"Kita semua tau polisi jg manusia .. tapi .. apa harus seEMOSI itu dengan Nendang Wajah wanita yg kebetulan ODGJ pulak … hadeuhhhh Tambah Benci aja Masyarakat ama Polisi nih.. Kagak Bisa apa Ngontrol EMOSI ? di bawa Santai ngadepin ODGJ .." komentar pengguna X lain dengan akun @13theEnki.

 

Video viral yang dibagikan di akuntersebut, sudah disaksikan hingga lebih dari 70 ribu kali. (fajar)


Wapres Gibran Rakabuming Raka ditolak males sama seorang ibu korban banjir di Bekasi. (X.com) 

 

JAKARTA — Momen tak terduga terjadi saat Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka menjenguk korban banjir di Perumahan Pondok Gede Permai (PGP), Jatiasih, Kota Bekas, Rabu (3/5). Kejadian itu viral di media sosial setelah seorang ibu lantang menolak bantuan yang diberikan Gibran.

 

Wakil Presiden Gibran yang saat itu turun langsung ke lokasi banjir untuk melihat kondisi warga dan dampak kerusakan akibat bencana yang melumpuhkan wilayah Kota Bandung tersebut. Sambil berkeliling, ia mendatangi seorang ibu yang mengeluhkan rumahnya terendam dengan pompa air yang rusak.

 

Menanggapi hal tersebut, Gibran mengajak para ibu untuk membersihkan rumahnya yang masih berlumpur. Ia pun mengajak para ibu untuk mendatangi tenda-tenda pengungsian yang berada di kantor BNPB Jatiasih, tepat di depan kompleks tersebut.

 

"Ibu bersih-bersih dulu ya. Nanti ada apa-apa ke pengungsian ya. Ada obat-obatan, ada kasur, ya," ucap Gibran.

 

Ibu-ibu berkerudung itu pun mengaku tidak dikasih.

 

"Gak dikasih," sahut ibu-ibu itu.

 

"Dikasih bu," balas Wapres Gibran.

 

Sambil berjalan meninggalkan Gibran, dia dengan lantang mengatakan malas untuk menerima bantuan itu.

 

"Males," katanya

 

Ekspresi Gibran pun langsung berubah kecut mendengar jawaban tersebut sebelum dia kembali melanjutkan kunjungannya.

 

Momen tersebut langsung mendapat berbagai komentar dari masyarakat. Ada yang menilai kunjungan yang dilakukan Gibran hanyalah pencitraan.

 

"Menurut saya selevel wapres tak perlu blusukan ke daerah terdampak banjir. Yang dibutuhkan warga terdampak adalah kerja nyata dari pemerintah shg bencana banjir tidak terulang lagi di masa mendatang," tulis akun @SuryantoAn*****.

 

"Minimal kalau kunjungan itu bawa catatan biar tau masalah warga, biar bisa memetakan persoalannya. Lah ini planga plongo doang buat pencitraan hedehh," ucap @TOPH****. (jawapos)


Kasat Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung/Istimewa 

 

JAKARTA — Seorang bocah berinisial M (6) menjadi korban peluru nyasar saat tertidur di rumahnya yang juga merupakan bengkel sepeda di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat, pada Selasa, 11 Februari 2025, sekitar pukul 22.15 WIB.

 

Kejadian tersebut dibenarkan Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung yang langsung mengumpulkan bukti-bukti dan keterangan saksi untuk mengungkap asal peluru yang melukai korban.

 

"Ya benar, kejadian tersebut terjadi di sebuah bengkel sepeda di Cengkareng. Korban seorang bocah laki-laki berinisial M. Terhadap kasus ini, kami masih melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan bukti dan keterangan saksi," ujar AKBP Arfan saat dikonfirmasi pada Kamis, 13 Februari 2025.

 

Lanjut Arfan, insiden ini terjadi ketika korban sedang tidur bersama kedua orang tuanya di dalam rumah yang sekaligus bengkel sepeda. Sekitar pukul 22.15 WIB, terdengar suara keras yang diikuti dengan suara benda jatuh. 

 

Tak lama setelah itu, M menangis histeris dan membuat seisi rumah panik. Saat selimutnya dibuka, orang tua korban terkejut melihat darah bercucuran dari paha kiri anak mereka, tepat di atas lutut. 

 

Melihat kondisi anaknya, kedua orang tua korban langsung membawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis.

 

Saat ini, penyidik telah mengamankan proyektil peluru yang diduga menjadi penyebab luka korban. Peluru tersebut kini sedang menjalani uji balistik di Laboratorium Forensik (Labfor) Bareskrim Polri guna mengetahui jenis senjata serta asal tembakan. 

 

"Kami sudah mengamankan proyektil peluru dan saat ini sedang dilakukan uji balistik di Labfor Bareskrim Polri untuk mengetahui dari mana asal peluru tersebut," jelas AKBP Arfan. (rmol


Lokasi kebakaran Gedung Kementerian ATR/BPN sudah diberi garis polisi 

 

JAKARTA — Anggota Komisi III DPR RI Abdullah meminta kepolisian turun tangan menangani kebakaran di gedung Kementerian ATR/BPN. Ia mendesak aparat mengusut tuntas dugaan hilangnya barang bukti pagar laut di perairan Tangerang, Banten.

 

Gus Abduh, sapaan akrabnya, menyampaikan rasa duka cita atas kebakaran yang terjadi di gedung Kementerian ATR/BPN. Namun, ia bersyukur tidak ada korban jiwa dalam musibah yang terjadi sekitar pukul 23.00, Sabtu (8/2/2025) itu.

 

Terkait dengan penyebab terjadinya kebakaran di kantor kementerian yang dipimpin Nusron Wahid tersebut, Gus Abduh mengatakan belum mengetahui secara pasti apa penyebab terjadinya kebakaran yang kabarnya terjadi di ruang humas tersebut.

 

Legislator daerah pemilihan Jawa Tengah VI itu menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian. Tentu saja, saat ini aparat telah melakukan penyelidikan terkait penyebab kebakaran tersebut.

 

"Kita serahkan ke aparat kepolisian. Polisi sedang bekerja. Kita tunggu saja," beber Gus Abduh di Jakarta, dikutp Fajar.co.id, Selasa (11/2/2025).

 

Saat ini, kata dia, muncul dugaan adanya sabotase dan upaya penghilangan barang bukti kasus pagar laut di Kabupaten Tangerang, Banten. Menurutnya, dugaan itu wajar terjadi, karena Kementerian ATR/BPN sedang menangani kasus itu.

 

"Di zaman medsos seperti ini banyak muncul spekulasi dan dugaan. Netizen tentu ramai memberikan komentarnya. Apalagi, Kementerian ATR/BPN sedang menangani kasus pagar laut," tuturnya.

 

Politisi kelahiran Jakarta itu mengatakan, agar tidak menjadi bola liar di tengah masyarakat, pihak kepolisian juga harus mengusut dugaan terkait sabotase dan upaya penghilangan barang bukti pagar laut.

 

"Itu menjadi ranah penegak hukum. Kami tidak bisa menduga-duga. Biarlah polisi bekerja," paparnya.

 

Tentu, kata Gus Abduh, polisi harus bekerja cepat dan profesional dalam menangani kebakaran gedung kementerian itu. Polisi juga harus terbuka dalam melakukan penyelidikan kasus kebakaran yang mendapat perhatian luas dari masyarakat.

 

"Kita tunggu penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian. Semoga tidak ada upaya sabotase dan upaya jahat lainnya," pungkas Gus Abduh. (*)


Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) MNC Lido City di Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, ketika diresmikan Presiden Joko Widodo, Jumat (31/3/2023). Kini,KEK Lido disegel pemerintah 

 

JAKARTA — Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) MNC Lido City kini disegel Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) karena ditemukan pelanggaran berat.

 

Proyek kerjasama antara pengusaha Hary Tanoesoedibjo dan Donald Trump ini diresmikan oleh Joko Widodo dan saat ini sedang disegel oleh anak buah Presiden Prabowo Subianto.

 

Proyek Kawasan Ekonomi Khusus Lido telah berjalan sejak 2022. Kawasan Ekonomi Khusus Lido menempati lahan seluas 1.040 hektare dengan target investasi sebesar Rp33,4 triliun hingga 2030.

 

Nama Trump juga merupakan merek untuk beberapa properti yang dikembangkan di Lido, misalnya Trump Residences Lido dan Trump International Golf Club-Lido.

 

Sejak Kamis (6/2), Kementerian Lingkungan Hidup memasang papan peringatan dan garis PPLH (Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup) di KEK Lido. Penyegelan proyek ini lantaran dinilai melakukan sejumlah pelanggaran setelah dilakukan pengecekan lapangan.

 

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq memerintahkan penyegelan KEK Lido tersebut. Menurutnya, PT MNC Lido yang mengelola KEK Lido tidak mengelola air larian hujan dengan baik. Dampaknya cukup parah karena menyebabkan pendangkalan pada hulu Danau Lido.

 

Tidak adanya sistem larian hujan yang baik telah membuat sedimen dari areal bukaan lahan terbawa ke hulu Danau Lido di Desa Watesjaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor..

 

Deputi Bidang Penegakan Hukum (Gakkum) KLH telah melakukan verifikasi lapangan dan menemukan aktivitas yang tidak sesuai dengan dokumen lingkungan.

 

Direktur Pengaduan dan Pengawasan Lingkungan Hidup KLH, Ardyanto Nugroho, memimpin penghentian pembangunan KEK Lido.

 

Tim pengawas telah memasang segel dan papan pemberitahuan di lokasi yang kini dalam pengawasan KLH.

 

Ardyanto menjelaskan, ada perbedaan signifikan antara dokumen lingkungan yang disetujui dengan realisasi konstruksi di lapangan.

 

"Pembangunan tidak mengelola air limpasan dengan baik, sehingga menimbulkan sedimentasi yang mengancam ekosistem danau," katanya. (fajar)


Aksi demonstrasi untuk menyeret Jokowi ke pengadilan 

 

JAKARTA — Tuntutan agar Jokowi dan keluarganya diadili tampaknya perlu mendapat perhatian serius dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Pasalnya, tuntutan tersebut disampaikan oleh banyak elemen masyarakat di sejumlah kantor polisi di daerah.

 

Aksi unjuk rasa untuk mengadili Jokowi dan keluarganya dilakukan serentak hari ini, dikutp dari Kantor Berita Politik RMOL, Jumat, 7 Februari 2025.

 

Massa yang menamakan diri Aliansi Rakyat Gugat (ARM) menggelar unjuk rasa di Polda Metro Jaya. Melibatkan sekitar 500 orang, ARM menuntut Polda Metro mengusut sejumlah pelanggaran hukum yang terjadi selama pemerintahan Jokowi, termasuk kasus dugaan korupsi keluarga Jokowi.

 

Tak hanya di Ibu Kota, aksi unjuk rasa juga serentak dilakukan sejumlah elemen masyarakat di Mapolda. Di Jawa Barat, Polda Jabar didemo oleh ratusan orang yang menamakan diri Masyarakat Tertindas Barat (Martin). 


Mereka juga membentangkan sejumlah spanduk, di antaranya yang bertuliskan, "Tangkap Jokowi" dan "Bawa Jokowi ke Pengadilan".


Spanduk-spanduk tersebut dibentangkan massa mayoritas emak-emak di tengah jalan hingga menutup separuh Jalan Soekarno-Hatta, tepat depan Mapolda Jabar.

 

Beralih ke Jawa Timur, tuntutan adili Jokowi juga digaungkan elemen mengatasnamakan Gerakan Arek Suroboyo di depan Polda Jatim, Jalan Ahmad Yani, Surabaya.

 

Dalam aksinya, mereka menuntut pengusutan tuntas dugaan kasus Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang diduga melibatkan Joko Widodo dan keluarganya.

 

"Teman-teman, saudara-saudara. Masyarakat ini kelaparan, tetapi mereka yang berkuasa malah merongrong dan merusak tatanan," teriak Koordinator aksi, Yusak dikutip dari Kantor Berita RMOLJatim.

 

Aksi serupa digelar sampai ke tingkat Kepolisian Resor Kota (Polresta) Malang Kota. Ratusan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Arek Ngalam (Aman) itu menuntut penegakan hukum tegas dalam mengadili Jokowi disertai berbagai spanduk bertuliskan "Adili Jokowi".

 

Bahkan demo "Adili Jokowi" merembet tidak hanya di Pulau Jawa, melainkan meluas hingga ke Pulau Sumatera.

 

Jelang sore, ratusan orang yang tergabung dalam Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Sumatera Utara berkumpul menggelar demo di Polda Sumut.

 

Sama seperti di daerah lain, mereka juga menuntut kepolisian segera menangkap dan mengadili Jokowi atas berbagai dugaan korupsi mantan kepala negara dua periode itu.

 

"Tangkap dan adili Joko Widodo," teriak massa sembari membentangkan spanduk bernada serupa. (*)


Sekelompok warga yang menamakan diri sebagai Perjuangan Wali Songo Indonesia (PWI) membongkar lima makam Wali Lima di Desa Guyung, Kecamatan Gerih, Kabupaten Ngawi, Minggu pagi (12/01/2025).(Foto: espos.id) 

 

NGAWI — Sekelompok warga yang menamakan diri Perjuangan Wali Songo Indonesia (PWI) membongkar lima makam Lima Orang Suci di Desa Guyung, Kecamatan Gerih, Kabupaten Ngawi. Pembongkaran ini dilakukan karena mereka menilai aktivitas di wilayah tersebut menyesatkan. Pasalnya, lima makam tersebut dianggap sebagai makam orang-orang suci palsu yang tidak jelas sejarahnya, Minggu pagi (12/1/2025)

 

Makam ini awalnya dibangun pada tahun 2009 oleh tokoh masyarakat setempat, Kyai Qosim (60 tahun), di atas tanah milik Arifin (40 tahun), warga setempat.

 

Sebelum dijadikan sebagai pemakaman, lahan tersebut digunakan untuk mencetak batu bata. Namun, sejak didirikan, pemakaman tersebut kerap diklaim sebagai tempat peristirahatan terakhir para leluhur dan tempat ziarah bagi warga dari luar daerah.

 

Sejumlah orang juga kerap berziarah ke makam tersebut pada hari Jumat Pahing untuk melakukan upacara istighosah. Banyaknya pengunjung yang datang membuat makam ini semakin terkenal.

 

PWI membongkar lima makam tersebut dengan peralatan sederhana seperti linggis. Pembongkaran makam yang masing-masing berukuran dua meter itu memakan waktu 30 menit. Proses pembongkaran makam tersebut dilakukan dengan pengawalan ketat dari aparat TNI-Polri untuk mengantisipasi potensi konflik.

 

Ketua RT setempat, Agus Supriyanto, menjelaskan bahwa makam tersebut memang sudah menjadi tempat ziarah selama 15 tahun terakhir. Namun, menurut Ketua Harian PWI Ngawi, Budi Cahyono, makam tersebut tidak berisi jenazah dan hanya dibuat oleh seseorang atas pengakuan gurunya.

 

“Makam itu jelas palsu, tidak ada jasadnya. Kalau dibiarkan, ini bisa menyesatkan sejarah,” ujar Budi.

 

Warga setempat mengaku pasrah dengan pembongkaran tersebut. Menurut Sunarsih, salah satu warga, makam tersebut memang sudah ada sejak lama, tetapi jika memang harus dibongkar, mereka tidak keberatan.

 

“Dulu tempat ini hanya digunakan untuk mencetak batu bata, jadi kami menerima saja kalau memang harus dibongkar,” ucapnya.

 

Sebelum pembongkaran dilakukan, PWI dan warga setempat telah mengadakan beberapa pertemuan untuk membahas keberadaan makam ini. Proses dialog ini menjadi langkah penting untuk mencegah potensi konflik dan memastikan kesepahaman bersama.

 

Dengan pembongkaran ini, diharapkan tidak ada lagi kesalahpahaman terkait sejarah dan budaya di kawasan tersebut. PWI berharap kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. (inilah)


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.