Ricuh demo (Era.id/SA) 

 

JAKARTA — Jurnalis ERA, SA, nyaris menjadi korban perampasan ponsel saat sedang meliput kericuhan demo di Jalan Asia-Afrika, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (28/8). Jurnalis ERA mengaku ponselnya sempat dirampas oleh polisi dan diminta menghapus video hasil laporan di tempat kericuhan.

 

Perampasan ponsel sekaligus permintaan untuk menghapus video itu dialami SA saat sedang memantau situasi demo yang berubah menjadi kericuhan di Jalan Asia-Afrika, Senayan. Ia mengaku kejadian ini bermula ketika dirinya merekam aksi saling serang antara polisi dan pedemo.

 

"Jadi tadi videoin ricuh, polisi saling serang sama massa di Jalan Asia-Afrika. Nggak lama di sisi sebelah kiri jalan, ada keramaian. Di lihat dari jauh, polisi nangkep satu massa. Massa itu digebukin," ujar SA.

 

Lalu, kata SA, ia yang berusaha mendekat dan ingin mengabadikan kejadian itu langsung dihampiri seorang polisi yang mengenakan pakaian preman. SA diminta tidak mendekat ke lokasi kejadian dan merekam insiden tersebut.

 

"Terus mau ngedeket, polisi pakaian preman langsung narik saya bilang ‘udah jangan video-video. Jangan ke sana (ngedekat)’," jelasnya sambil menirukan ucapan polisi tersebut.

 

Tidak berhenti sampai di situ saja, polisi berpakaian preman itu kemudian merangkul SA dan berusaha untuk merampas ponselnya. Namun SA berusaha melawan dengan menantang polisi itu untuk ikut bersamanya.

 

"Terus saya dirangkul, bilang ‘videonya hapus’. Hp saya dipegang mau diambil. Saya tahan terus bilang ‘kenapa nggak boleh? Itu yang lain videoin. Ayo ikut lihat siapa aja yang videoin’," tegasnya.

 

Pasca ditantang oleh SA, polisi berpakaian preman itu tidak berani melawan. Oknum itu memilih pergi dan melepaskan SA tanpa merampas ponsel miliknya.

 

"Abis itu dia pergi ngejauh tinggalin saya," pungkasnya.

 

Aksi saling serang ini diketahui terjadi di Jalan Asia-Afrika, Senayan, dekat dengan Mal Senayan City. Massa menyerang petugas dengan melempar batu, bambu, hingga molotov.

 

Tindakan itu melukai seorang polisi yang kemudian dibalas dengan lemparan batu dan bambu. Aksi saling serang yang berlangsung sebentar itu kemudian dilanjutkan dengan tembakkan kembang api ke arah polisi. 

 

Polisi lantas membalas tembakkan kembang api itu dengan water cannon dan gas air mata. ***

 

Label:

SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.