Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman/Ist
JAKARTA — Komisi I DPR RI saat ini tengah
mengkaji pembentukan Panitia Kerja (Panja) untuk menindaklanjuti kasus
mangkraknya ribuan perumahan prajurit muda TNI AD di era Jenderal TNI (Purn.)
Dudung Abdurachman sebagai Kepala Staf TNI AD (KSAD).
“Kita tunggu seperti apa, ya tunggu seperti apa. Kalau itu
simple ya enggak usah pakai pansus. Ya mungkin cukup tingkat panja. Karena itu
urusan komisi satu. Ya, begitu. Paling juga nanti melibatkan bagian anggaran
dan sebagainya,” kata Anggota Komisi I DPR Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin
kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Selasa 12 Agustus
2025.
Namun demikian, jika dalam perjalanannya Panja menemukan
hal-hal lain maka tidak menutup kemungkinan memerlukan Panitia Khusus (Pansus)
untuk menelusuri kasus tersebut.
“Kecuali ini merembet kemana-mana ya mungkin pansus menurut
hemat saya. Kita lihat lah nanti sesudah tanggal 15 (Agustus) kita diskusikan.
Dan kami terbuka lah pada saudara-saudara,” ujar Legislator PDIP ini.
Lebih jauh, TB Hasanuddin menyebut, apabila Komisi I
menghendaki pembentukan Panja maka pihak-pihak terkait akan diundang dalam
rapat bersama DPR.
“Panja juga bisa. Kita undang jika diperlukan. Kalau perlu ya
undang prajurit-prajurit yang kena,” jelas dia.
Bahkan, lanjut Legislator PDIP itu, pihaknya sangat siap jika
Komisi I DPR meninjau langsung lokasi Rumdin TNI AD yang mangkrak tersebut.
“Dan kalau perlu kami sudah siapkan untuk mendatangi
tempat-tempatnya. Saya sudah punya datanya. Di tempat saya sudah ada 8 titik.
Antara lain paling dekat di Purwakarta. Kemudian di Bekasi. Ada juga di Riau
dan sebagainya,” pungkasnya.
Sebelumnya, ribuan prajurit muda TNI Angkatan Darat dari
angkatan 2021–2023 dikabarkan tengah dalam situasi menjerit. Pasalnya, gaji
pokok mereka mengalami pemotongan hingga 80 persen untuk cicilan Kredit
Pemilikan Rumah (KPR) swakelola yang dikelola oleh Badan Pengelola Tabungan
Wajib Perumahan (BP TWP) TNI AD.
Program perumahan yang bersifat wajib ini merupakan gagasan
dari Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) periode 2021–2023, Jenderal Purnawirawan
Dudung Abdurachman.
Akibat potongan yang signifikan itu, banyak prajurit hanya
menerima sisa gaji bulanan berkisar antara Rp150 ribu hingga Rp300 ribu.
Kondisi finansial yang kritis tersebut memaksa mereka untuk
hidup sangat terbatas di barak militer, tidak lagi mampu memberikan dukungan
finansial kepada keluarga, bahkan terpaksa berutang di kantin untuk memenuhi
kebutuhan makan sehari-hari.
Roni dan Lukman, bukan nama sebenarnya adalah dua dari ribuan
prajurit lulusan tamtama yang diwajibkan untuk mengikuti program KPR swakelola
BP TWP.
Gaji pokok mereka yang seharusnya mencapai Rp3,6 juta per
bulan, kini hanya tersisa tidak lebih dari Rp300 ribu setelah dipotong untuk
angsuran rumah.
"Dulu bisa kirim ke orang tua Rp2 juta per bulan, sekarang
tidak bisa kirim sama sekali,” keluh Lukman sebagaimana dikutip IndonesiaLeaks
pada Mei 2025 lalu. (rmol)