Amien Rais/Ist
JAKARTA — Ketua Majelis Syuro Partai Ummat,
Amien Rais kembali angkat bicara soal dugaan ijazah palsu mantan presiden
Jokowi yang tak kunjung terungkap meski sudah berlangsung hampir empat tahun.
Amien mengatakan lambatnya penyelesaian kasus ini
mencerminkan lemahnya penegakan hukum di Indonesia.
"Kalau kita sedikit renungkan, ijazah palsu Jokowi yang
tidak selesai juga setelah empat tahunan, kita bangsa Indonesia harusnya merasa
malu," ujar Amien di X @realAmienRais (3/8/2025).
Amien juga menyinggung langkah Forum Diaspora Indonesia (FDI) yang belakangan membawa persoalan tersebut ke kancah internasional. Forum ini beranggotakan warga negara Indonesia yang tinggal di 25 negara.
"Di hari-hari terakhir bulan Juli yang lampau, ada heboh
baru tentang ijazah palsu Jokowi yang diangkat Forum Diaspora Indonesia,"
tuturnya.
FDI, kata Amien, menyuarakan keprihatinan terhadap penanganan
kasus ijazah Jokowi yang dinilai bertele-tele dan tak kunjung tuntas.
Bahkan, mereka menyurati seorang senator Amerika Serikat
bernama Alex Padilla.
"Forum ini mengatakan, kami para diaspora yang
berdomisili di luar negeri sangat prihatin dan kecewa dengan masalah sepele.
Untuk membuktikan keaslian ijazah seorang pejabat publik menjadi polemik besar
yang bertele-tele dan berlarut-larut," jelas Amien.
Senator Alex Padilla, lanjut Amien, merespons surat tersebut
dan menyatakan komitmennya untuk memantau kasus ini.
Dia juga mengkritisi praktik kriminalisasi terhadap para
aktivis yang memperjuangkan keadilan hukum di Indonesia.
"Saya ambil saja yang penting-penting, Alex berterima
kasih pada FDI atas permintaan untuk menyoroti dan mengikuti berbagai
pelanggaran dan penyalahgunaan kekuasaan," sebutnya.
"Pemerintah Indonesia melakukan kriminalisasi terhadap
aktivis yang menuntut tegaknya keadilan hukum," tambahnya.
Dalam pandangan Senator Padilla, kata Amien, kasus ijazah
palsu Jokowi adalah persoalan serius yang berpotensi melanggar hukum.
Ia juga menyinggung soal ketidaknetralan aparat penegak hukum
di tanah air.
"Karena Kepolisian berperilaku tidak netral, cenderung
berpihak pada bekas penguasa. Polisi seolah lupa bahwa tugas pokoknya adalah
menegakkan hukum dan memelihara keamanan nasional," imbuhnya.
Amien bilang, masuknya perhatian internasional dalam kasus
ini harus dijadikan sinyal kuat bahwa persoalan ijazah Jokowi tidak bisa
dianggap remeh.
"Begitu seorang senator Amerika sudah berkomitmen mengikuti penegakan hukum di Indonesia, maka internasionalisasi penegakan hukum, termasuk polisi harus netral, kita tidak boleh main-main dengan penyelesaian ijazah palsu Jokowi ini," kuncinya. (fajar)