Mahasiswa di Makassar menggelar aksi unjuk rasa. (Foto: Muhsin/Fajar) 
 

JAKARTA — Mantan relawan Ganjar Pranowo, Palti Hutabarat mengatakan, seruan mahasiswa agar Presiden Prabowo Subianto mencopot Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo memang layak.

 

Palti mengatakan, melihat Listyo sudah empat tahun menjabat sebagai orang nomor satu di Mabes Polri, pergantian menjadi hal yang sudah menjadi keharusan.

 

"Pergantian Kapolri itu sebenarnya keniscayaan. Tidak mungkin Kapolri dijabat satu orang seumur hidup atau lebih dari 5 tahun," ujar Palti kepada fajar.co.id, Selasa (1/7/2025).

 

Menurut Palti, regenerasi kepemimpinan perlu untuk membuat Polri lebih relevan dengan zamannya.

 

"Tidak terjebak pada satu sosok kepemimpinan di Kapolri," sebutnya.

 

Mengenai Kapolri yang sering disebut bagian dari geng Solo, Palti justru memandang pada sisi yang lain.

 

"Pergantian Bukan terkait kasus atau geng-geng apapun, tapi memang Polri harus melalui yang namanya Regenerasi Kepemimpinan sebagai Kapolri," Palti menuturkan.

 

Terlebih, saat ini Polri dinilai tidak transparan dalam proses penanganan kasus dugaan ijazah palsu mantan Presiden Jokowi.

 

"Apapun Alasannya, menurut saya regenerasi Kapolri sangat penting dilakukan," tegasnya.

 

Palti bilang, demi mengembalikan citra Polri, penyegaran serta terobosan baru bisa menjadi salah satu solusi nyata.

 

"Ini untuk penyegaran dan adanya terobosan-terobosan baru Polri untuk meningkatkan kinerja dan citranya di mata publik," kuncinya.

 

Sebelumnya diberitakan, di tengah eforia perayaan Hari Ulang Tahun Bhayangkara ke-79, sejumlah mahasiswa di kota Makassar justru melakukan aksi unjuk rasa.

 

Pantauan fajar.co.id, aksi unjuk rasa tersebut berlangsung di Jalan AP Pettarani, Kecamatan Rappocini, kota Makassar (depan gedung kantor DPRD kota Makassar), Selasa (1/7/2025).

 

Tidak tanggung-tanggung, materi unjuk rasa mahasiswa yang mengklaim dirinya dari Gerakan Aktivis Mahasiswa (GAM) itu meminta agar Kapolri, Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dievaluasi.

 

Akibat aksi unjuk rasa tersebut, arus lalulintas Jalan AP Pettarani menuju Jalan Sultan Alauddin terpantau mengalami kemacetan meskipun dikawal personel Polsek Rappocini.

 

Selain memblokade jalan, sejumlah mahasiswa tersebut juga membentangkan spanduk panjang bertuliskan tuntutan mereka.

 

"79 Tahun Bhayangkara, Mendesak Presiden Prabowo Copot Kapolri," tertulis pada spanduk yang mereka bentangkan.

 

Bukan tanpa alasan, sosok Listyo diyakini para mahasiswa masih merupakan kaki tangan mantan Presiden Jokowi.

 

Suasana sempat berubah menjadi panas, ketika mahasiswa mencoba menghentikan sebuah mobil tronton untuk dijadikan panggung orasi.

 

Dengan sigap, aparat Kepolisian yang berjaga di lokasi langsung melakukan upaya pencegahan. Adu mulut pun tidak terhindarkan.

 

La Ode Ikram Pratama, Panglima GAM Makassar, mengatakan bahwa aksi yang mereka gelar tersebut merupakan bentuk kekecewaannya terhadap kinerja Kapolri.

 

"Kepemimpinan Jenderal Listyo Sigit Prabowo masih bersifat prematur, sehingga masih banyak kegagalan institusional dalam tubuh kepolisian," kata Ikram.

 

Bukan hanya itu, Ikram juga mengungkap bahwa selama kepemimpinan Listyo, kepercayaan masyarakat terhadap Polri semakin merosot.

 

Sebagai contoh, sejumlah kasus besar ia anggap menurunkan citra Polri, seperti kasus suap Joko Tjandra yang melibatkan petinggi Bareskrim Polri, Ferdy Sambo, hingga kasus narkotika yang melibatkan perwira tinggi Polri.

 

"Apa capaian yang telah dilakukan Kapolri pada saat menjabat?," cetusnya.

 

"Pada dasarnya masyarakat membutuhkan kepolisian yang berintegritas dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas demi membangun kepolisian profesional," kuncinya. ***

 

Label:

SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.