Presiden Prabowo Subianto pada Kamis (9/1/2025), bertolak ke
Kuala Lumpur untuk bertemu Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim
JAKARTA — Perdana Menteri Malaysia
menghadapi demonstrasi besar-besaran dari rakyatnya di seluruh negeri. Sikap
Anwar dalam menghadapi demonstrasi ini sangat ramah. Ia bahkan mengungkapkan
perasaannya tentang protes tersebut dengan bahasa yang santun.
Berikut petikan tulisannya dikutip dari akun media sosial
resmi Anwar Ibrahim:
Saya rakamkan setinggi-tinggi penghargaan kepada semua
petugas pasukan keselamatan; dari polis, bomba, pasukan perubatan dan
sukarelawan yang telah bertugas dengan ketangkasan, disiplin dan dedikasi yang
tinggi menjamin keselamatan dan ketenteraman awam serta memastikan kelancaran
acara himpunan yang berlangsung hari ini.
Kepada saudara saudari yang hadir—sama ada yang menyuarakan
pandangan, menyatakan solidariti, mahupun yang datang dari jauh—saya ucapkan
selamat berpulang ke destinasi masing-masing. Semoga perjalanan kalian
dipermudah dan dilindungi.
Justeru, sebagai Perdana Menteri, saya kekal dan konsisten
berpegang pada prinsip yang demokratik yakni kebebasan bersuara dan menyatakan
kritikan. Kritikan dan perbedaan pandangan tidak seharusnya dilihat dari lensa
permusuhan, malah ia harus terus bercambah dan subur mekar menjadi denyut nadi
negara bangsa yang matang, progresif dan berdaulat. Yang penting, ia harus
berjalan dengan tertib, aman dan dalam semangat cintakan tanah air.
Prinsip yang sama telah kami semangati melalui Sesi
Pertanyaan Perdana Menteri (Prime Minister’s Question Time, PMQT) di Parlimen
di mana Ahli-ahli Parlimen bebas bertanyakan terus apa sahaja soalan,
mengangkat bangkangan kepada saya selaku Perdana Menteri secara terus. Mohon
kalian terus desak Ahli-ahli Parlimen untuk terus hadir dan aktif mengambil
bahagian di semua sesi, terutamanya sesi PMQT.
Lantas, saya undang semua untuk terus berdialog dan
berwacana, mencari titik temu, melakar serta membina negara ini bersama, tidak
sekadar di jalanan, tetapi bangkit telaah, menggapai dan menguasai
lapangan-lapangan baharu agar negara ini dilonjak ke depan secara mantap dan
bertenaga.
Dan andai kalian berkesempatan lagi di masa hadapan, jangan
lupa untuk kembali ke Kuala Lumpur. Mercu-mercu tanda bersejarah di sekitar ibu
kota, termasuk Bangunan Sultan Abdul Samad di Dataran Merdeka, kini sedang
dalam rencana pemuliharaan secara besar-besaran agar kita dapat tingkatkan
pelancongan dan mendukung ekonomi di sekitar ibu kota yang sarat nilai sejarah,
harapan dan semangat nasional, terutamanya bersempena Tahun Melawat Malaysia
2026 kelak dan pelbagai aktiviti menarik menanti, Insya-Allah.
Tulisan Anwar Ibrahim tersebut mendapat tanggapan positif
dari rakyat Malaysia yang mengikuti akun pribadinya. Bukan hanya warga
Malaysia, di Indonesia, sejumlah warganet +62 bahkan turut memuji sikap Perdana
Menteri Malaysia itu.
"Tidak pernah saya temukan ada Pemimpin seperti Anwar
Ibrahim walau didemo besar2an, didesak mundur. Tapi tetap santai, santun dan
menampakkan sisi intelektual dan kedewasaannya… Sukses DSAI…!," tulis
seorang dosen di Sulsel sembari membagikan tulisan Anwar Ibrahim
Ada pula netizen Indonesia yang membandingkan dengan sikap
Prabowo terkait demo Indonesia gelap.
"Seorang pemimpin tersenyum dan berkata: “Terima kasih,
selamat pulang, semoga dilindungi.” Salute!🫡 Di negeri lain, suara yang sama bisa disebut gaduh, bahkan
dianggap mengganggu kemajuan. Demokrasi bukan soal siapa yang kuat, tapi siapa
yang tetap tenang saat didebat," tulis warganet di X.
Seperti diketahui, baru-baru ini, Presiden Prabowo Subianto
menuding bahwa gerakan demonstrasi Indonesia Gelap dan Kabur Aja Dulu ada aktor
di belakangnya. Ia mengatakan bahwa para koruptor yang berada di balik gerakan
demonstrasi tersebut pada Minggu, (20/7/2025).
“Rakyat Indonesia menangkap siapa pemimpin yang benar dan
siapa yang tidak benar. Memang ada usaha tadi, memiliki teknologi, menggunakan
uang, menggunakan sosmed, membayar pakar-pakar, nyinyir, menghidupkan
pesimisme. Saya geleng-geleng kepala. Ada orang-orang yang berperan sebagai
orang pinter, berperan sebagai pemimpin, tetapi yang disebarkan adalah
pesimisme,” ujar Prabowo.
Prabowo mengatakan bahwa gerakan tersebut merupakan rekayasa.
Ia mengungkapkan bahwa selalu ada pihak yang ingin membuat Indonesia gaduh.
“Indonesia gelap, kabur aja deh. Kabur aja lu. Emang gampang
lu di situ, di luar negeri? Di mana lu? Lu dikejar-kejar di situ lu,” ujarnya.
Ia juga menyinggung bahwa gerakan itu merupakan aksi yang
didalangi oleh koruptor. Prabowo menegaskan Indonesia cerah dan tidak ada
kegelapan serta memiliki kekayaan yang besar.
Terkait pernyataan itu, Amnesty International Indonesia (AII)
mengkritik Presiden RI Prabowo Subianto yang menyebut gerakan masyarakat sipil
seperti demo Indonesia Gelap dan tagar #KaburAjaDulu direkayasa dan dibiayai
koruptor.
Amnesty menilai langkah Prabowo itu mirip dengan yang kerap dilakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendegradasi kebebasan berekspresi untuk menyuarakan hak. Menurut Amnesty pernyataan dari kepala negara cum kepala pemerintahan RI itu adalah klaim yang tak berdasar. Amnesty mengatakan pernyataan tersebut merupakan bentuk delegitimasi terhadap gerakan masyarakat sipil.
"Pernyataan Presiden tersebut jelas merupakan bentuk
serangan terhadap kebebasan berekspresi dan hak warga sipil untuk menyuarakan
protes yang sah dan damai," ujar Deputi Direktur Amnesty International
Indonesia Wirya Adiwena melalui keterangan tertulisnya, pada Senin (21/7/2025).
"Ini adalah upaya untuk mendelegitimasi gerakan
masyarakat sipil dengan melontarkan klaim yang tidak berdasar ke publik luas.
Apa yang dikatakan oleh Prabowo tersebut tidak didasarkan pada bukti-bukti yang
bisa dipertanggungjawabkan," imbuhnya.
Dia juga bilang, "Taktik seperti ini mirip seperti yang
dilakukan oleh Presiden Donald Trump di Amerika Serikat, yang sering kali
menyebarkan informasi yang tidak benar tentang pencari suaka dan kelompok
migran untuk mendelegitimasi hak-hak mereka."
Dalam catatan Amnesty International Indonesia, apa yang
disampaikan Prabowo akhir pekan lalu bukan kali menyudutkan suara-suara kritis
dari masyarakat.
"Sebelumnya Prabowo juga menyerang kredibilitas Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) dengan tuduhan membawa kepentingan asing dan misi adu
domba saat masyarakat sipil mengawasi jalannya pemerintahan," katanya.
Menurut pihaknya, Alih-alih mendengar dan menanggapi
substansi kritik dari rakyat, Prabowo selaku presiden justru memilih menyerang
motif dan kredibilitas para pengkritiknya.
"Sikap presiden yang terus-menerus mengarahkan tudingan
kepada LSM, aktivis, dan gerakan sipil justru dapat mendelegitimasi kritik dan
keresahan masyarakat atas kondisi sosial dan kebijakan pemerintah," ucap
Wirya.
"Ini menciptakan narasi yang berbahaya, seolah-olah
siapa pun yang mengkritik negara adalah musuh, antek asing, atau kaki tangan
koruptor. Ini adalah retorika khas rezim otoriter yang takut pada transparansi
dan pertanggungjawaban publik," sambungnya.
Atas dasar itu, Amnesty International Indonesia meminta Prabowo untuk berhenti melontarkan klaim yang tidak berdasar merespons gerakan masyarakat sipil, serta menjamin dan membuka seluas-luasnya akses masyarakat untuk menyampaikan kritik secara sah dan damai di Indonesia. (fajar)