Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Basuki Hadimuljono
di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa
(21/1/2025).(Foto: Inilah.com/Vonita Betalia)
JAKARTA — Kepala OIKN Basuki Hadimuljono
dimintai keterangan terkait isu yang beredar di media sosial perihal maraknya
pekerja seks komersial (PSK) yang beroperasi di kawasan Ibu Kota Negara (IKN),
Kalimantan Timur.
Ia menegaskan bahwa wilayah kerjanya terbebas dari segala
penyakit sosial (pekat). Meski masih marak di media sosial, hal itu disebabkan
oleh beberapa pihak tidak bertanggung jawab yang sengaja mengunggah ulang
konten lama.
"Saya kira kalau informasi itu adalah yang diulang.
Informasi yang dulu itu di recycle informasinya itu sekarang sudah tidak ada
sama sekali sudah nggak ada itu di recycle dulu ada online," ucap Basuki
saat rapat bersama Komisi II DPR RI, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa
(8/7/2025).
Selain itu, dia juga mengatakan bahwa aktivitas sambung ayam
di IKN juga sudah tak ada. Dia menyebut sebanyak delapan warung diduga sebagai
tempat sabung ayam telah dirobohkan.
"Insya Allah tidak ada pak sambung ayam juga nggak, ada
memang itu bersama APH semenjak Ramadan kemarin masih ada. Ada 8 warung
remang-remang sudah kami robohkan," tegas dia.
Jawaban dari Basuki ditujukan kepada anggota Komisi II DPR RI
dari Fraksi PKB, Muhammad Khozin, yang mengungkit lagi isu tersebut.
"Terkait dengan PSK, atau pekerja seks komersial kenapa
ini menjadi penting. Jangan sampai kemudian istri-istri ASN yang ada di sana
itu khawatir semua pak," ujar Khozin saat rapat.
Dia mengatakan, adanya isu tersebut dapat mengganggu
produktivitas kerja. Khozin mengatakan agar pemerintah daerah memberikan
regulasi pengawasan di IKN.
"Terkait dengan penertiban Perda mumpung ada Kemendagri
mungkin dikasih semacam diskresi tambahan tidak hanya monitoring ketika siang,
tapi malam juga ada aktivitas yang dilindungi jangan sampai kemudian tempat
episentrum ketatanegaraan kita nanti sudah banyak kemaksiatan di sana dan
orang-orangnya juga tidak maksimal," ucapnya. (inilah)