Mantan Presiden ke-7 Joko Widodo saat hadir di acara reuni
angkatan 80 Fakultas Kehutanan UGM/Net
JAKARTA — Reuni alumni Fakultas Kehutanan
Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan '80 yang turut dihadiri mantan Presiden
ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo atau yang lebih dikenal dengan Jokowi
dinilai bagai drama dan sinetron belaka.
Demikian disampaikan Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi
menanggapi kehadiran Jokowi di acara reuni alumni Fakultas Kehutanan UGM,
Sabtu, 26 Juli 2025.
"Reuni ala Jokowi yang diklaim bersama angkatan 80
alumni UGM terlihat seperti sandiwara dan sinetron belaka. Rakyat semakin
mencibir dengan kejujuran Joko Widodo. Dia mencoba bela diri sebagai alumni UGM
dengan alumni tersebut. Tetapi rakyat semakin tidak percaya cara bela dirinya
itu," kata Muslim kepada RMOL, Minggu, 27 Juli 2025.
Menurut Muslim, rakyat tidak membutuhkan pengakuan
orang-orang yang hadir di acara dimaksud. Yang dibutuhkan rakyat adalah Jokowi
menunjukkan ijazah aslinya.
"Orang-orang berkaos biru dan bertopi merah yang klaim
sebagai angkatan 80 ada di mana di saat Relagama (Reuni lintas angkatan UGM)
lakukan protes ke Jokowi dan UGM di kampus Bulak Sumur beberapa waktu lalu?
Kalaulah benar mereka bersama Jokowi tahun 80, kenapa tidak muncul?" heran
Muslim.
Muslim menilai, karena Jokowi tidak dapat menunjukkan ke
publik keaslian ijazahnya, maka acara reuni angkatan 80 UGM semakin tidak
dipercaya publik.
"Publik pasti bilang, diminta tunjukkan ijazah aslinya
malah reuni angkatan 80-an yang dibawa. Argumen sosiologis dan mencoba
membangun legitimasi sosial yang nggak nyambung alias jaka sembung bawa golok.
Publik minta apa Jokowi bawa apa," tegas Muslim.
"Bisa jadi acara reuni itu akibat Jokowi frustasi karena
tidak menemukan alat bukti yang sah dan legal apa pun atas klaim dirinya
bersekolah dengan ijazah asli yang dimilikinya. Atau bisa jadi, Jokowi telah
kehabisan alat bukti karena tidak sanggup membuktikan ijazah aslinya,"
sambung Muslim menutup. (rmol)