Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi/Net
JAKARTA — Pemecatan politikus Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Beathor Suryadi dari jabatannya di Badan
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (BP Taskin) dinilai makin mengukuhkan
kepalsuan ijazah mantan Presiden ke-7 Joko Widodo alias Jokowi.
Hal itu disampaikan Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi
menanggapi pemecatan Beathor Suryadi dari jabatan staf ahli di BP Taskin usai
mengungkap ijazah Jokowi berasal dari Pasar Pramuka.
"Pemecatan terhadap Beathor Suryadi dari jabatannya
semakin menegaskan tentang kepalsuan ijazah Joko Widodo," kata Muslim
kepada Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL, Minggu, 6 Juli 2025.
Beathor yang juga pernah menjabat staf Kantor Staf
Kepresidenan (KSP) era Jokowi itu, kata Muslim, secara gamblang dan terus
terang membuka soal ijazah Palsu Jokowi yang diduga diproduksi di Pasar Pojok
Pramuka.
"Sebutan Pasar Pojok Pramuka itu kini viral dengan
julukan Universitas Pasar Pramuka (UPP). Sebutan candaan di antara para
aktivis, netizen dan emak-emak militan. Beathor menyeret nama Paiman Raharjo,
mantan Wamendes Jokowi itu karena sepak terjang dia dalam bisnis foto copy dan
jasa pengetikannya," jelas Muslim.
Muslim menilai, meski Paiman yang bergelar profesor itu
mengklaim telah menutup usaha itu sejak 2002 atau 2003, tetapi mantan anggota
Badan Intelijen Negara (BIN) Kolonel (Purn) Sri Radjasa Chandra menyebut bahwa
sampai 2017 usaha Paiman Raharjo masih jalan.
"Artinya klaim Paiman itu sudah tutup sejak 2002 itu
terbantahkan. Temuan Beathor Suryadi ini, teman-teman aktivis memanggilnya Thor
itu seharusnya mendorong Polri untuk segera mengusut kasus ijazah palsu Jokowi
semakin cepat dan tegas. Dan segera menetapkan tersangkanya, pemilik ijazah
palsu itu," tegas Muslim menutup. (**)