Pendiri Microsoft Bill Gates memberikan pujian kepada Pemerintah Indonesia atas kontribusi dalam sektor kesehatan  

 

JAKARTA — Indonesia sekarang menjadi lokasi utama untuk pengembangan vaksin baru melawan tuberkulosis (TB), penyakit menular mematikan yang masih menjadi ancaman utama di negara ini.

 

Vaksin tersebut disebut M72/AS01E, atau lebih tepatnya M72, dan dikembangkan oleh perusahaan farmasi global GlaxoSmithKline (GSK) bekerja sama dengan berbagai tim ilmiah dan didanai oleh Bill & Melinda Gates Foundation.

 

Praktisi Ilmu Kesehatan, Valisa, melalui akun pribadinya di X, @valisaa, memaparkan mengenai Vaksin M72.

 

Apa Itu Vaksin M72?

 

Vaksin M72 bekerja layaknya pelatih bagi sistem kekebalan tubuh. Tujuannya adalah mengajarkan tubuh cara mengenali dan menghancurkan bakteri penyebab TBC, yakni Mycobacterium tuberculosis. Vaksin ini terdiri dari dua komponen utama:

 

1.Protein khusus dari bakteri TBC yang berfungsi seperti “kode rahasia” untuk memberi sinyal pada sistem imun.

 

2.Booster atau adjuvan AS01E yang berfungsi memperkuat respon imun agar lebih agresif terhadap ancaman bakteri TBC.

 

Pemberian vaksin dilakukan sebanyak dua kali, dengan jeda satu bulan antar suntikan. Setelah vaksinasi, tubuh diharapkan membentuk “pasukan imun” berupa antibodi dan sel T yang siap menyerang bila bakteri TBC memasuki tubuh.

 

Mengapa Penting untuk Indonesia?

 

Indonesia merupakan negara dengan beban TBC tertinggi kedua di dunia. Setiap tahunnya, diperkirakan ada lebih dari satu juta kasus baru TBC di Indonesia dan ratusan ribu kematian akibat penyakit ini. Penularan utamanya terjadi melalui udara, terutama dari orang yang batuk atau bersin tanpa menutup mulut.

 

M72 dirancang untuk melindungi kelompok yang membawa bakteri TBC dalam tubuh mereka namun belum menunjukkan gejala penyakit — kondisi ini disebut infeksi laten. Vaksin ini diharapkan dapat mencegah infeksi laten berkembang menjadi TBC aktif, yang lebih sulit ditangani dan menular.

 

Uji Klinis Fase 3: Melibatkan 20.000 Partisipan

 

Saat ini, M72 sedang menjalani uji klinis tahap akhir atau fase 3, yang melibatkan sekitar 20.000 orang dari tujuh negara, termasuk Indonesia, Afrika Selatan, dan Vietnam. Di Indonesia sendiri, ada lebih dari 2.000 relawan yang berpartisipasi, terdiri dari remaja usia 15–17 tahun dan dewasa usia 18–44 tahun.

 

Beberapa lembaga penelitian terlibat dalam uji klinis ini, termasuk Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjadjaran (Unpad), dan RSUP Persahabatan Jakarta.

 

Penelitian ini fokus pada tiga hal utama:

 

• Keamanan vaksin: Apakah vaksin menimbulkan efek samping berbahaya?

• Efikasi vaksin: Seberapa efektif vaksin dalam mencegah TBC aktif?

• Respon imun: Apakah tubuh benar-benar menghasilkan kekebalan yang cukup?

 

Hasil Awal Menjanjikan

 

Berdasarkan uji klinis fase 2b sebelumnya, vaksin M72 terbukti mampu mengurangi risiko TBC hingga 50-54% selama tiga tahun pada individu dengan infeksi laten. Efek samping yang muncul pun tergolong ringan, seperti nyeri di area suntikan, demam ringan, pusing, kelelahan, atau gatal.

 

Uji klinis fase 3 ini diperkirakan selesai pada akhir tahun 2028. Jika hasilnya memuaskan dan dinyatakan aman oleh regulator, M72 bisa mulai digunakan secara luas pada 2029.

 

Keamanan Uji Klinis Terjamin

 

Pelaksanaan uji klinis di Indonesia diawasi ketat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta mengikuti standar internasional Good Clinical Practice (GCP). Setiap peserta wajib menandatangani informed consent setelah mendapatkan penjelasan lengkap mengenai manfaat dan risiko vaksin.

 

Pengawasan juga dilakukan secara langsung, termasuk melalui rekaman kamera dan tim medis yang siaga menangani kejadian ikutan. Bila ditemukan efek samping serius, uji coba dapat dihentikan sewaktu-waktu.

 

Manfaat Besar Jika Sukses

 

Jika vaksin M72 lolos semua tahap uji klinis, beberapa keuntungan yang dapat diraih antara lain:

• Melindungi orang dewasa dari TBC, yang selama ini belum mendapatkan perlindungan dari vaksin BCG.

• Menurunkan angka kasus TBC secara signifikan, terutama di negara berisiko tinggi seperti Indonesia.

• Membantu dunia mencapai target nol TBC pada 2030.

• Mendorong Indonesia sebagai pusat produksi vaksin regional melalui kerja sama dengan Bio Farma.

 

Kenapa Kantor Gates Foundation di Singapura, Bukan Indonesia?

 

Meski Indonesia menjadi fokus proyek, Gates Foundation baru saja membuka kantor regionalnya di Singapura.

 

Alasannya meliputi:

• Infrastruktur dan hukum bisnis yang stabil dan efisien.

• Letak strategis sebagai pusat kegiatan regional Asia Tenggara.

• Netralitas politik yang penting untuk proyek internasional berskala besar.

 

Namun, kehadiran kantor di Singapura bukan berarti Indonesia diabaikan. Justru, keterlibatan langsung Bill Gates dalam proyek TBC di Indonesia menunjukkan komitmen yang serius.

 

Tips Penting untuk Masyarakat

1.Cek sumber resmi: Cari informasi tentang vaksin TBC di situs Kemenkes, BPOM, atau WHO.

2.Tanya langsung: Jika di daerah Anda ada uji coba vaksin, tanyakan semua informasi ke panitia atau tenaga medis.

3.Tetap kritis: Jangan mudah percaya kabar di media sosial tanpa verifikasi fakta. (fajar)


Label:
This is the most recent post.
Posting Lama

SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.