Beathor Suryadi
JAKARTA — Polemik terkait ijazah mantan Presiden
Joko Widodo kembali mencuat. Kali ini nama Pasar Pramuka menjadi sorotan.
Pasalnya, ada pernyataan dari politikus senior PDI Perjuangan, Beathor Suryadi,
terkait kasus tersebut.
Kata dia, Andi Widjajanto—mantan Gubernur Lemhannas sekaligus
tokoh PDIP—disebut melihat langsung dokumen ijazah Jokowi yang diduga palsu.
Beathor mengatakan, Andi melihat sendiri dokumen tersebut
saat Jokowi mencalonkan diri sebagai presiden pada Pemilu 2014. Namun,
menurutnya, ijazah tersebut merupakan cetakan ulang yang dibuat pada 2012 saat
Jokowi mendaftar sebagai calon gubernur DKI Jakarta.
“Andi belum sadar kalau yang ia lihat itu cetakan 2012. Itu
digunakan untuk keperluan Pilgub DKI,” ujar Beathor.
Beathor juga menuding proses pencetakan ijazah dilakukan
secara diam-diam di kawasan Pasar Pramuka, Jakarta Pusat, oleh tim relawan
Jokowi yang berasal dari Solo.
Ia menyebut sejumlah nama seperti David, Anggit, dan Widodo,
serta kolaborator dari PDIP DKI, termasuk Dani Iskandar dan Indra.
“Dokumen itu disusun buru-buru di rumah Jalan Cikini No. 69,
Menteng. Semua strategi disiapkan di sana,” katanya, melansir laman msn dari
Seputar Cibubur, Rabu (18/6/2025).
Widodo disebut-sebut sebagai tokoh kunci dalam proses
pencetakan, namun menurut Beathor, ia telah menghilang sejak isu buku
kontroversial karya Bambang Tri tentang ijazah Jokowi mengemuka.
Yang mengejutkan, kata Beathor, adalah reaksi Andi Widjajanto
ketika melihat foto di berbagai ijazah Jokowi yang terlihat identik.
“Seharusnya tiap jenjang pendidikan memakai foto berbeda. Ini
justru sama semua,” katanya.
Beathor menantang Andi Widjajanto untuk angkat bicara demi
meluruskan sejarah. Jika benar ada manipulasi dokumen, ia menilai UGM sebagai
almamater Jokowi harus mengambil sikap moral, dan Bareskrim Polri perlu segera melakukan
penyelidikan. (fajar)