Hercules di kediaman Jokowi di Solo
JAKARTA — Sebuah unggahan akun X
@MurtadhaOne1 memberikan pernyataan terkait situasi tegang antara Prarujit TNI
dengan para preman. Lewat cuitannya, akun @MurtadhaOne1 menyinggung kejadian
sebelumnya yang melibatkan anggota DPR yang dianggap melakukan penghinaan.
Anggota DPR yang dianggap melakukan penghinaan terhadap
anggota TNI itu kemudian terus ditanggapi dengan murkanya para prajurit.
“Dulu ada ucapan anggota DPR yg dianggap menghina, prajurit
TNI pada murka,” tulisnya dikutip Kamis (1/5/2025).
Ia pun menyindir situasi saat ini, dimana para prajurit TNI
yang memilih dian saat ada hinaan.
“Sekarang ada preman menghina, prajurit TNI diam aja?,”
ujarnya.
Diketahui, ramai ramai anggota TNI dari berbagai kesatuan
kecewa dan marah atas ucapan Anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon yang
menyebut TNI sebagai gerombolan.
Ucapan politisi gaek PDIP ini diucapkan saat rapat dengar
pendapat Komisi I dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa pekan lalu.
Berikut sedikit pernyataan Effendi Simbolon yang menyebut TNI
sebagai gerombolan melebihi ormas:
“Tapi ada apa di TNI ini perlu, gitu. Kalau perlu, setelah
kita pembahasan anggaran, kita jadwalkan nanti malam, ya, kita hadirkan Kepala
Staf Angkatan Darat, hadirkan Panglima TNI, kepala staf, untuk membahas, kami
banyak sekali ini temuan-temuan ini, yang insubordinary, disharmoni,
ketidakpatuhan. Ini TNI kayak gerombolan ini, lebih-lebih ormas jadinya. Tidak
ada kepatuhan.”
Effendi Simbolon diminta untuk meminta maaf secara terbuka
kepada TNI atas pernyataannya itu. Tagar Effendi Simbolon juga menjadi trending
di Twitter.
“Hi Effendi Simbolon Anggota Dewan Komisi I DPR RI, saya
Kopral tidak terima TNI dibilang seperti gerombolan. Saya minta kamu segera
minta maaf secara terbuka kepada TNI. Kalau kamu tidak minta maaf sampai di
mana pun kamu akan saya cari sampai di ujung dunia. Nih Kopral Dua Arif,”
berikut salah satu penyataan anggota TNI yang mengaku berpangkat Kopral Dua.
Selain video tersebut, ada lagi video dari kesatuan TNI yang
berbeda. Mereka turut mengecam pernyataan Effendi Simbolon dan menuntut
permintaan maaf.
“Saya Brigadir Ruslan Effendy Komandan Korem 043 Garuda Hitam
menyatakan tidak terima dan mengutuk keras ucapan Effendi Simbolon yang
mengatakan bahwa TNI kaya gerombolan dan lebih-lebih ormas. Terlebih lagi
menyatakan pimpinan TNI tidak harmonis. Kau mau mengadu domba internal TNI atau
ingin menyeret kami ke ranah politik,” ucap Komandan Korem 043 Garuda Hitam
Brigadir TNI Ruslan Effendy dalam sebuah video yang beredar.
Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen Hamim
Tohari menegaskan tidak ada instruksi atau perintah apa pun yang disampaikan
pimpinan untuk para prajurit membuat video semacam itu.
”Saya sampaikan bahwa organisasi atau pimpinan TNI AD tidak
pernah mengeluarkan instruksi atau perintah untuk melakukan hal tersebut,” ujar
Hamim.
Ia menduga hal itu dilakukan para prajurit sebagai reaksi
spontan mereka atas pernyataan Effendi Simbolon yang dinilai merendahkan TNI
sebagai sebuah institusi.
Jika benar demikian, ia menilai hal itu sah-sah saja
dilakukan. Terlebih saat ini siapa pun dapat menyampaikan apa pun yang
dirasakannya ke sejumlah platform media sosial.
”Mungkin saja itu terjadi sebagai reaksi spontan, bukan cuma
dari prajurit, bahkan dari masyarakat juga, atas pernyataan seorang tokoh di
ruang publik yang dianggap memancing kegaduhan,” kata Hamim.
”Saat ini siapa pun bisa menyampaikan dan mengakses apa pun melalui medsos,” pungkasnya.
Ketua Umum DPP Gerakan Muda Penerus Perjuangan Kemerdekaan
(GMPPK) Bernard D. Namang laporkan Anggota Komisi I Effendi Simbolon ke MKD DPR
karena sebut TNI gerombolan, Selasa (13/9/2022).
Politikus PDIP itu dilaporkan karena dinilai tak etis usai
menyebut TNI sebagai gerombolan dalam rapat dengar pendapat Komisi I dengan
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa pekan lalu.
“Miris pernyataan dari Bapak Effendi Simbolon pada saat
tanggal 5 September dengan Panglima TNI. Salah satu kata yang kalimat yang
tidak enak didengar, membias, tentang TNI kayak gerombolan,” kata Bernard di
MKD DPR.
Bernard melanjutkan, pernyataan Effendi telah menyakiti
berbagai lapisan TNI termasuk yang berjuang di perbatasan.
Semoga secepatnya Pak Effendi bisa minta maaf.
“Kasihan mereka-mereka yang menjaga perbatasan ini seperti di
Papua, NTT, Kalimantan, Aceh, kalau mereka mungkin kita tahu. Zaman gadget ini,
kan, di pelosok mana aja bisa mengakses dan ini sudah viral. Kalau sampai
dinyatakan kayak gerombolan begitu, kan, sangat miris, dengarnya juga enggak
enak,” ujar Bernard
Sebelumnya, Gatot Nurmatyo marah hingga murka karena ulah
dari Ketua Umum GRIB Jaya, Hercules Rozario.
Hercules disebut melemparkan hinaan ke Jendral TNI (purn)
Sutiyoso dengan menyebutnya sudah bau tanah.
Gatot menegaskan kemarahannya terhadap sikap Hercules yang
dianggap tidak sopan dan seenaknya dalam berbicara.
"Ingat kau dulu, kok kau ngomong seenaknya kayak gitu.
Tidak sopan, sudah jadi raja kau?" ujar Gatot
Gatot bahkan menyebut Hercules sebagai preman yang memakai
seragam ormas, dan menantangnya untuk membuktikan bahwa dirinya layak disebut
pejuang rakyat.
"Kamu itu kan preman memakai pakaian ormas. Saya bisa
buktikan kau itu preman," jelasnya.
Banyak yang dikatakan oleh Gatot, namun ia sangat menyoroti
tajam hinaan yang ditujukan ke dirinya dan Presiden Prabowo Subianto. Ia
mengecam keras Hercules yang sempat menyebut Prabowo "bau tanah".
"Kau juga menghina presiden saya, Jenderal Prabowo, kau
bilang bau tanah. Saya juga bau tanah! Yang sopan bicara!" ujarnya.
Dengan tegas ia mengatakan bahwa semua TNI akan menjadi
purnawirawan dan bahwa mereka layak dihormati, karena telah berdarah-darah
membela bangsa.
"Pak Sutiyoso itu purnawirawan bintang tiga loh.
Termasuk saya juga di Timor-Timur. Kita berdarah-darah!," tandasnya.
Gatot mengingatkan, jika negara dikuasai oleh preman, maka
kehancuran akan tak terelakkan.
"Kalau negara sudah dikuasai preman, kehancuran akan terjadi. Mana ada preman yang cinta rakyat? Gak ada. Di negara ini tidak boleh ada preman, dan itu harus diberantas!," terangnya. (fajar)