Pendakwah Ustaz Muhammad Yahya Waloni/Ist
JAKARTA — Setelah meninggal dunia saat
menyampaikan khotbah Jumat kemarin, Ustaz Yahya Waloni kembali menjadi sorotan
publik pada potongan ceramahnya tahun lalu viral di media sosial.
Dalam khotbah yang penuh kekuatan ini, ia menyampaikan kritik
keras terhadap kondisi umat Islam dan para pemimpin nasional yang ia sebut
sebagai orang-orang munafik agama.
Ustaz Yahya menyampaikan kekecewaannya terkait lunturnya
semangat perjuangan dalam dakwah Islam.
Ia mengatakan, banyak tokoh yang dulunya berada di garda
terdepan, kini memilih bungkam dan takut bersuara.
"Saya juga melihat bahwa kawan-kawan kita semua ini
semakin hari Islam ini semakin hancur. Coba perhatikan, tadinya kami di baris
terdepan dalam perjuangan dakwah ini ndak ada satupun, harap kepada siapa,
semuanya pada tiarap, semua pada takut," ujar Yahya dikutip pada Minggu
(8/6/2025).
Ia pun mengisyaratkan kesedihannya menyaksikan wafatnya para
tokoh agama satu per satu, termasuk Habib Hasan Assegaf dan istri dari Habib
Rizieq Shihab.
Tak segan, ia menyatakan bahwa dirinya juga siap jika
sewaktu-waktu menyusul mereka.
"Jangan-jangan nanti insyaallah tahun depan ndak ada
lagi nama saya, sudah kembali ke Rahmatullah. Itu yang saya tunggu-tunggu, lama
sekali ya Allah. Lama sekali kau panggil saya mati," katanya dengan suara
bergetar.
Yahya mengaku istrinya sampai menegurnya karena sering
mendoakan kematian dalam doanya.
Namun, ia menegaskan bahwa kondisi bangsa, khususnya dominasi
pemimpin yang menurutnya munafik terhadap ajaran Islam, membuatnya merasa lebih
baik mati.
"Menangis saya, dalam doa itu menangis, mengapa bangsa
yang mayoritas Islam ini tapi dari atas, pemimpin, sampai pejabat yang ada di
pedesaan munafik terhadap agama ini. Ya Allah lebih baik mati daripada melihat
ini," tegasnya.
Ia juga menyentil para tokoh politik dan aktivis yang dinilai
tak mampu menghadapi satu sosok yang dianggap sebagai simbol kekuasaan.
Dalam konteks ini, ia menyebut nama Presiden Joko Widodo
secara tidak langsung.
"Bukan karena Jokowi yang kuat, siapa? Dosa kita semua.
Terlalu banyak orang munafik. Saya curiga jangan-jangan pejabat kita ini 80
persen adalah golongan munafik," ungkapnya, tajam.
Ustaz Yahya bahkan menyebut nama Haikal Hasan sebagai contoh
tokoh yang menurutnya telah berkhianat terhadap perjuangan dakwah.
Ia juga menyinggung tentang ustaz atau kiai yang bisa
dibungkam dengan uang.
"Kiyai, Ustaz, disorong Rp1 miliar, Rp3 miliar, contoh
itu yang mulutnya bicara sampai berbusa-busa, dulu di barisan kita itu. Haikal
Hasan itu," tukasnya.
Ia menantang mereka yang tidak terima dengan ucapannya untuk
menemuinya langsung.
"Kalau pengkhianat tetap pengkhianat, pengikut Haikal
Hasan, tunggu saya pulang, cegat saya di jalan,” ucapnya.
Yahya juga menegaskan bahwa dirinya tidak pernah ciut meski
sempat dipenjara.
"Woi ciut bagaimana kawan? Justru saya tambah radikal.
Sekali harimau, tetap harimau. Nggak pernah jadi kucing. Nggak pernah jadi
penjilat. Ular kepala dua. Inilah cara yahudi,” katanya, lantang.
Di akhir ceramahnya, ia menegaskan bahwa ia lebih memilih
menghadapi musuh terang-terangan daripada pengkhianat yang menikam dari
belakang.
"Lebih baik menghadapi seribu pembunuh daripada
menghadapi satu pengkhianat,” kuncinya. (fajar)