Mantan Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden Republik Indonesia,
Ali Mochtar Ngabalin bersilaturahmi ke kediaman Joko Widodo di Solo, Jawa
Tengah/Ist
JAKARTA — Mantan relawan Ganjar Pranowo,
Palti Hutabarat, tak sependapat dengan pernyataan Ali Mochtar Ngabalin yang
menyebut Jokowi adalah sosok yang alim.
Ia mengatakan cuitan Ngabalin tentang Jokowi sangat bertolak
belakang dengan apa yang disaksikan publik.
"Jokowi bukan orang soleh. Buktinya mengubah konstitusi
untuk Gibran," ujar Palti kepada fajar.co.id, Sabtu (29/6/2025).
Bukan tanpa alasan, Palti menyinggung proses yang dilalui
Gibran Rakabuming Raka hingga terpilih menjadi Wakil Presiden mendampingi
Prabowo Subianto.
Bukan hanya menggelar karpet merah untuk Gibran, kata Palti,
namun Jokowi juga memberikan jalan untuk Kaesang Pangarep agar bisa masuk ke
arena politik nasional.
"Hampir berhasil mengubah UU demi Kaesang, ekonomi
Indonesia sulit setelah lengser, dan merecoki pemerintahan Prabowo,"
cetusnya.
Mengenai penegasan Ngabalin soal semua orang salut terhadap
Jokowi, Palti juga memberikan bantahan menohok.
"Tidak semua orang salut sama Jokowi," tandasnya.
Palti bilang, mereka yang salut terhadap Presiden dua periode
itu hanya karena belum sadar terkait kerusakan kerusakan yang diperbuatnya
selama memerintah.
"Kecuali mereka yang masih berhalusinasi dan belum sadar
rusaknya negara saat ini karena keluarga Jokowi," kuncinya.
Sebelumnya, mantan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden
(KSP), Ali Mochtar Ngabalin, kembali angkat bicara terkait isu dugaan ijazah
palsu yang menyeret nama mantan Presiden Jokowi.
Ngabalin menegaskan bahwa Jokowi merupakan sosok yang sabar
dan bijaksana dalam menghadapi fitnah.
"Orang baik, orang soleh tetap teduh dan sabar,"
ujar Ngabalin di X @AliNgabalinNew (29/6/2025).
Ngabalin mengungkapkan bahwa Jokowi pernah berpesan padanya
untuk mengedepankan sikap memaafkan dibanding memusuhi. Pesan itu kembali ia
sampaikan saat berada di Solo baru-baru ini.
“Kalau bisa dimaafkan, kenapa harus dimusuhi? Katanya
begitu,” tutur Ngabalin menirukan pesan Jokowi.
Meski demikian, ia juga mengingatkan bahwa ada saatnya ketegasan
perlu diambil demi menjaga tatanan budaya dan etika bangsa.
“Katanya ada waktunya memberikan pelajaran dan ketegasan agar
orang itu tidak dengan gampang dan mudah memfitnah serta merusak tatanan budaya
dan toto kromo yang sudah ada sejak leluhur kita. Ini juga menjadi pelajaran
bagi yang lain di masa depan,” imbuh Ngabalin.
Lebih jauh, Ngabalin melayangkan pujian terhadap Presiden
ke-7 RI itu. Ia menilai Jokowi sebagai pemimpin yang luar biasa dalam sejarah
republik.
“Pantas semua orang salut sama dirimu, Pak. Seluruh rakyat
Indonesia sayang denganmu. Sejarah republik ini baru punya pemimpin seperti
dirimu, Bapak,” tandasnya.
Ngabalin bilang, salam hormat patut diberikan untuk Jokowi
dan para alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) harus tetap rukun.
“Salam sehat selalu untukmu, Yang Mulia Presiden ke-7 Ir. H. Joko Widodo. Kagama, berbahagialah kalian,” pungkasnya. ***