Mendagri Tito Karnavian menyampaikan keterangan di kompleks
Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (10/6/2025)
JAKARTA — Mantan Sekretaris BUMN, Said Didu
menyoroti pernyataan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian terkait polemik empat
pulau di antara Aceh dan Sumatera Utara (Sumut).
Lewat cuitan di akun media sosial X pribadinya, Tito yang
angkat bicara soal ini pun ditanggapi Said Didu. Menurutnya, pernyataan
Mendagri tersebut justru membuat masalah makin pelik.
“Makin bikin kisruh,” tulisnya dikutip Rabu (11/6/2025).
Sebelumnya, Mendagri Tito Karnavian buka suara soal empat
pulau yang disengketakan Pemda Aceh dan Sumut.
Tito mendukung keempat pulau itu dikelola secara kolaboratif
oleh dua pihak.
"Kita doakan antara kedua gubernur bisa mendapatkan
solusi yang terbaik. Kalau bisa kelola bersama, why not?" kata Tito.
Tito menuturkan pemerintah pusat telah menetapkan empat pulau
itu masuk wilayah Sumut berdasarkan batas daratnya.
Hal ini juga telah disepakati pemda-pemda di wilayah yang
bersangkutan.
"Nah, dari rapat tingkat pusat itu, melihat letak
geografisnya, itu ada di wilayah Sumatera Utara, berdasarkan batas darat yang
sudah disepakati oleh 4 Pemda, Aceh maupun Sumatera Utara," tuturnya.
Sebelumnya, Pengamat politik Andi Yusran menyarankan agar
keputusan tersebut ditinjau ulang demi menjaga stabilitas politik nasional.
“Permendagri yang memasukkan empat pulau yang sebelumnya
bagian dari Kabupaten Aceh, lalu diubah menjadi wilayah Sumatera Utara, perlu
ditinjau ulang untuk menjaga kondusifitas politik dalam negeri,” ujar Andi
melansir kantor berita politik RMOL, Selasa, 9 Juni 2025.
Menurutnya, kebijakan ini berpotensi menimbulkan ketegangan
antarprovinsi. Khususnya antara Aceh dan Sumut, serta antara Aceh dan
pemerintah pusat.
Keputusan tersebut tidak hanya memicu kekecewaan di kalangan
masyarakat Aceh, tetapi juga membuka ruang bagi potensi perpecahan sosial dan
politik yang lebih luas.
"Instabilitas di kawasan Sumatera jika tidak direspons
segera dapat berdampak kepada posisi politik Presiden Prabowo," tegas Andi
mengingatkan. (fajar)