Latest Post


SANCAnews.id  Wasekjen PA 212 Novel Bamukmin mengomentari terpilihnya Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, sebagai Ketua Umum PBNU periode 2021-2026. Dia menyebut NU telah mendapat musibah atas terpilihnya Gus Yahya.

 

“Innalillahi wa innailaihi rojiun NU telah mendapat musibah yang besar, yaitu krisis kepemimpinan karena yang menjadi Ketum PBNU saat ini bisa dirasakan,” ujar Novel kepada JPNN, Jumat (24/12).

 

Novel menilai sosok Gus Yahya sangat jauh dari nilai-nilai Islam yang rahmatan Lil Alamin dan sangat berbahaya buat keutuhan umat Islam.

 

“Karena (Gus Yahya) sangat kental dengan sarat paham sepilisnya yang sesat mengatasnamakan agama dan otomatis mengatasnamakan NU,” ujar Novel.

 

Padahal, kata Novel masih banyak kiai-kiai NU yang lurus dan istikamah. Namun mereka tergerus oleh kekuatan politik uang yang dimainkan para oknum NU.

 

“Ormas Islam (NU) ini dalam menentukan pimpinan diduga kuat bermain dengan sogok-menyogok dan diduga melibatkan aseng dan asing kafir,” tegas Novel.

 

Novel pun yakin ke depannya Indonesia akan semakin dibuat gaduh dan terpecah belah demi kepentingan para pemodal.

 

“Untuk itu, umat Islam agar jeli mengambil langkah yang tepat dalam menentukan sikap keagamaannya jangan sampai mengikuti pemimpin yang sesat dan menyesatkan,” pungkas Novel. (*)



 

SANCAnews.id Sebuah video yang memperlihatkan seorang kiai yang disebut bernama Muhammad Ishak Mashuri menyebut bahwa Nahdlatul Ulama atau NU mulai rusak sejak Gus Dur dan bukan oleh Said Aqil, viral di media sosial.

 

Video pengakuan kiai disebut bernama Ishak Mashuri itu viral usai diunggah pengguna Twitter Cobeh2021 dan ikut dibagikan kritikus politik Faizal Assegaf, seperti dilihat pada Jumat 24 Desember 2021.

 

Dalam narasi cuitannya, netizen itu mengutip ulang pernyataan seorang kiai dalam video itu yang disebutnya bernama KH Muhammad Ishak Mashuri.

 

“NU RUSAK Bukan Sejak Said Aqil Siradj Tapi Sejak Gus Dur !! – KH. Muhammad Ishak Mashuri,” cuit netizen Cobeh2021.

 

Dilihat dari video itu, awalnya kiai yang disebut bernama Muhammad Ishak Mashuri itu berbicara di hadapan banyak orang. Ia pun mengaku sudah 20 tahun di NU.

 

Selama di NU, ia pun membeberkan bahwa ormas Islam terbesar di Indonesia itu sudah rusak sejak era Gus Dur dan bukan di masa kepemimpinan KH Said Aqil Siradj.

 

“Saya di NU 20 tahun. Saya cerita sedikit tentang NU, jadi NU itu rusak tidak oleh Said Aqil, (tapi) mulai Gus Dur,” ujar Kiai Ishak Mashuri.

 

Ia pun membeberkan bahwa selama ini orang menganggap Gus Dur sebagai wali Allah. Namun, kata Ishak, pamannya menuduh mantan Presiden RI itu sebagai syiah.

 

“Orang anggap wali, tapi sesat. Pa’le (paman) saya menuduh Gus Dur syiah. Betul itu, saya saksinya,” ungkapnya.

 

Maka dari itu, Kiai Ishak Mashuri kembali menegaskan bahwa NU rusak mulai Gus Dur dan bukan sejak kepemimpinan Said Aqil Siradj.

 

“Jadi Said Aqil ini kadernya Gus Dur. Jadi rusaknya NU itu tidak dari Said Aqil, tapi mulai dari Gus Dur,” ujarnya. (terkini)


 

SANCAnews.id – Penasehat fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta, Mohamad Taufik, meminta Gubernur Anies Baswedan tidak menanggapi pidato Ketua Umum PSI, Giring Ganesha. Giring diduga menyindir Anies di depan Presiden Joko Widodo.

 

Menurut Taufik, Giring tidak satu level dengan Anies. Anies hanya akan membuang waktu jika menanggapi sindiran Giring dalam pidato HUT PSI itu.

 

"Enggak usah, ngapain mau nanggepin kayak gitu? Bukan kelasnya," ujar Taufik di gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (24/12/2021).

 

Taufik mengatakan sebenarnya Giring hanya menyampaikan tuduhan belaka kepada Anies. Namun, menurutnya hal itu bisa dimaklumi karena mantan vokalis grup band Nidji itu sedang membuat konten untuk media sosial.

 

"Asal ngomong dia. Kalau saya sih memaklumi saja, kan dia lagi nyari konten buat tiktoknya, buat medsosnya," katanya.

 

Ia pun menyebut Giring memang tidak pernah capek mencari kesalahan Anies. Taufik pun meminta agar Giring diajarkan cara berpolitik yang baik.

 

"Giring itu enggak ada capeknya nyari kesalahan orang yang belum tentu salah, saya kira mesti dia tunjukkan lah cara politik yang baik yang bagus," jelasnya.

 

Wakil Ketua DPRD DKI ini pun meminta agar pidato Giring tidak perlu ditanggapi secara serius. Jika memang pidato Giring benar, maka tinggal dibuktikan.

 

"Ya di harus buktikkan lah. Bohong apa ? Nah dia tinggal di mana? Di Jakarta. Nah dia enggak mau dipimpin siapa, yang dia tunjuk. Terus tinggalnya di Jakarta juga, itu mah nyari konten saja," pungkasnya. (suara)



 

SANCAnews.id – Pengamat Politik Dedi Kurnia Syah menyoroti Ketua Umum PSI Giring Ganesha yang menyindir sosok pemenang Pilkada di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

 

Walaupun tidak menyebut secara eksplisit, namun Giring sempat mengatakan bahwa sosok tersebut adalah orang yang memiliki jejak rekam politisasi agama.

 

Tidak hanya itu, Giring juga menyebut Indonesia akan menjadi suram apabila kelak dipimpin oleh sosok pembohong yang sempat dipecat oleh Jokowi.

 

"Statemen Giring menunjukkan kualitasnya sebagai politisi baru yang minim etika," ujar Dedi Kurnia Syah kepada GenPI.co, Jumat (24/12).

 

Selain itu, dirinya juga menilai Giring hanya mengandalkan orientasi popularitas tanpa memiliki kualitas politik yang seharusnya dijunjung tinggi.

 

"Meskipun bisa ditafsir statemen itu ditujukan pada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, hanya saja banyak yang tidak akurat dari situ," katanya.

 

Menurut Dedi, selama ini Presiden Jokowi belum pernah memecat siapa pun.

 

Dirinya juga mengatakan bahwa memberhentikan jabatan publik di bawah komando Presiden tidak selalu berarti pemecatan.

 

"Giring seharusnya banyak membaca dan belajar menjadi politisi. Setidaknya agar dia paham istilah-istilah publik," tuturnya.

 

Di sisi lain, Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun menduga pernyataan Giring tertuju pada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. [*]



 

SANCAnews.id – Dewan Pimpinan Daerah Front Persaudaraan Islam (DPD FPI) Kota Makassar menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor DPRD Sulsel, Jumat, 24 Desember 2021.

 

Mereka berjumlah sekitar 30 orang massa yang dipimpin oleh Ketua Tanfidzi Sulawesi Selatan, Faisal Silenang.

 

Para pendemo ini meminta pembebasan Imam Besar Al Habib Rizieq Bin Husein Syihab, dan beberapa aktivis Dakwah Front Persaudaraan Islam.

 

Selain ber-orasi bergantian menggunakan megaphone. Mereka juga membentangkan pamflet bertuliskan:

 

“Aksi Damai Bebaskan Imam Besar Al Habib Rizieq Bin Husein Syihab Tanpa Syarat”

 

“Fokus Tragedi KM 50 Usut Sampai Tuntas”

 

Faisal Silenang mengatakan bahwa pihaknya secara konsisten menuntut pembebasan HRS.

 

Ia juga mengajak kepada seluruh stakeholder, termasuk Presiden dan Panglima TNI agar segera bertaubat.

 

“Kami pengurus dpd front persaudaraan islam provinsi Sulsel mengajak seluruh stakeholder di negara Republik Indonesia yang kita cintai ini agar segera bertaubat,” kata Faisal Silenang kepada trotoar.id dalam laporan tertulis yang diterima.

 

Ia memperingatkan bahwa dengan taubatan nasuha yang digelar secara nasional menjadi sangat penting.

 

“Sebelum terlambat. Melihat situasi alam yang menjadi tanda-tanda kemurkaan Allah SWT sementara berlangsung saat ini,” ungkapnya. (trotoar)


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.