Latest Post



SANCAnews.id – Kasus jaringan peredaran narkotika jenis sabu yang melibatkan Irjen Pol Teddy Minahasa dan sejumlah perwira Polri hingga warag sipil terus bergulir. 

 

Teranyar, Kuasa Hukum AKBP Doddy, Adriel Akbar memastikan bahwa jaringan peredaran narkotika jenis sabu itu didalangi oleh Irjen Pol Teddy Minahasa.

 

Pasalnya keterangan tersebut didapat dirinya usai mendapat pengakuan dari keenam tersangka yang terlibat dalam kasus jaringan peredaran narkotika jenis sabu itu.  Sebab, kata Adriel, pihaknya merupakan kuasa hukum dari enam tersangka dalam kasus jaringan peredaran narkotika jenis sabu itu. 

 

"Jadi saya Adrial menjadi kuasa hukum Pak AKBP Doddy dan lima tersangka lainnya Bapak Samsul Maarif, Ibu Linda Pujiastuti, Bapak Kompol Kasranto (KS), Bapak Janto dan Bapak Nasir," kata Adriel saat ditemui di Polda Metro Jaya, Sabtu (22/10/2022).

 

"Saya kan pengacara keenam tersangka tersebut, jadi otomatis saya mendamipi pada saat pemeriksaan semuanya. Itu semuanya memberikan keterangan bahwa bapak Teddy Minahasa lah yang menjadi otak atas skenario semua rentetan peristiwa ini. Ini penjelasan dari klien saya," sambungnya.

 

 Adriel menuturkan pengakuan tersebut bertolak belakang dengan pernyataan Irjen Pol Teddy Minahasa melalui kuasa hukumnya, Henry Yosodiningrat yang membantah keterlibatan dalam jaringan peredaran narkotika jenis sabu itu. 

 

Bahkan dirinya mengaku banyak kejanggalan sejak kronologi pengungkapan jaringan peredaran narkotika jenis sabu yang melibatkan sebelas tersangka tersebut. 

 

"Sangat janggal, sangat dibuat-buat, ini dugaan saya ya, sekali lagi ini semua penjelasan dari semua klien saya, saya sudah kroscek klien saya semua. Saya kan selalu mendampingi," katanya. 

 

Diketahui dalam kasus jaringan peredaran narkotika jenis sabu yang melibatkan Irjen Pol Teddy Minahasa turut serta melibatkan 10 tersangka lain yakni HE, AR, Aipda AD, Kompol KS, Aiptu J, L, AW, A, AKBP D, DG.

 

Rangkaian Jaringan Peredaran Narkotika Jenis Sabu yang Melibatkan Irjen Teddy Minahasa  Irjen Pol Teddy Minahasa ditetapkan sebagai tersangka kasus jaringan peredaran narkotika jenis sabu. 

 

Keterlibatan Irjen Pol Teddy Minahasa dalam jaringan peredaran narkotika jenis sabu terungkap dari empat tersangka yang ditangkap pihak Polres Metro Jakarta Pusat. 

 

Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Komarudin mengatakan terdapat seorang wanita dari empat tersangka yang ditangkap pihaknya.  "H laki-laki, MS perempuan, AF laki-laki, dan AD laki-laki," katanya dalam konferensi pers di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Jakarta, Jumat (14/10/2022).

 

Komarudin menuturkan kasus jaringan peredaran narkotika yang melibatkan sejumlah perwira Polri berawal tersangka H dan MS yang ditangkap pada Senin (10/10/2022) sekitar pukul 21.00 WIB.

 

Pihaknya Lantas melakukan pemeriksaan secara mendalam terhadap tersangka H dan MS hingga didapatkan tersangka AF dalam jaringan peredaran narkotika jenis sabu itu. 

 

"Selanjutnya dilakukan pengembangan terhadap dari tersangka H dan MS oleh anggota Timsus Sat Narkoba Polres Metro Jakarta Pusat. Dan mengaku membeli narkotika jenis sabu tersebut sebanyak 50  gram kemudian dilakukan pengembangan dan dilakukan penangkapan terhadap tersangka AF," katanya. 

 

Selanjutnya, dari tersangka AF pihak kepolisian mendapatkan identitas tersangka lain dalam peredaran jaringan narkotika jenis sabu berinisial AD.  Sementara, Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Kombes Mukti Juharsa mengatakan AD merupakan seorang anggota Polri. 

 

"Tersangka AD yang merupakan anggota aktif satuan Polres Jakarta Barat," ungkapnya.  Pengembangan kasus peredaran narkotika itu pun terus berlanjut usai didapatinya seorang anggota Polri yang terlibat.  Lantas, pihak Ditresnarkoba Polda Metro Jaya mendapatkan nama Kapolsek Kalibaru, Kompol Kasranto (KS) yang turut andil dalam jaringan peredaran narkotika tersebut. 

 

"Kami mengembangkan kasus ini kepada Kompol KS yang merupakan posisi aktif yang bertugas sebagai Kapolsek Kalibaru. Setelah itu Kompol KS juga menyertakan Aiptu J yaitu anggota Polres Tanjung Priok. Adapun jumlah BB yang kami amankan dari Kompol KS yang ada di kantornya sebanyak 305 gram," katanya. 

 

Secara perlahan pihak kepolisian pun mulai mendapatkan titik terang dari jaringan peredaran narkotika jenis sabu itu.  Pasalnya, Kasranto mengaku mendapat barang narkotika jenis sabu itu dari seseorang yang berinisial L. 

 

"Setelah kami kembangkan kepada saudara KS maka saudara KS menyebutkan bahwa barang tersebut didapat dari L yang sering melakukan pertemuan dengan AW di daerah Kebon Jeruk.

 

Baru untuk itu kita melakukan penangkapan saudara AW di kediamannya di Kompleks Taman Kedoya Baru pada tanggal 12 Oktober 2022 pukul 13.30 bersama saudara A di tempatnya kita temukan BB sebanyak 1 kg sabu," jelasnya.

 

Usai menangkap para tersnahka tersebut, pihak kepolisian kembali melakukan pengembangan hingga didapat nama eks Kapolres Bukittinggi, AKBP Doddy Prawira Negara.  Mukti menjelaskan dari tangan Doddy pihak kepolisian mendapatkan barang bukti narkotika jenis sabun seberat 2 kilogram (kg).

 

"Kita amankan BB di kediaman saudara D di Cimanggis dengan BB sebanyak 2 kg sabu. Keterangan saudara D saudara menggunakan saudara A untuk sebagai perantara penghubung antara D dan saudara L," katanya. 

 

Lantas Doddy dan tersnahka L pun mengaku adanya keterlibatan Irjen Teddy Minahasa dalam jaringan peredaran narkotika jenis sabu tersebut.  "Dari keterangan saudara D dan L menyebutkan adanya keterlibatan Irjen Pol TM (Teddy Minahasa) selaku Kapolda Sumbar sebagai pengendali BB 5 kg sabu dari Sumbar," katanya. 

 

Adapun para tersangka dijerat  Pasal 114 ayat 2 subsider Pasal 112 ayat 2 juncto Pasal 132 ayat 1 juncto Pasal 55 Undang-Undang Narkotika Nomor 35 Tahun 2009 dengan ancaman hukuman maksimal hukuman mati dan hukuman minimal 20 tahun penjara. (tvone)



SANCAnews.id – Kader Partai Demokrat Panca Putra mengkritik Universitas Gadjah Mada (UGM) yang sibuk ikut memberikan klarifikasi soal ijazah Presiden Joko Widodo.

 

Menurut Panca, respons UGM ini tidak sesuai dengan yang digugat oleh Bambang Tri Mulyono. Bambang Tri Mulyono adalah orang yang melayangkan gugatan terhadap keaslian ijazah SD, SMP dan SMA milik Jokowi.

 

Atas dasar itu, Panca menilai UGM seharusnya tak usah ikut mengklarifikasi.

 

"Kan Bambang Tri nga mempermasalahkan ijazah UGM Jokowi. Kenapa UGM yang sibuk klarifikasi?" tulis Panca lewat twitternya, Sabtu (22/10/2022).

 

Bambang Tri sebenarnya memang tidak menggugat keaslian ijazah S1 Jokowi. Mulai aktifnya UGM memberi klarifikasi terkait isu ijazah Jokowi tak lepas dari manuver yang sempat dilakukan Tifauzia Tyassuma.

 

Beberapa waktu lalu, pegiat medsos yang dikenal dengan nama Dokter Tifa itu pernah menulis cuitan berisi keraguannya tentang keaslian ijazah Jokowi di UGM.

 

Setelah banjir kritikan, Tifa justru menghapus cuitan-cuitannya itu. Namun, dia tidak pernah melontarkan permintaan maaf atas kehebohan yang dibuatnya. (kontenjatim)




SANCAnews.id – Sebuah video beredar viral. Memperlihatkan gestur Presiden Jokowi yang menolak saat akan dipeluk oleh Ketua Umum NasDem Surya Paloh.

 

Surya Paloh menanggapi video viral yang disertai Presiden Joko Widodo (Jokowi) ogah dipeluk oleh dirinya dalam acara HUT Golkar. Paloh mengatakan saat itu dirinya memang tak ingin mengajak Jokowi berpelukan.

 

“Nggak ada acara pelukan,” kata Surya Paloh, Sabtu (22/10/2022).

 

Menurut Paloh, tak ada yang salah dalam video viral itu. Menurutnya, respons yang diberikan Jokowi sebagai sikap biasa dan tak ada masalah terkait hal itu.

 

“Ini kan biasa aja, coba lihat ini, apanya yang ada masalah?” ujarnya.

 

Menurut Paloh, dirinya dan Jokowi terbiasa pelukan jika bertemu dalam kegiatan. Dia menegaskan hubungannya dengan Presiden Jokowi tidak ada masalah.

 

“Ya bagaimana mau membalas dalam suasana seperti ini, banyak ramai kanan-kiri semuanya. Kalau berdua kan biasa pelukan,” ucapnya.

 

“Pertemuan-pertemuan seperti ini barang kali agak berbeda kalau pertemuan berdua,” imbuhnya.

 

Video momen Surya Paloh menyalami Presiden Jokowi di HUT Golkar viral karena dinilai menunjukkan gestur Jokowi ogah dipeluk Paloh. Staf khusus (Stafsus) Mensesneg Faldo Maldini menilai, tak ada masalah personal antara Jokowi dan Paloh.

 

Video viral itu menunjukkan momen Paloh sedang menyalami Jokowi. Paloh terlihat menggunakan jas dan Jokowi terlihat menggunakan kemeja batik.

 

Jokowi berdiri di sebelah Ketum Golkar Airlangga Hartarto. Dalam video itu, Paloh terlihat menyalami Jokowi dengan tangan kanan, sementara tangan kirinya terlihat berada di punggung Jokowi.

 

Usai bersalaman, tangan kanan Paloh terlihat menepuk-nepuk lengan kiri Jokowi. Paloh terlihat tertawa dalam momen tersebut. Tangan kanan Jokowi juga terlihat menepuk bahu kiri Paloh.

 

Surya Paloh kemudian melanjutkan bersalaman dengan Wapres ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla, serta para tokoh lain yang hadir dalam HUT Golkar yang digelar di Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat, 22 Oktober 2022. Potongan video itu kemudian viral. Salah satu akun Twitter menyertakan narasi Jokowi ogah dipeluk Paloh. Ada juga kalimat “Bahasa tubuh Pak Jokowi tidak bisa membohongi perasaannya” yang ditambahkan dalam video. (herald)



 

SANCAnews.id – Pertemuan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat sore (21/10) dinilai tidak akan berdampak signifikan pada suksesi Pilpres 2024.

 

Hal tersebut disampaikan pengamat politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun, kepada wartawan, Sabtu (22/10).

 

Sosok yang kerap disapa Ubed ini memaparkan, potensi Anies sebagai capres 2024 yang diusung Partai Nasdem seharusnya memiliki startegi politik mendongkrak elektoralnya.

 

"Saya kira Anies mestinya lebih banyak membangun ya," ujar Ubed.

 

Terkait komunikasi dengan Presiden Jokowi, mantan Aktivis 98 ini berpendapat Anies terbilang punya komunikasi yang baik sejak masih sibuk dalam dunia akademik dan bahkan saat menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).

 

"Dengan presiden sekarang biasa saja komunikasinya, standar saja," sambungnya menegaskan.

 

Maka dari itu, Ubed menyarankan Anies mengutamakan strategi pemenangannya yang nyata, ketimbang melakukan pertemuan dengan Jokowi.

 

"Karena dia sudah berhenti jadi gubernur. Yang harus dibangun oleh Anies adalah dia mendekatkan komunikasi dengan rakyat," demikian Ubed menambahkan. (rmol)

 

SANCAnews.id – Tantangan debat kepada Kepala Staf Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko disampaikan dosen ilmu politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun.

 

Sebabnya, mantan Panglima TNI tersebut memunculkan isu tentang radikalisme akan menguat menjelang pelaksanaan Pemilu Serentak 2024 karena maraknya kampanye politik identitas, berdasarkan hasil survei Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

 

"Pak Moeldoko engga ngerti. Saya tantang ya. Saya menantang Pak Moeldoko debat soal politik identitas dan radikalisme," ujar Ubedilah Badrun kepada wartawan, Sabtu (22/10).

 

Pengamat politik yang karib disapa Ubed ini mempertanyakan pengetahuan Moeldoko terkait politik identitas dan radikalisme. Misalnya soal sarang atau sumber penyebaran paham radikalisme.

 

"Coba apa contohnya radikalisme? dan mana? Pak Moeldoko atau pemerintah mengatakan ada kampus-kampus radikal ya kan, saya bertanya ada enggak mahasiswa jadi teroris? terus apa lagi, sekolah-sekolah radikal, pelajar ada gak jadi teroris?" cetusnya.

 

Maka dari itu, Ubed ingin menguji keabsahan dari narasi yang dibangun Moeldoko itu. Karena dia berpandangan isu yang dimunculkan tidak memiliki data empirik.

 

Di samping itu, dia juga memiliki pemahaman bahwa politik identitas secara terminolgi rentan ditafsirkan secara berbeda.

 

"Apa setiap orang gak boleh punya identitas dalam politik. Kita bisa berdiskusi soal itu. Debat terbuka boleh, diskusi terbuka boleh, saya tantang Pak Moeldoko, kalau dia prediksi begitu, itu memperburuk suasana," tutupnya. (rmol)

SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.