Latest Post

Kolase foto mantan Presiden RI Joko Widodo saat merayakan ulang tahun di kediamannya di Solo, pada Sabtu (21/6/2025). Perut Jokowi tampak menonjol ketika itu, Dokter Tifa sebut itu CAPD, dugaan sakit autoimun agresif pun mencuat di kalangan warganet.

 

JAKARTA — Kemunculan mantan Presiden Joko Widodo saat merayakan ulang tahunnya yang ke-64 di Solo, Sabtu (21/6/2025), mengundang kehebohan publik.

 

Tak hanya tampak lemas dan enggan tampil di depan, tonjolan mencolok di perutnya itu juga memicu spekulasi tentang kondisi kesehatan serius, termasuk dugaan penyakit autoimun agresif.

 

Sikap Jokowi saat itu memang tak biasa, sebab ia enggan tampil di depan publik, tak mau berfoto bersama, dan tampak lemas dengan wajah bengkak.

 

Selain itu, area perut Jokowi juga menjadi perhatian. Netizen menduga ada alat khusus yang dipasang di area tersebut, karena ada tonjolan mencolok di perutnya.

 

"Doktif, yang di perut pak JW itu alkes apa?" tulis salah satu warganet dilansir Tribunnews.com, Minggu (22/6)

 

Pertanyaan-pertanyaan ini kemudian dijawab oleh dokter Tifauzia Tyassuma, atau yang dikenal sebagai Dokter Tifa, yang selama ini aktif menyuarakan kritik soal dugaan ijazah palsu Jokowi.

 

Melalui unggahan yang dipublikasikan pada Minggu, 22 Juni 2025, dan telah dibagikan lebih dari 400 kali serta ditonton lebih dari 466 ribu kali, Dokter Tifa memberikan penjelasan.

 

Ia menyampaikan analisis medis berdasarkan tanda-tanda yang tampak sejak April 2025 hingga saat ini.

 

Menurutnya, berdasarkan pengamatan tersebut, Jokowi diduga menderita penyakit Autoimun Agresif.

 

Alat yang terlihat menonjol di bagian perut mantan presiden itu, menurut penilaian Dokter Tifa, kemungkinan besar adalah CAPD.

 

"Ini adalah assessment dari seorang dokter atas pertanyaan para netizen," jelasnya.

 

Ia pun menegaskan bahwa kekhawatirannya terhadap kondisi kesehatan Jokowi tidak terkait dengan perbedaan pandangan politik.

 

"Karena berulangkali saya sampaikan, saya mengkhawatirkan kesehatan Pak JW, terlepas dari saat ini kita berseberangan. Padahal bukan maksud saya untuk menjadi lawan beliau atau apa. Yang saya lakukan adalah menegakkan kebenaran soal ijazah. Kalau dengan itu beliau tersinggung dan memusuhi saya, ya kita lihat saja bagaimana kebenaran itu akan membela dirinya sendiri," ujarnya.

 

Kembali membahas soal kondisi medis, Dokter Tifa menjelaskan bahwa penyakit Autoimun Agresif dapat berkembang sangat cepat menuju kondisi terminal hanya dalam waktu kurang dari enam bulan.

 

Gejalanya antara lain: perubahan kulit yang ekstrem, gatal luar biasa, sarkopenia atau penyusutan massa otot yang cepat, kelemahan tubuh, hingga penurunan berat badan drastis.

 

Ia juga menyebut kemungkinan kerusakan organ, terutama ginjal dan sistem imun, yang bisa disebabkan oleh penyakit seperti Lupus Nephritis stadium IV-V, Rapid Progressive Glomerulonephritis (RPGN), hingga Scleroderma Renal Crisis—semuanya berpotensi merusak ginjal hanya dalam hitungan minggu.

 

"Sebagai dokter dan sesama manusia, saya khawatir terhadap kesehatan beliau," ucapnya.

 

Menurut Dokter Tifa, dalam kondisi seperti ini, CAPD justru tidak cukup memadai.

 

Ia pun membantah klaim bahwa kondisi Jokowi hanya akibat alergi kulit ringan pasca kunjungan ke Vatikan.

 

"Justru yang hoaks adalah, orang yang mengatakan ini hanya alergi kulit biasa," tegasnya. "Sekali lagi, ini sakit berat. Berat sekali."

 

Ia pun menyarankan agar Jokowi segera dirawat secara intensif di rumah sakit terbaik dunia, dan menyebut China sebagai opsi yang mungkin relevan karena faktor hubungan darah.

 

"Apakah negara masih memfasilitasi mantan presiden untuk mendapatkan perawatan terbaik?" tanyanya menutup pernyataan.

 

Kondisi Jokowi saat Ultah

 

Meski mendapat sambutan meriah dari warga di Solo, penampilannya tetap jadi sorotan saat itu.

 

Jokowi hanya tampil singkat dengan baju lengan panjang tertutup, di tengah kabar soal penyakit langka Stevens-Johnson Syndrome (SJS) yang sempat dikaitkan dengannya.

 

Sejumlah warga tampak berbondong-bondong mendatangi rumahnya di Solo untuk memberikan ucapan selamat ulang tahun.

 

Mereka datang membawa tumpeng dan kue tart, yang kemudian disusun rapi di meja depan rumah Jokowi di Jalan Kutai Utara, Kelurahan Sumber, Banjarsari, Solo.

 

Warga pun menyanyikan lagu "Selamat Ulang Tahun" untuk menarik perhatian sang mantan presiden agar keluar rumah.

 

Tak lama kemudian, Jokowi keluar mengenakan baju putih lengan panjang, didampingi istrinya Iriana dan ketiga adik perempuannya, Lit Sriyantini, Idayati, dan Titik Relawati.

 

Salah satu warga, Darsini, asal Boyolali, mengaku sengaja datang untuk memberi ucapan ulang tahun.

 

“Selamat Ulang Tahun ke-64 Pak Jokowi, sehat selalu panjang umur,” ujarnya.

 

Sebelum tumpeng dibagikan, Jokowi dan keluarganya bersama warga sempat memanjatkan doa bersama.

 

Namun berbeda dari biasanya, kali ini Jokowi tidak melayani permintaan foto bersama.

 

Ia hanya beberapa saat menemui warga sebelum kembali masuk ke dalam rumah.

 

“Ya terima kasih ucapan ulang tahunnya,” ucap Jokowi sambil berjalan masuk ke dalam rumah.

 

Penampilan Jokowi yang selalu mengenakan baju tertutup dan hanya tampil singkat di luar rumah memperkuat dugaan bahwa dirinya masih dalam masa pemulihan alergi kulit.

 

Namun hingga kini, aktivitasnya tetap berjalan, dan kehadirannya di berbagai momen publik menunjukkan kondisinya yang perlahan membaik.

 

Apa Itu CAPD?

 

Melansir laman Alodokter, CAPD (continuous ambulatory peritoneal dialysis) merupakan metode cuci darah yang dilakukan lewat perut.

 

Metode ini memanfaatkan selaput dalam rongga perut (peritoneum), yang memiliki permukaan luas dan banyak jaringan pembuluh darah, sebagai filter alami ketika dilewati oleh zat sisa.

 

Cuci darah bermanfaat untuk membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme, elektrolit, mineral, dan cairan berlebihan akibat penurunan fungsi ginjal.

 

Prosedur cuci darah, baik dengan metode CAPD atau hemodialisis, juga dapat membantu mengendalikan tekanan darah.

 

Faktor Risiko CAPD yang Mungkin Terjadi

 

Meski semua metode cuci darah memiliki risiko atau efek samping, ada beberapa risiko yang lebih rentan terjadi akibat prosedur CAPD, seperti:

 

1. Hernia

Adanya lubang di otot perut sebagai tempat masuknya kateter, serta tekanan dari dalam rongga perut akibat cairan dialisis, dapat mengakibatkan munculnya hernia di dekat pusar, selangkangan, atau dekat tempat masuknya kateter.

 

2. Kenaikan berat badan dan kadar gula darah

Cairan dialisis mengandung gula yang bisa terserap oleh tubuh, sehingga pasien berisiko mengalami kenaikan berat badan dan diabetes.

 

3. Perut membesar

Selama cairan dialisis ada di dalam perut, perut mungkin membesar dan terasa seperti kembung atau penuh. Namun, kondisi ini umumnya tidak sampai menyebabkan nyeri.

 

4. Masalah pencernaan

Pasien yang menjalani CAPD lebih sering mengalami masalah pencernaan, seperti penyakit asam lambung (GERD), sakit maag (dispepsia), obstruksi usus (penyumbatan usus), atau perlengketan usus, daripada pasien yang menjalani hemodialisis.

 

5. Infeksi

Komplikasi yang paling serius dari prosedur CAPD adalah infeksi. Infeksi bisa terjadi pada kulit di sekitar tempat masuknya kateter atau di dalam rongga perut (peritonitis) akibat masuknya kuman melalui kateter.

 

Gejala dari infeksi kulit akibat CAPD meliputi kulit kemerahan, bernanah, bengkak, dan nyeri tekan pada tempat keluarnya kateter.

 

Cuci darah memang bisa membantu mengurangi keluhan gagal ginjal dan memperpanjang harapan hidup. Namun, prosedur ini tidak dapat mengobati penyakit gagal ginjal.

 

Disebut Idap Autoimun hingga Penyakit Langka Sindrom Stevens-Johnson

 

Sebelumnya, kondisi Mantan Presiden Joko Widodo sempat menjadi sorotan publik usai pulang dari kunjungannya ke Vatikan.

 

Perubahan pada wajahnya yang tampak terdapat bercak-bercak hitam, sembab dan pucat memunculkan spekulasi soal kondisi kesehatannya.

 

Sorotan ini berawal dari unggahan seorang dokter, Tifa, di media sosial X (dulu Twitter), yang menyoroti adanya flek atau bintik hitam di Joko.

 

Namun, kabar soal kondisi Jokowi tersebut segera diklarifikasi oleh ajudan pribadi Jokowi, Kompol Syarif Fitriansyah.

 

Syarif menjelaskan bahwa Jokowi dalam kondisi fisik yang bugar dan tidak mengalami masalah kesehatan serius.

 

“Bapak saat ini sedang pemulihan dari alergi kulit pasca-pulang dari Vatikan,” ujar Kompol Syarif di Solo, Kamis (5/6/2025).

 

Ia menyebut, alergi itu muncul karena faktor penyesuaian cuaca di Vatikan dan baru menampakkan gejala beberapa hari setelah Jokowi kembali ke Indonesia.

 

“Ya, mungkin cuaca ya, di Vatikan. Jadi penyesuaian, lalu pulang ke Indonesia, beberapa hari setelah itu baru muncul alerginya,” lanjutnya.

 

Alergi kulit tersebut, menurut Syarif, telah ditangani oleh tim dokter pribadi di kediaman Jokowi di Jalan Kutai Utara, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.

 

Syarif juga membantah keras rumor yang menyebut Jokowi terkena penyakit serius seperti Stevens Johnson Syndrome (SJS) atau autoimun.

 

“Wah, hoaks itu, enggak benar itu. Beliau enggak ada ngerasain panas, enggak ada ngerasain gatal. Jadi, pure hanya alergi biasa. Autoimun juga enggak,” tegasnya.

 

Kondisi tersebut sempat membuat publik bertanya-tanya karena Jokowi tidak hadir dalam Upacara Hari Lahir Pancasila di Istana Negara pada Senin (2/6/2025).

 

Namun, aktivitas Jokowi disebut tetap berjalan seperti biasa. Ia masih rutin berolahraga, bermain dengan cucu, hingga sarapan bersama keluarga.

 

“Kemarin sempat sepedaan, lalu beliau sempat main sama cucu, lalu sempat kita sarapan bareng sama beliau. Jadi sama sekali tidak mengganggu aktivitas beliau,” ujar Syarif.

 

Penyakit Autoimun Agresif

 

Melansir laman Alodokter, penyakit autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuhnya sendiri.

 

Ada lebih dari 80 penyakit yang digolongkan penyakit autoimun.

 

Beberapa penyakit di antaranya memiliki gejala serupa, seperti lelah, nyeri otot, dan demam.

 

Normalnya, sistem kekebalan tubuh berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan organisme asing, seperti bakteri atau virus.

 

Ketika terserang organisme asing, sistem kekebalan tubuh akan melepas protein yang disebut antibodi untuk melawan dan mencegah terjadinya penyakit.

 

Akan tetapi, pada penderita penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuh menganggap sel tubuh yang sehat sebagai zat asing.

 

Akibatnya, antibodi yang dilepaskan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat tersebut.

 

Penyebab Penyakit Autoimun

 

Penyebab penyakit autoimun belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit autoimun, yaitu:

 

-Memiliki riwayat penyakit autoimun dalam keluarga

 

-Menderita infeksi bakteri atau virus, misalnya infeksi virus Epstein Barr

 

-Terkena paparan bahan kimia, seperti asbes, merkuri, dioksin, atau pestisida

 

-Merokok

 

-Memiliki berat badan berlebih atau obesitas

 

-Gejala Penyakit Autoimun

 

Beberapa jenis penyakit autoimun memiliki gejala awal yang sama, seperti:

 

-Sering merasa lemas

 

-Otot pegal atau nyeri sendi

 

-Ruam kulit

 

-Demam yang hilang timbul

 

-Bengkak di sendi atau wajah

 

-Rambut rontok

 

-Sulit konsentrasi

 

-Kesemutan di tangan atau kaki

 

Meski menimbulkan beberapa gejala awal yang sama, masing-masing penyakit autoimun tetap memiliki gejala spesifik, seperti diabetes tipe 1 yang gejalanya berupa sering haus, lemas, dan berat badan menurun drastis.

 

Berikut ini adalah beberapa contoh penyakit autoimun dan gejalanya:

 

-Lupus

 

Lupus dapat memengaruhi hampir semua organ tubuh. Penyakit ini dapat menimbulkan gejala seperti demam, nyeri sendi dan otot, ruam kulit, kulit menjadi sensitif, sariawan, bengkak di tungkai, sakit kepala, kejang, nyeri dada, sesak napas, pucat, dan perdarahan.

 

-Penyakit Graves

 

Penyakit Graves dapat menimbulkan gejala berupa berat badan menurun secara tiba-tiba, mata menonjol (eksoftalmus), rambut rontok, jantung berdebar, gelisah, dan insomnia.

 

-Psoriasis

 

Penyakit ini dapat dikenali dengan munculnya bercak merah yang tebal dan bersisik.

 

-Multiple sclerosis

 

Gejala yang dapat ditimbulkan oleh multiple sclerosis meliputi mati rasa di salah satu bagian tubuh, gangguan penglihatan, otot kaku dan lemas, koordinasi tubuh berkurang, dan kelelahan.

 

-Myasthenia gravis

 

Gejala yang dapat dialami akibat myasthenia gravis adalah kelopak mata terkulai, pandangan kabur, lemah otot, kesulitan bernapas, dan kesulitan menelan.

 

-Tiroiditis Hashimoto

 

Penyakit ini dapat menimbulkan gejala berupa berat badan naik secara tiba-tiba, sensitif terhadap udara dingin, mati rasa di tangan dan kaki, lemas, mengantuk, rambut rontok, menstruasi yang tidak teratur, dan sulit berkonsentrasi.

 

-Kolitis ulseratif dan Crohn’s disease

 

Gejala yang dapat dialami jika menderita kedua penyakit ini adalah sakit perut, diare, buang air besar berdarah, demam, dan penurunan berat badan.

 

-Rheumatoid arthritis

 

Rheumatoid arthritis dapat membuat penderitanya mengalami gejala berupa nyeri, kemerahan, dan bengkak di sendi, terutama sendi jari-jari tangan.

 

-Sindrom Guillain Barré

 

Penyakit ini menimbulkan gejala berupa lemah otot, kesemutan, lemas, dan gangguan keseimbangan, yang jika kondisinya makin parah bisa berkembang menjadi kelumpuhan.

 

-Vaskulitis

 

Vaskulitis dapat dikenali dengan gejala demam, berat badan menurun secara tiba-tiba, kelelahan, tidak nafsu makan, dan ruam kulit.

 

-Myositis

 

Myositis dapat ditandai dengan nyeri otot, kelemahan otot di seluruh tubuh,serta kesulitan beraktivitas, termasuk untuk bangun dari posisi duduk atau tidur dan bahkan menelan makanan.

 

Salah satu tipe myosistis, yaitu dermatomiositis, juga menyebabkan gejala ruam merah, sisik, dan benjolan pada kulit. ***


Ledakan di Tel Aviv buah serangan roket Iran beberapa waktu lalu/Ist 

 
 JAKARTA — Indonesia tidak boleh hanya berdiam diri dan menyaksikan Amerika Serikat (AS) ikut campur dalam perang Iran vs Israel. Hal itu disampaikan Dosen Jurusan Ekonomi Universitas Andalas, Syafruddin Karimi saat menanggapi perang terbuka antara Israel dan Iran yang kini melibatkan AS secara langsung.

 

Menurutnya, hal ini juga menjadi alarm serius bagi Indonesia terkait perannya dalam geopolitik global. Syafruddin menilai situasi geopolitik yang semakin memanas akan berdampak negatif terhadap pondasi Indonesia.

 

"Indonesia tidak boleh menonton dalam diam. Ketika AS mengerahkan B-2 bomber untuk menghancurkan infrastruktur nuklir Iran, dampaknya tak hanya mengguncang Timur Tengah, tetapi juga menggoyang fondasi ekonomi dan geopolitik negara-negara berkembang, termasuk Indonesia," ucap Syafruddin Karimi kepada wartawan, Minggu, 22 Juni 2025.

 

Ia mengatakan pemerintah Indonesia jangan hanya menyampaikan pernyataan yang cenderung normatif kepada masyarakat terkait dengan situasi global saat ini.

 

"Pemerintah Indonesia harus segera bertindak, bukan sekadar membuat pernyataan normatif," tutupnya.

 

Diketahui, Presiden Trump mengonfirmasi serangan udara terhadap situs nuklir Iran, termasuk penghancuran fasilitas Fordow. Dengan demikian, eskalasi konflik berubah drastis dari serangan regional menjadi pertarungan terbuka antara kekuatan global. (rmol)


Foto terkini mantan presiden RI, Jokowi. 

 

JAKARTA — Mantan Juru Bicara Presiden keempat Republik Indonesia, KH Abdurrahman Wahid, Adhie M. Massardi angkat bicara soal penyakit yang tengah diderita Jokowi. Sebelumnya, kondisi fisik Jokowi, terutama wajah dan rambutnya, tampak mengalami perubahan drastis.

 

Dalam penampilan terbarunya, bintik-bintik hitam tampak menyebar di wajahnya, membuatnya tampak pucat dan bengkak. Menanggapi hal ini, Adhie M. Massardi memberikan pernyataan tajam melalui cuitan di akun media sosial X pribadinya.

 

Ia mengatakan bahwa penyakit yang diderita Jokowi itu dibuat-buat. Bahkan, ia mengaku tidak yakin mantan Presiden itu menderita penyakit tersebut.

 

“SAKIT BOHONGAN ▪ Melihat jejak kebohongannya yg nyata dan panjang, saya tidak yakin orang ini sakit,” tulisnya dikutip Minggu (22/6/2025).

 

Adhie menaruh curiga ada rencana yang disusun Jokowi di kondisinya saat ini.

 

“Pasti ada rencana dahsyat yg akan dilakukannya dengan berpura-pura sakit,” tuturnya.

 

Ia yan menyebut Jokowi sebagai pembohong pun mengaku sudah tidak percaya lagi bahkan ketika ia mengalami sakit.

 

“Kalau selama ini bohong, kenapa dalam soal sakit ini kita percaya?,” terangnya. (fajar)

 

Presiden AS Donald Trump dalam konferensi pers pada Sabtu, 21 Juni 2025/Net 

 

JAKARTA — Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa pasukan AS telah menghancurkan tiga situs nuklir utama Iran dalam serangan udara yang disebutnya sebagai keberhasilan militer yang spektakuler.

 

Dalam pidato resmi yang disiarkan dari Gedung Putih pada Sabtu malam waktu setempat, 21 Juni 2025, Trump mengatakan peluncuran serangan udara AS mengakibatkan kerusakan besar pada situs nuklir utama Iran.

 

"Fasilitas pengayaan nuklir utama Iran telah sepenuhnya dihancurkan," kata Trump dalam pidato yang didampingi Wakil Presiden JD Vance, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, dan Menteri Pertahanan Pete Hegseth, seperti dimuat Reuters, dilansir RMOL, Minggu (22/6).

 

Trump menegaskan bahwa Iran akan menghadapi serangan yang lebih dahsyat jika tidak segera menyetujui perdamaian.

 

"Jika perdamaian tidak segera datang, kami akan menyerang target-target lain itu dengan presisi, kecepatan, dan keterampilan," ujarnya.

 

Dalam wawancaranya dengan Sean Hannity di Fox News, ia mengungkapkan bahwa enam bom penghancur bunker dijatuhkan di Fordow, dan 30 rudal Tomahawk diarahkan ke dua situs lainnya.

 

“Muatan penuh Bom dijatuhkan di lokasi utama, Fordow. Fordow sudah tidak ada,” tulis Trump di platform media sosial Truth Social.

 

Seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters bahwa pesawat pengebom B-2 milik AS terlibat dalam operasi tersebut.

 

Pesawat ini mampu membawa bom penghancur besar yang dirancang untuk menembus benteng bawah tanah seperti Fordow yang terkubur di bawah pegunungan.

 

Meskipun Trump menyatakan fasilitas tersebut hancur total, media pemerintah Iran memberikan narasi berbeda.

 

Seorang pejabat Iran mengonfirmasi bahwa Fordow menjadi sasaran serangan, namun seorang anggota parlemen dari wilayah Qom, Mohammad Manan Raisi, menyatakan bahwa fasilitas itu tidak rusak parah.

 

Media Iran juga mengutip badan nuklir negara itu yang menyatakan bahwa tidak ada tanda-tanda kebocoran setelah serangan tersebut, dan tidak ada ancaman radiasi bagi warga sipil.

 

“Iran telah mengevakuasi tiga lokasi itu beberapa waktu lalu. Cadangan uranium yang diperkaya telah dipindahkan dari pusat-pusat nuklir dan tidak ada bahan yang tertinggal di sana yang, jika menjadi sasaran, akan menyebabkan radiasi dan berbahaya bagi rekan-rekan senegara kita," ungkap Hassan Abedini, wakil kepala politik penyiaran negara Iran.

 

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memuji langkah Trump sebagai keputusan yang berani.

 

“Sejarah akan mencatat bahwa Presiden Trump bertindak untuk menyangkal rezim paling berbahaya di dunia, senjata paling berbahaya di dunia,” kata Netanyahu.

 

Namun, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengeluarkan pernyataan keras, menyebut serangan ini sebagai eskalasi berbahaya di kawasan yang sudah berada di ambang bahaya dan ancaman langsung terhadap perdamaian dan keamanan internasional.

 

Serangan udara terhadap Iran ini berpotensi memicu ketidakstabilan regional dan lonjakan harga minyak global, terutama setelah Iran membalas dengan menargetkan pengiriman di Selat Hormuz, dan Israel menyerang ladang gas South Pars Iran.

 

Sementara itu, di dalam negeri AS, reaksi terhadap keputusan Trump memicu kontroversi. Beberapa anggota parlemen dari Demokrat dan Republik mengkritik Presiden karena tidak mendapatkan otorisasi Kongres.

 

“Itu benar-benar dan jelas merupakan alasan untuk pemakzulan,” kata anggota Kongres Alexandria Ocasio-Cortez. **

 

Tiga anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Blitar yang membentangkan poster tanda protes mereka saat kunjungan kerja Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pada Rabu, 18 Juni 2025/Ist


JAKARTA — Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Blitar memaparkan ihwal jamuan makan usai tiga kadernya ditangkap lantaran memajang poster berisi kritikan terhadap Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Rabu, 18 Juni 2025. Poster tersebut menyoroti janji 19 juta lapangan pekerjaan, isu dinasti politik, hingga pelanggaran konstitusi.

 

Ketua PC PMII Blitar, Muhammad Thoha Ma'ruf mengatakan, setelah diamankan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), rombongannya dibawa ke sebuah restoran untuk bertemu dengan Wapres Gibran.

 

"Kebetulan karena semua orang di situ makan dan di tempat makan, maka ada narasi kami dijamu makanan," kata Thoha dalam keterangan tertulis, pada Sabtu, 21 Juni 2025.

 

Selama diamankan, Thoha mengaku mendapatkan banyak pertanyaan yang sedikit menekan.

 

Mulai dari identitas diri, latar belakang hingga alasan membentangkan poster. Termasuk terkait poin-poin aspirasi yang akan disampaikan kepada Wapres Gibran

 

"Jadi perlu dipahami, kritik terhadap pejabat publik adalah hak rakyat, bukan malah dianngap penghinaan," ujarnya.

 

Satu lagi yang disayangkan Thoha, adanya narasi "dijamu dengan baik" tak bisa menghapus kenyataan bahwa para mahasiswa sebelumnya diringkus, poster mereka disita dan mereka dicecar pertanyaan.

 

"Hal itu bertentangan dengan Pasal 28E ayat (3) UUD 1945 yang menjamin kebebasan berpendapat. Demokrasi seharusnya memberi ruang bagi suara yang berbeda, bukan menindasnya secara halus lewat protokol. Kami juga tidak ada niatan untuk membuat rusuh. Simpel kepinginan kami, hanya menyuarakan aspirasi lewat poster," tegas Thoha.

 

Sebab, lanjut Thoha, apa yang dilakukan oleh PMII Blitar adalah sebuah komitmen untuk menjaga demokrasi. Mengherankan apabila upaya menyampaikan aspirasi itu dibungkam.

 

"Maka, yang perlu dipertanyakan bukan poster mahasiswa, tapi upaya sistematis membungkam kritik dengan baju keramahtamahan," jelas Thoha.

 

Di sisi lain, Kapolres Blitar Kota, AKBP Titus Yudho Uly, mengatakan ketiga kader PMII itu sempat diamankan karena berusaha mendekat ke lokasi makan siang Wapres di Rumah Makan Bu Mamik, Kota Blitar dan hanya dimintai klarifikasi.

 

"Perlu kami tegaskan, tidak ada penangkapan, ketiganya hanya kami mintai klarifikasi secara baik-baik di lokasi," kata Titus dalam keterangan resmi pada Kamis, 19 Juni 2025. (rmol)


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.