Latest Post

Pesawat Kepresidenan 

 

JAKARTA — Politikus Partai Demokrat Andi Arief kembali mencuri perhatian netizen usai mengomentari tampilan baru pesawat kepresidenan yang disebutnya kini makin sedap dipandang.

 

"Pesawat kepresidenan kembali berubah warna. Sekarang enak dipandang. Tidak terlalu dominan warna merah," kata Andi di X @Andiarief__ (18/5/2025).

 

Andi juga membagikan foto pesawat kepresidenan yang kini terlihat bernuansa putih dan abu-abu dengan garis merah tipis.

 

Unggahan Andi tersebut langsung dibanjiri komentar netizen yang menanggapi secara beragam, mulai dari nada satir hingga kritik terhadap penggunaan anggaran.

 

Seorang pengguna bernama @hasyimalhabsi menyindir soal efisiensi anggaran dengan menyebut, “Ganti warna pesawat biayanya tidak mahal.”

 

Sementara akun @SangGuru2 berkomentar sarkastik, “Waktu warnanya biru kayak pesawat khusus pecandu sabu.”

 

Komentar bernada politis juga mencuat. Netizen @Masa9u5 menyindir kemungkinan perubahan warna yang terus mengikuti selera presiden.

 

"Besok kalo Bahlil Presiden berubah lagi warnanya jadi kuning. Dan penjilatnya akan bilang enak liatnya kuning-kuning ada di langit yang biru," cetusnya.

 

Tak sedikit pula yang menyoroti kebiasaan perubahan tampilan pesawat tiap kali pergantian presiden.

 

Akun @SetiawanMalik22 menulis, “Tiap ganti presiden ganti warna mulu.”

 

Netizen lainnya bahkan mengaitkan warna pesawat dengan afiliasi politik presiden yang menjabat.

 

“Kan disesuaikan dengan warna partai penguasa, era SBY biru (Demokrat), era Jokowi merah (PDIP), era Prabowo putih/abu-abu (Gerindra). Mungkin nanti kalau presidennya dari PKB atau PPP, warnanya hijau,” tulis akun @newswalker.

 

Sementara itu, kritik terhadap alokasi anggaran disampaikan akun @tsuryatams, “Ada aja ya anggarannya untuk yang ginian?."

 

Akun lain, @kutikoren, bahkan menyinggung kondisi anggaran negara yang seharusnya lebih fokus pada perbaikan infrastruktur dan layanan publik.

 

"Jangankan pesawat kepresidenan bang, itu lembaga intelejen negara aja pagarnya bisa sampai warna serem semua, trus jembatan di kelok 9 Sumbar juga," tandasnya.

 

Perubahan warna pesawat kepresidenan ini bukan kali pertama menjadi sorotan publik.

 

Sebelumnya, saat masa pemerintahan Presiden Jokowi, pesawat berwarna dominan merah juga menuai perdebatan, terutama karena dianggap mencerminkan warna partai tertentu.

 

Kini, di era Prabowo, perhatian publik kembali mengarah pada simbol-simbol negara, termasuk warna pesawat presiden, yang dianggap sebagian pihak sebagai refleksi preferensi politik. (fajar)


Mantan Wakapolri Komjen Pol Purnawirwan Oegroseno 


JAKARTA — Mantan Wakapolri, Komjen Pol Purnawirawan Oegroseno menyoroti pemeriksaan ijazah mantan Presiden ke-7 Jokowi. Sebab, ijazah tersebut sudah diperiksa oleh Laboratorium Forensik (Labfor) Polri. Ia menjelaskan, dugaan tindak pidana pemalsuan dokumen biasanya bermula dari dokumen palsu. Bukan dokumen asli.

 

“Kalau saya punya KTP asli, buat apa saya periksa ke forensik. Udah diakui sama Dukcapil,” kata Oegro dikutip dari YouTube Abraham Samad SPEAK UP, Sabtu (17/5/2025).

 

“Bayangkan saja atau seluruh KTP nanti diperiksa ke Labfor untuk mengetes keaslian,” tambah Oegro.

 

Dalam konteks ijazah Jokowi, pihak Jokowi datang ke Bareskrim Polri menyerahkan ijazah Jokowi. Oegro menanyakan hal tersebut.

 

“Ini dokumen mau diapakan? Disita? Kalau disita dari bersangkutan atau keluarga bersangkutan? Dalam rangka apa? kalau diserahkan? Dalam rangka apa?” ujarnya.

 

“Jadi belum saatnya laboratorium forensik bermain di situ.,” sambungnya.

 

Ia menjelaskan, ijazah Jokowi yang dianggap palsu sebelumnya, pada dasarnya sudah tiga kali digunakan, yakni saat Jokowi mencalonkan Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, dan presiden.

 

Oegro pun menyarankan, agar polisi sebaiknya memulai dari menyita secara resmi dokumen dari tiga Komisi Pemilihan Umum (KPU) tempat Jokowi pernah menyetor ijazahnya. 

 

“Lalu dicari dokumen aslinya kalau itu ada untuk pembanding. Atau dicari dokumen yang mendukung bahwa dokumen itu mungkin tidak palsu,” terangnya.

 

“Misalnya gini, disita resmi dari angkatan Pak Jokowi waktu itu yang lulus tahun 85. Ijazahnya modelnya seperti apa. Bila relung seluruh angkatan yang masih hidup nih disita dari situ. Sebagai pembanding,” tambahnya.

 

Karenanya, kata Oegro, yang mestinya diperiksa sebagai saksi dalam kasus tersebut menurutnya teman seangkatan Jokowi.

 

“Yang dipanggil sebagai saksi itu, harusnya kawan-kawan seangkatan dulu. Jadi bukan diserahkan keluarga ke polisi lalu dicek Labfor,” terangnya.

 

Ia menegaskan, polisi bukan lembaga untuk melegalisir ijazah.

 

“Menurut saya gunanya untuk apa. Polisi kan bukan alat untuk melegalisir ijazah asli,” pungkasnya. (fajar)


Keluarga Alumni UGM Cirebon Jokowi - Roy Suryo 

 

JAKARTA — Baru-baru ini publik dihebohkan dengan viralnya Keluarga Alumni UGM (Kagama) Cirebon Raya yang membujuk mantan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) agar memaafkan Roy Suryo dan dr. Tifa, di media sosial X. Dalam unggahan tersebut terlihat foto pertemuan antara Kagama Cirebon Raya dan Jokowi. Di mana pertemuan tersebut berlangsung di Solo, pada Kamis (15/5/2025).

 

Bahkan, Ketua Kagama Cirebon Raya, Heru Subagia membenarkan informasi tersebut. Ia mengaku pihaknya sudah berupaya melakukan mediasi dengan Jokowi terkait pelaporan Roy Suryo dkk.

 

Selain itu, ia juga membeberkan hasil pertemuannya dengan empat perwakilan Kagama Cirebon dengan mantan Presiden Jokowi yang berlangsung di Solo, Kamis (15/5/2025) sekitar pukul 14.15 WIB.

 

Heru pun menegaskan, pihaknya menyampaikan tiga poin utama dalam audiensi tersebut, yang salah satunya terkait persoalan ijazah Jokowi.

 

"Alhamdulillah kita berlima diterima dengan baik. Materi yang kita sampaikan sesuai rencana semula," ujar Heru.

 

Lanjut Heru menjelaskan, fokus pembahasan adalah upaya mediasi antara Jokowi dengan sejumlah pihak yang kerap mengkritisi keabsahan ijazah kepala negara, seperti Roy Suryo, Rismon Sianipar, dan dr. Tifa.

 

Di hadapan Jokowi, Heru menegaskan bahwa ketiganya tidak memiliki niat untuk menyerang pribadi, melainkan mendorong transparansi berdasarkan pendekatan ilmiah.

 

“Mereka tidak punya niat apapun untuk menghina atau membuat kegaduhan dengan isu ijazah. Mereka tetap pada posisi saintifik,” jelas Heru.

 

Heru bahkan menyampaikan, Kagama Cirebon sudah mengupayakan jalur komunikasi untuk mempertemukan Jokowi dengan para alumni dan pihak terkait guna menyelesaikan persoalan ini secara kekeluargaan dan dalam bingkai kealumnian.

 

Namun, ia mengakui bahwa upaya mediasi menghadapi tantangan berat, terutama setelah Jokowi melaporkan sejumlah pihak ke Polda Metro Jaya.

 

"Pak Jokowi berkata, tidak mungkin menarik kembali proses hukum yang sedang dijalankan," jelasnya.

 

Atas sikap tersebut, Heru menegaskan bahwa pihaknya menghormati keputusan Jokowi untuk tetap melanjutkan proses hukum, meskipun Kagama Cirebon berharap penyelesaian dapat dilakukan secara damai dan kekeluargaan.

 

“Kami tetap konsisten mengupayakan mediasi, tapi pada akhirnya kami juga menghormati sikap Pak Jokowi,” ucapnya.

 

Kendati begitu, Kagama tetap berkomitmen mendorong dialog dan rekonsiliasi.

 

“Kami tetap berusaha membuka ruang komunikasi. Tapi kalau Pak Jokowi memilih proses hukum, itu hak beliau yang harus dihormati,” pungkasnya. (tvone)


Rismon Sianipar 


JAKARTA — Pakar forensik digital Rismon Hasiholan Sianipar menyoroti langkah mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyerahkan fotokopi ijazahnya dalam proses pelaporan kasus dugaan pemalsuan ijazah yang saat ini ditangani Polda Metro Jaya.

 

Melalui postingan di akun X (Twitter) miliknya, Rismon mengungkapkan bahwa polisi hanya menerima salinan atau fotokopi ijazah dalam laporan dugaan pemalsuan ijazah yang disampaikan Presiden Joko Widodo.

 

“Polisi terima barang bukti fotokopi ijazah dalam kasus laporan Jokowi. Kemudian ada beberapa dokumen fotokopi ijazah. Kemudian print out legalisir dan fotokopi cover dari skripsi dan lembar pengesahan”, tulisnya dikutip X @SianiparRismon pada Sabtu (17/5/2025).

 

Ia kemudian menyampaikan kritik tajam terhadap penggunaan dokumen salinan dalam pelaporan tersebut.

 

“Jokowi melaporkan orang lain bermodalkan Fotocopy ijazah!” tulis Rismon.

 

Sebelumnya, beredar kabar bahwa Presiden Jokowi telah menyerahkan ijazah asli dalam rangka melaporkan pihak-pihak yang menuduhnya menggunakan ijazah palsu.

 

Namun, kabar tersebut dibantah langsung oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi.

 

Menurut Ade Ary, yang diserahkan kepada penyidik bukanlah dokumen asli, melainkan salinan atau fotokopi, termasuk beberapa dokumen pendukung lainnya.

 

“Beberapa barang bukti yang telah diterima penyidik, antara lain 1 buah flashdisk berisi 24 tautan video YouTube dan konten dari media sosial X. Kemudian, beberapa dokumen fotokopi ijazah, print out legalisasi, serta salinan cover skripsi dan lembar pengesahan,” jelasnya kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (15/5/2025) lalu.

 

Ia juga memastikan bahwa keseluruhan dokumen tersebut kini sedang dianalisis dalam proses penyelidikan awal oleh penyidik.

 

“Dokumen yang diserahkan berupa fotokopian. Saat ini, masih dalam proses penyelidikan,” ujar Ade Ary.

 

Pelaporan ini dilakukan Jokowi pada Rabu, 30 April 2025, sebagai bentuk tanggapan atas tudingan publik yang menuding bahwa ijazah yang ia gunakan selama ini palsu. (fajar)


Pernyataan Jokowi dibantah Kasmudjo terkait dosen pembimbing saat dirinya menyelesaikan skripsi di Jurusan Kehutanan Universitas Gajah Mada 

 

JAKARTA — Nama Kasmudjo kembali mencuat setelah ia mengeluarkan pernyataan terkait statusnya saat Jokowi kuliah di UGM. Dalam pernyataannya, Kasmudjo membantah pernyataan Jokowi terkait pembimbingnya saat menyelesaikan tesis di Universitas Gajah Mada jurusan Kehutanan.

 

Dalam pengakuannya, pada tahun 1983 sampai dengan tahun 1985 Kasmudjo mengaku dirinya masih golongan IIIB dan masih berstatus asisten dosen.

 

“Saat itu saya membantu dosen dan masih belum boleh untuk mengajar langsung,” paparnya dalam salah satu wawancara televisi swasta.

 

Selain itu Kasmudjo juga mengatakan jika dirinya diangkat menjadi golongan IIIC pada tahun 1986.

 

Sedangkan Joko Widodo saat menjabat sebagai Presiden RI dalam salah satu acara Silaturahmi dengan dosen, alumni dan mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada Sleman 19 Desember 2017 lalu menyampaikan rasa terima kasihnya pada Kasmudjo.

 

“Terima kasih atas bimbingan bapak di Jurusan Teknologi Kayu saya bisa menyelesaikan skripsi saya, meskipun saya lupa bolak-baliknya berapa kali,” jelas Jokowi.

 

Jokowi menyampaikan bahwa saat membimbing dirinya menyelesaikan skirpsi, Kasmudjo dikenal galak.

 

“Karena begitu maju, dibentak balik, galak sekali,” kenang Jokowi.

 

Sedangkan Roy Suryo menyampaikan bahwa pihaknya menghargai kejujuran dari Kasmudjo.

 

“Kita mengucapkan terima kasih, karena kalau tidak Pak Kasmudjo akan diperiksa sebagai salah satu terlapor dari 8 yang diajukan,” terangnya.

 

Jokowi sendiri pada Selasa 13 Mei pukul 18.36 WIB melalui akun media sosialnya membagikan video kunjungannya ke rumah Kasmudjo.

 

"Hari ini, saya berkunjung untuk bersilaturahmi dengan Dosen Pembimbing Akademik saat kuliah di Fakultas Kehutanan UGM, Bapak Ir. Kasmudjo.," tulisnya sembari memposting video saat bertemu dengan Kasmudjo.

 

"Di usia 75 tahun, beliau masih sehat dan penuh semangat. Semoga Allah SWT senantiasa memberi kesehatan dan kekuatan kepada beliau," tambahnya.

 

Dalam video tersebut terlihat Jokowi disambut oleh Kasmudjo beserta istrinya dan kemudian memasukin rumahnya.

 

Dalam perbincangan singkat diruang tanu dalam video tersebut terlihat Jokowi menanyakan tentang anak-anak dari Kasmudjo.

 

Setalah selesai mengunjungi Kasmudjo, saat akan menaiki mobilnya, Jokowi menyempatkan diri untuk menyapa dan berfoto bersama warga yang datang ikut menyambut hadiran mantan Presiden tersebut. (disway)


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.