Latest Post


 

SANCAnews.id – Polda Jawa Barat telah melimpahkan kasus dugaan ujaran kebencian yang menyeret pegiat media sosial Denny Siregar ke Polda Metro Jaya.

 

Informasi tersebut disampaikan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan.

 

"Pasti (penyelidikan berjalan)" kata Zulpan saat dikonfirmasi, Jumat (7/1/2022).

 

Kendati demikian, Zulpan mengatakan pihaknya belum bisa menginformasikan secara detail terkait kasus Denny Siregar.

 

"Nantilah kami update dahulu. Itukan di Polda Jabar. Kami akan sampaikan nanti," terangnya.

 

Sebelumnya, Polda Jabar disebut telah melimpahkan kasus dugaan ujaran kebencian Denny Siregar. Pelimpahan kasus itu dilakukan lantaran lokasi tempat terjadinya perkara berada di wilayah hukum Polda Metro Jaya.

 

Sebagai informasi, kasus ini bermula dari cuitan Denny di akun Twitter pribadinya yang dianggap bernada ujaran kebencian dengan menyebut santri calon teroris.

 

Denny Siregar dilaporkan oleh Ustaz Ahmad Ruslan Abdul Gani ke Polresta Tasikmalaya pada 2 Juli 2020.

 

Laporan itu didasari unggahan Denny tentang santri melalui akunnya di Facebook.

 

Denny mengunggah sebuah foto dengan tulisan "ADEK2KU CALON TERORIS YG ABANG SAYANG".

 

Unggahan itu menampilkan foto para santri yang bertuliskan kalimat tauhid.

 

Belakangan terungkap bahwa foto itu menampilkan para santri Pesantren Tahfidz Quran Daarul Ilmi Tasikmalaya yang sedang membaca Alquran. (akurat)



 

SANCAnews.id – Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kembali menambah kursi wakil menteri (Wamen) turut disoroti tokoh bangsa DR. Rizal Ramli.

 

Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu menilai obat yang disiapkan pemerintah itu tidak sesuai dengan penyakit yang diderita.

 

Sebab, saat ini penyakit itu ada pada banyaknya menteri di Kabinet Indonesia Maju yang tidak becus dalam menjalankan tugas. Artinya, obat yang diberikan seharusnya adalah mengganti menteri tersebut, bukan malah memberikan sang menteri wakil.

 

"Banyak menteri ndak becus kerja, eh malah wamen-wamen penghias doang malah ditambah," kata RR kepada wartawan, Sabtu (8/1).

 

Tidak hanya itu, sosok yang kaya solusi dan inovasi tersebut juga menyesalkan banyaknya pendengung alias buzzer yang dipelihara pemerintah untuk mencari pembenaran. Apalagi para buzzer tersebut kini cenderung suka-suka sendiri karena merasa selalu di jalur benar.

 

Anehnya lagi, ratusan saintis dan peneliti dipecat saat lembaga Eijkman dilebur dalam Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN). Padahal negeri ini sedang butuh banyak peneliti untuk bisa lepas dari pandemi.

 

"BuzzeRp dipelihara, ilmuwan malah dipecat. Benar-benar "kumaha aing"," pungkasnya. (rmol)



 

SANCAnews.id – Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kembali menambah kursi wakil menteri (Wamen) di pos Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bukan dalam rangka bagi-bagi jabatan.

 

Hal ini ditegaskan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP Hasto Kristiyanto kepada wartawan di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (7/1).

 

"Wakil Menteri ini bukan bagi-bagi jabatan," tegasnya.

 

Sebab, menurut Hasto, penunjukan wakil menteri ini diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dari kerja kementerian di kabinet pemerintahan Presiden Jokowi.

 

"Karena menteri adalah pemerintahan dalam pengertian sehari-hari," jelas Hasto.

 

Hasto juga mencontohkan negara-negara lain yang menambah posisi wamen dalam rangka menopang efektivitas sebuah kementerian di pemerintahan. 

 

"Misalnya ketika menangani krisis di Myanmar itu sangat diperlukan, juga posisi politik kita sebagai big brother ASEAN dan kepemimpinan kita di Asia Afrika itu memerlukan wamen," pungkasnya.

 

Presiden Joko Widodo sebelumnya kembali membuka posisi wakil menteri di Kementerian Dalam Negeri. Putusan tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 114 Tahun 2021.

 

"Dalam memimpin Kementerian Dalam Negeri, Menteri dapat dibantu oleh Wakil Menteri sesuai dengan penunjukan Presiden," demikian isi Pasal 2 Ayat (1) Perpres 114/2021, Rabu (5/1). (rmol)




SANCAnews.id – Habib Rizieq Shihab (HRS) bereaksi atas penetapan tersangka dan penahanan Habib Bahar bin Smith oleh penyidik Polda Jabar.

 

Respons Habib Rizieq disampaikan oleh kuasa hukumnya Aziz Yanuar berkunjung ke Rutan Bareskrim Mabes Polri, Kamis (6/1).

 

“Beliau (Habib Rizieq, red) turut prihatin,” kata Aziz Yanuar melalui pesan singkat, melansir JPNN.com, Jumat (7/1).

 

Habib Bahar kembali harus mendekam di balik jeruji atas kasus penyebaran berita bohong. Kepada Aziz, Habib Rizieq menyampaikan permintaan untuk membantu Habib Bahar menghadapi proses hukum.

 

“Meminta kami bantu membela Habib Bahar Smith semaksimal mungkin,” ungkap Aziz Yanuar.

 

Habib Bahar saat ini menyandang status tersangka kasus penyebaran berita bohong yang disampaikan dalam salah satu ceramahnya di wilayah Bandung Raya.

 

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jabar Kombes Arief Rachman mengeklaim, penyidik mendapatkan dua alat bukti yang sah serta didukung barang bukti untuk menjerat Bahar.

 

“Penyidik meningkatkan status hukum BS (Habib Bahar bin Smith) menjadi tersangka,” ujar Kombes Arief Rachman di Markas Polda Jabar, Senin (3/1) malam.

 

Habib Bahar dijerat dengan Pasal 14 Ayat (1) dan (2) UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana juncto Pasal 55 KUHP, Pasal 15 UU Nomor 1 Tahun 1946 juncto Pasal 55 KUHP, dan atau Pasal 28 Ayat 2 jo Pasal 45a UU ITE juncto Pasal 55 KUHP. Namun, polisi belum menjelaskan secara detail perihal berita bohong yang menyeret Habib Bahar.

 

Tim kuasa hukum Habib Bahar, Ichwan Tuankotta, sebelumnya mengatakan kasus yang menyeret kliennya terkait peristiwa pembantaian enam Laskar FPI di KM 50. “Terkait peristiwa enam Laskar FPI di KM 50,” kata Ichwan dikonfirmasi pada Rabu (5/1). (fajar)



 

SANCAnews.id – Cuitan Ferdinand Hutahaean soal Allahmu lemah dan Allah tidak perlu dibela menjadi buah bibir yang terus diperbincangkan belakangan ini. Bahkan, Menkopolhukam Mahfud MD juga ikut komentar terkait hal tersebut.

 

Melalui akun Twitternya, Mahfud mengatakan bahwa Allah tidak lemah. Dia kemudian mengutip pernyataan Gus Dur yang bilang bahwa Allah tidak perlu dibela, karena Dia Maha Kuat.

 

“Allah tidak lemah. Kalau Gus Dur bilang ‘Allah tak perlu dibela’ justru menurut Gus Dur karena Allah Maha Kuat sehingga tak perlu dibela dengan kekerasan dan brutal,” kata Mahfud dilihat Hops.ID pada Jumat 7 Januari 2022.

 

Mahfud lantas mengatakan bahwa banyak dalil yang menyinggung hal itu, salah satunya adalah ayat 74 di Surah Alhajj.

 

“Banyak dalilnya, misalnya, Qur’an Surat Alhajj ayat 74: Innallah qowiyyun aziiz, ‘Sesungguhnya Allah Maha Kuat dan Maha Perkasa’,” pungkas Mahfud.

 

Habib Rizieq soal Allah tidak perlu dibela 

Terlepas dari cuitan Mahfud itu, mantan pentolan FPI yang saat ini mendekam di penjara, Habib Rizieq Shihab juga pernah ceramah tentang Allah tidak perlu dibela.

 

Saat ini memang perbincangan soal Allah tidak perlu dibela gaung di jagat maya. Warganet baru-baru ini ada yang membagikan potongan video ceramah Habib Rizieq Shihab yang membahas hal tersebut.

 

Dalam ceramah itu, HRS mulanya menyinggung orang-orang yang menyebut Allah tidak perlu dibela. Dia menerangkan, justru Allah sendiri yang menyuruh umatNya untuk membelanya.

 

“Kenapa dia katakan, ‘Allah kan enggak perlu dibela-bela?’ Dia enggak debat Allah? Dia enggak protes Allah? Yang suruh kita jadi pembela Allah ya Allah. Allah yang memerintahkan kita jadi pembela Allah, penolong Allah,” kata dia.

 

“Apa yang dimaksud dengan membela Allah? Allah kan enggak butuh dibela. Allah Maha Kaya, Allah enggak butuh dengan semesta. Sepakat ulama,” lanjutnya.

 

Habib Rizieq lalu menjelaskan yang apa yang dimaksud dengan membela Allah kepada jemaahnya.

 

“Yang dimaksud membela Allah di sini (adalah) menegakkan agamaNya, mengamalkan hukumNya, membela daripada kesucian kitab suciNya, membela nabiNya, menegakkan daripada syariatNya,” jelasnya.

 

“Jadi yang namanya bela Allah itu ya bela Islam, bela Quran, bela syariat, bela agama. Itu semua masuk dalam pengertian kuunuuu ansaarallaah,” imbuh Habib Rizieq.

 

Lebih jauh, Habib Rizieq mengatakan kepada jemaahnya, jika ada orang yang masih mengatakan Allah tidak perlu dibela, itu berarti dia tidak mengerti tafsir.

 

“Jadi kalau ada yang ngomong begitu lagi, dia enggak ngerti tafsir, dia enggak ngerti maksud kalimat saudara, kasian, ilmu enggak ada tapi sok pinter. Kalo orang betawi bilang udah bego tekak lagi,” jelas dia.

 

“Pakai protes-protes, ‘woi enggak perlu bela-bela Islam, enggak perlu bela-bela Allah, Allah enggak perlu dibela’. Yang bilang Allah perlu dibela siapa? Justru yang suruh bela Allah ya Allah, baca Al-Quran, suruh buka Surat As Saff. Dia enggak pernah ngaji kali,” pungkas Habib Rizieq dalam video itu. (hops)


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.