Latest Post

Ilustrasi Demonstran mendapatkan kekerasan aparat kepolisian 

 

JAKARTA — Aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa pada 20 Maret 2025 di Gedung DPR MPR RI, Jakarta, berujung ricuh setelah aparat keamanan diduga melakukan tindakan kekerasan.

 

Aksi unjuk rasa yang awalnya berlangsung damai berubah menjadi bentrok setelah aparat gabungan TNI-Polri membubarkan paksa para demonstran. Beberapa mahasiswa, termasuk dari FISIP UI, mengalami luka serius akibat aksi tersebut.

 

Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (ILUNI FISIP UI) mengecam tindakan aparat tersebut melalui pernyataan sikap yang hingga Jumat malam (21/3) telah ditandatangani oleh 123 alumni dari berbagai angkatan dan jurusan.

 

“Kami, Ikatan Alumni FISIP Universitas Indonesia (ILUNI FISIP UI), mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan oleh aparat terhadap para demonstran. Penggunaan kekerasan yang berlebihan terhadap mahasiswa yang sedang menyampaikan pendapat merupakan pelanggaran terhadap hak kebebasan berekspresi yang dijamin oleh konstitusi,” ujar Akin, perwakilan ILUNI FISIP UI.

 

“Kami menuntut pihak berwenang untuk melakukan investigasi mendalam terhadap insiden ini, dan mengambil tindakan tegas terhadap aparat yang terbukti bersalah”, ujar alumni Politik FISIP UI Angkatan 2002 ini.

 

Dalam pernyataan sikapnya, ILUNI FISIP UI menyerukan kepada semua pihak untuk menjaga ketenangan dan menghindari tindakan yang dapat memperburuk situasi.

 

ILUNI FISIP UI juga menegaskan, dialog dan negosiasi adalah solusi terbaik untuk menyelesaikan perbedaan pendapat. ILUNI FISIP UI akan terus memantau perkembangan usai demonstrasi penolakan pengesahan RUU TNI serta mendesak semua pihak untuk menghormati hak asasi manusia dan prinsip-prinsip demokrasi.

 

ILUNI FISIP UI menyebut, berdasar laporan yang mereka terima, aksi demonstrasi yang awalnya berlangsung damai, berubah menjadi bentrokan setelah aparat gabungan TNI-Polri melakukan tindakan pembubaran paksa. Dalam proses tersebut, sejumlah mahasiswa FISIP UI dan mahasiswa lainnya mengalami luka-luka akibat tindakan kekerasan fisik, termasuk pemukulan, tendangan, dan penggunaan gas air mata.

 

ILUNI FISIP UI mengaku akan terus memantau perkembangan situasi ini dan mendesak semua pihak untuk menghormati hak asasi manusia dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip Demokrasi, dan tidak menutup kemungkinan bersama fakultas akan melakukan pelaporan tindakan kekerasan yang dilakukan aparat ke pihak terkait demi menjunjung tinggi nilai keadilan. (fajar)


Pemimpin Redaksi Tempo Setri Yasra (kiri) dan Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) melaporkan kejadian pengiriman kepala babi ke kantor Tempo ke Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, pada Jumat, 21 Maret 2025/Istimewa 

 

JAKARTA — Pemimpin Redaksi Tempo Setri Yasra dan Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) melaporkan kejadian pengiriman paket berisi kepala babi yang dibungkus kardus ke Kepolisian. Setri juga membawa barang bukti berupa rekaman video CCTV kejadian tersebut ke penyidik.

 

Laporan tersebut teregistrasi dengan nomor LP/B/153/III/2025/SPKT/BARESKRIM POLRI tanggal 21 Maret 2025.

 

"Kita sudah punya (rekaman) CCTV, motornya (kelihatan) sudah kita serahkan ke polisi," kata Setri kepada wartawan di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Jumat, 21 Maret 2025.

 

Melalui rekaman video tersebut Setri berharap bisa jadi petunjuk penyidik untuk mengungkap dalang pengirim kepala babi.

 

"Rasanya sudah cukup jadi petunjuk itu. Biarlah nanti itu menjadi alat petunjuk buat menelusuri sampai detail dan menemukan pelaku," ucapnya seperti dilansir RMOL.

 

Sebelumnya, sebuah paket berisi kepala babi dikirim ke kantor redaksi Tempo pada Kamis 19 Maret 2025.

 

Paket tersebut ditujukan kepada Francisca Christy Rosana yang akrab disapa Cica, wartawan desk politik dan host siniar "Bocor Alus Politik". Adapun siaran terakhir siniar ini tentang banjir Jakarta, Bekasi, dan Bogor.

 

Menurut informasi yang diterima redaksi, paket tersebut diterima satuan pengamanan Tempo pada Rabu 19 Maret 2025 pukul 16.15 WIB. Dan Cica baru menerima pada Kamis, 20 Maret 2025, pukul 15.00 WIB.

 

Saat itu Cica baru pulang dari liputan bersama Hussein Abri Yusuf Muda Dongoran. Karena mendapat informasi ada paket kiriman untuknya, ia membawa kotak kardus tersebut ke kantor.

 

Hussein yang membuka kotak itu dan kaget saat mencium bau busuk ketika baru membuka bagian atas kardus tersebut.

 

Ketika styrofoam terbuka, Hussein melihat isinya kepala babi. Hussein dan Cica serta beberapa wartawan membawa langsung kotak kardus ke luar gedung.

 

Setelah kotak kardus sudah dibuka seluruhnya, terlihat kepala babi dengan kedua telinganya terpotong. (*)


Anggota TNI turut melakukan pengamanan di Gedung DPR RI 

 

JAKARTA — Anggota TNI turut memberikan pengamanan di Gedung DPR RI. Saat rapat paripurna pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, Kamis, 20 Maret 2025.

 

“Parade militer masuk gedung parlemen saat otoritas sipil sedang bersidang itu level kurang ajar sejak Reformasi 98,” kata jurnalis investigasi Dandhy Laksono dikutip dari unggahannya di X, Kamis (20/3/2025).

 

“Hari ini mereka datang untuk dukung UU. Besok-besok akan datang untuk menolak,” tambahnya.

 

Dilihat dari unggahan akun X @barengwarga, sekira pukul 04.45 WIB tadi, beberapa bus dan truk militer berisi tentara memasuki Gerbang Pancasila. Total ada 7-8 truk maupun bus yang terlihat.

 

Sebelum bus dan truk itu datang, pasukan pengamanan dari kepolisian juga telah tiba di depan gerbang tersebut. Mereka tampak berjaga-jaga di sekitar gerbang terutama di pinggir jalan.

 

Kemudian pada pukul 05.35 bertambah tujuh truk tentara yang masuk melalui Gerbang Pancasila. Beberapa waktu berselang, truk bertambah lima.

 

Beberapa waktu kemudian, masuk mobil polisi militer diikuti sebuah kendaraan taktis atau rantis. Di belakang rantis itu mengekor puluhan tentara yang mengendarai sepeda motor trail warna hijau.

 

Tidak sampai situ, beberapa waktu kemudian, masuk lagi belasan tentara yang menunggangi sepeda motor trail. Di sela-sela parade trail itu tampak sebuah mobil patroli Provos. (fajar)


Host Bocor Alus Tempo dapat ‘Teror’ Kepala Babi 

 

JAKARTA — Kantor Media Tempo di Palmerah, Jakarta Selatan menerima kiriman kepala babi pada Rabu, 19 Maret 2025. Paket kepala babi itu dibungkus dalam kotak kardus yang dilapisi styrofoam.

 

Kotak berisi kepala babi itu ditujukan kepada "Cica". Cica adalah nama panggilan Francisca Christy Rosana, seorang jurnalis politik sekaligus pembawa acara podcast Bocor Alus Politik. Siaran terakhir podcast ini adalah tentang banjir di Jakarta, Bogor, dan sekitarnya.

 

Berdasarkan data yang diterima redaksi, paket tersebut diterima satuan pengamanan Tempo pada 19 Maret 2025 pukul 16.15 WIB. Cica baru menerimanya pada Kamis, 20 Maret 2025 pukul 15.00 WIB.

 

Cica baru pulang dari liputan bersama Hussein Abri Yusuf Muda Dongoran. Karena mendapat informasi ada paket kiriman untuknya, ia membawa kotak kardus tersebut ke kantor.

 

Hussein yang membuka kotak itu dan kaget saat mencium bau busuk ketika baru membuka bagian atas kardus tersebut.

 

Ketika styrofoam terbuka, Hussein melihat isinya kepala babi. Hussein dan Cica serta beberapa wartawan membawa langsung kotak kardus ke luar gedung.

 

Setelah kotak kardus sudah dibuka seluruhnya, terpampang di sana kepala babi, kedua telinganya terpotong.

 

Pemimpin Redaksi Tempo Setri Yasra mengatakan kiriman paket berisi kepala babi merupakan bentuk teror terhadap kebebasan pers.

 

"Kami sedang menyiapkan langkah-langkah selanjutnya sebagai respons atas kejadian ini,” kata Setri. (rmol)



 

by : Joharuddin Firdaus/Pemeharti Politik Sosial dan Budaya

 

TIGA anggota Polisi Daerah (Polda) Lampung tewas ditembak saat menggrebek judi sabung ayam. Tiga anak bangsa ini dipastikan meninggal dunia saat melakukan tugas resmi sebagai polisi. Bukan mereka sedang melakukan kegiatam yang berkaitan dengan kepentingan pribadi, kepentingan keluarga dan kepentingan kelompok. Untuk sementara dua oknum anggota TNI diduga yang melakukan penembakan kepada 17 polisi yang menggrebek lokasi judi ayam.

 

Kapolri Pak Jendral Listyo Sigit Prabowo dari Serang Banten menyatakan “bersama dengan Panglima TNI Pak Jendral Agus Subianto akan mengawal investigasi kasus yang menewaskan tiga anggota Polda Lampung. Tujuannya untuk menuntaskan hal-hal yang ditemukan di lapangan. Sementara di tingkat provinsi Kepolda Lampung dan Komandan Korem 043/Garuda Hitam juga terus melakukan investigasi bersama”.

 

Kapolri juga menyatakan bahwa “selalu mendorong seluruh anggota polsi untuk meningkatkan samangat dan bekerja dengan baik. Selalu bekerja dengan penuh semangat. Namun anggota polisi supaya selalu lebih hati-hati dan menjaga sinergitas, dan soliditas untuk kepentingan rakyat”.

 

Masyarakat Indonesia, dan mungkin saja dunia dibuat bingung, kaget, sedih, bahkan mungkin marah kepada Kapolri setelah medengar pernyataan Pak Jendral Sigit. Benar-benar pernyataan sikap dari Kapolri yang kering dan hampa. Tidak bemakna, tidak berisi dan tidak berkelas sebagai Kapolri. Rakyat pasti marah karena anggota polisi yang meninggal dalam tugas tersebut dibiayai sejak mulai dari pendidikan sampai meninggal itu dengan uang dari pajak rakyat.

 

Pernyataan yang tidak menggambarkan pesan Pak Jendral Sigit sebagai seorang hebat. Bukan sebagai tokoh yang sedang memimpin Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Seakan-akan yang mereka meninggal itu bukan anak buah Pak Jendral Sigit. Seakan-akan anggota Polisi Lampung yang meninggal itu bukan anggota polisi. Jangan begitulah Pak Jendral Sigit, sebab tiga anggota Polisi itu punyak bapak, punya ibu, punya kakak, punya adik, punya istri dan punya anak. Keluarganya pasti sedih Pak Kapolri.

 

Kapolri melakukan kordinasi dengan Panglima TNI itu standar baku kalau ada gesekan di level bawah antara anggota Polisi dengan TNI dil lapangan. Dinaikkan pangkat anumerta satu tingkat lebih tinggi, itu juga wajib hukumnya. Apalagi untuk anggota yang gugur saat melakukan tugas di lapangan. Semua Kapolri dipastikan akan melakukan langkah-langkah sama dengan yang Pak Jendral Sigit lalukan itu.

 

Semua yang sudah Kapolri Pak Sigit lakukan bersama Panglima TNI itu adalah tahapan-tahapan yang harus secara oficial. Namun yang sangat diperlukan dari Pak Sigit adalah sentuhan kemanusiaan kepada anggota tiga Polisi yang meninggal dunia tersebut bersama keluarganya. Kejadian penembakan tiga anggota Polda Lampung ini bukan saja bikin rakyat marah. Namun mungkin semua anggota TNI ikut juga marah, karena sangat memalukan dan mencoreng muka TNI.

 

Pantasnya itu Pak Kapolri Sigit bikin dulu pernyatakan sikap bahwa “intitusi Polri turut atau sangat prihatin dan belasungkawa yang mendalam dengan kejadian tersebut. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga untuk kita semua sebagai bangsa. Diharapkan kejadian ini tidak terulang lagi pada waktu-waktu mendatang. Bukan saja institusi Polri yang merugi, namun yang rugi adalah bangsa Indonesia”.

 

Pak Kapolri Jendral Sigit harusnya jangan takut untuk menyatakan sikap mengecam kejadian ini. Jangan juga takut kehilangan jabatan sebagai Kapolri. Pasti Pak Presiden Prabowo Subianto mendukung Pak Sigit soal. Namun kalau sampai kehilangan jabatan sebagai Kapolri juga, maka bintangnya Pak Sigit tidak mungkin turun ke bintang tiga. Toh, Pak Sigit sudah menjabat Kapolri selama empat tahun lebih. Bahkan menjadi Kapolri dengan masa jabatan terlama sejak reformasi 1998.

 

Kapolri Pak Jendral Sigit yang baik dan hebat. Kejajdian yang menimpa tiga anggota Polsek Nagara Batin, Polres Way Kanan, Polda Lampung ini bikin semua anggota Polri dari sabang sampai Merauke resah dan sedih. Khawatirnya anggota polisi menjad takut untuk bertindak menghadapi gangguan keamanan dan penyakit masyarakat. Khawatir kalau bakal terulang anggota Polda kembali.

 

Ayo Pak Jendral Sigit, belum terlambat kooo. Bikinlah pernyataan sikap yang isinya mengecam kejadian penembakan terhadap tiga anggota Polda Lampung yang tewas belum lama ini. Pendek saja kelimatnya. Bilang saja begini “Polri sangat prihatin, turut belasungkawa yang mendalam serta mengecam dengan kejadian tersbut”. Jangan ikuti kelukuan Mulyono yang tidak mempunyai rasa empati terhadap kematian anak bangsa, seperti kejadian penembakan di KM 50 dulu itu. (*)

SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.