Latest Post

Tersangka berinisial SN saat ditangkap oleh pihak Kejati DKI Jakarta pada Rabu (28/5/2025)/Ist


JAKARTA — Polda Metro Jaya menangkap seorang pria berinisial LS yang diduga melakukan pemerasan terhadap jaksa Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta berinisial MAA.

 

Dalam melancarkan aksinya, pria yang mengaku wartawan media 'HR' itu mengancam korban akan terus memberitakan kasus dugaan mafia cukai tersebut.

 

"Pelaku LS diduga melakukan tindak pidana pemerasan melalui media elektronik dan atau pemerasan dengan ancaman membuka rahasia," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, seperti dilansir Poskota, Sabtu, 31 Mei 2025.

 

Sebenarnya, kata Ade Ary, pelaku LS yang telah ditetapkan sebagai tersangka itu ditangkap oleh pihak Kejati Jakarta. LS kemudian diserahkan ke Polda Metro Jaya untuk diproses hukum lebih lanjut.

 

Kasus ini dilaporkan oleh korban ke Polda Metro Jaya dengan Laporan Polisi: LP/B/3614/V/2025/SPKT/POLDA METRO JAYA, tanggal 28 Mei 2025.

 

"Menerima penyerahan pelaku dan barang bukti dari petugas Kejaksaan Tinggi Jakarta yang melakukan penindakan awal di tempat kejadian perkara," kata Ade Ary.

 

Mantan Kapolres Jakarta Selatan itu menjelaskan, kasus ini berawal saat korban MAA dihubungi oleh LS melalui WhatsApp.

 

MAA mengirim beberapa link berita tentang kasus rokok ilegal, pada tanggal 27 Mei 2025. Kemudian tersangka mengajak bertemu dengan dalih mengajak ngopi sambil diskusi. Awalnya korban mengabaikan ajakan ngopi tersebut.

 

"Dilanjutkan dengan ajakan terlapor bertemu dengan bahasa "ngopi2", "sharing", dan "barangkali ada buat ngopi2, pribadi abang aja, kl ada titip aja bang." Namun pelapor selaku korban tidak bisa menemui karena sibuk," kata Ade Ary.

 

Keesokan harinya, pada Rabu, 28 Mei 2025, LS kembali mencoba dengan dalih membahas demo kasus cukai yang belakangan ramai.

 

Mendengar itu, korban akhirnya bersedia diajak bertemu di Kantor Kejati Jakarta sekitar pukul 11.00 WIB. Pada saat pertemuan itu, tersangka melakukan pemerasan secara langsung.

 

Secara blak-blakan, kata Ade Ary, LS menyebutkan sudah menaikan tujuh artikel berita terkait dugaan permainan cukai yang menyeret nama Jaksa.

 

Minta Uang Puluhan Juta

Kepada korban, pelaku meminta uang sebesar Rp26 juta. Kemudian jika korban atau pihak Kejati bersedia membayar, maka berita bisa disetop atau tidak dilanjutkan.

 

"Terlapor meminta pihak Kejati Jakarta memberikan atensi, sehingga berita tersebut tidak kembali ditayangkan oleh terlapor," kata Ade Ary.

 

Selanjutnya pelapor memahami apa yang dimaksud atau diminta oleh terlapor. Korban memberikan uang kepada terlapor sebesar Rp5 juta secara tunai dan telah diterima oleh terlapor.

 

Kemudian oleh pihak Kejati Jakarta pelaku LS ditangkap dan diserahkan ke Polda Metro Jaya.

 

"Sesaat setelah menerima uang, terlapor diamankan oleh saksi A dan R, dan ditemukan dalam tas terlapor uang Rp5 yang berasal dari pelapor," kata Ade Ary.

 

Dalam penangkapan itu, pihak Polda Metro Jaya menyita sejumlah barang bukti. Mulai dari ponsel, uang sebanyak Rp5 juta dengan nominal Rp100 ribuan.

 

Lalu, surat tugas dari salah satu media online. Selain itu, bukti tangkap layar percakapan WhatsApp dan tiga artikel online yang ditulis LS.

 

"Tersangka LS telah ditahan oleh Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya," ucap Ade Ary.

 

Akibat perbuatannya, tersangka dikenakan Pasal 45 ayat (10) jo Pasal 27 B ayat (2) Undang-Undang Nomor Nomor 11 Tahun 2008 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan atau tindak pidana pemerasan sebagaimana Pasal 369 KUHP. (***)


 

JAKARTA — Siapakah calon Kapolri 2025 berinisial R yang diisukan akan menjadi pengganti Listyo Sigit?. Publik di media sosial menyoroti beredarnya kabar yang menyebutkan bahwa calon Kapolri baru di tahun 2025 adalah seseorang berinisial R.

 

Maka tak heran jika publik akhirnya mulai berspekulasi mengenai identitas di balik inisial R yang disebut-sebut akan menggantikan perwira tinggi polisi, Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.

 

Seperti yang kita ketahui, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Kapolri Jenderal Listyo Sigit menjabat sejak Januari 2021.

 

Kabar pergantian Kapolri memang sudah beredar sejak lama, dan ada sejumlah nama yang diisukan akan menjadi pengganti Listyo Sigit.

 

Kemudian, secara mengejutkan, beredar kabar dengan cepat mengenai sosok berinisial R yang disebut-sebut sebagai calon Kapolri.

 

Kabar tersebut pertama kali muncul dari sebuah postingan seorang pegiat media sosial dengan akun Facebook Alifurrahman S Asyari.

 

"Calon Kapolri baru, inisial R, tulisnya dikutip JatimNetwork.com dari postingan akun Facebook Alifurrahman S Asyari.

 

Rumor tersebut semakin tersebar luas, ditambah salah satu akun gosip Mak Lambe Turah turut memposting hal serupa. 

 

Dalam postingan Facebook Mak Lambe Turah ia menuliskan pertanyaan, "Kira2 siapa inisial R, calon Kapolri baru??"

 

Postingan sosial media tersebut telah dipenuhi ribuan komentar, diantaranya sebagian besar berisi spekulasi publik menebak sosok di balik inisial R.

 

Namun sebagai masyarakat sekaligus pengguna media sosial harap untuk tetap berhati-hati dalam menanggapi rumor beredar, apalagi dibagikan oleh sumber-sumber yang belum pasti.

 

Untuk identitas calon Kapolri baru 2025 sendiri tentu hanya bisa diperoleh dari informasi resmi pihak berwenang.

 

Sementara nama-nama yang mencuat di media sosial soal calon Kapolri inisial R masih bersifat spekulasi yang belum pasti kebenarannya.

 

Meski begitu disampaikan sumber lain bahwa ada sejumlah nama yang digadang-gadang bakal jadi calon Kapolri, siapa saja?

 

Berikut 5 kandidat kuat yang digadang-gadang akan menjadi calon Kapolri:

 

1.Komjen Pol Fadil Imran

 

2.Komjen Pol Ahmad Luthfi

 

3.Komjen Pol Wahyu Widada

 

4.Komjen Pol Syahar Diantono

 

5.Komjen Pol Agus Andrianto. ***


Mantan Kepala BIN, AM Hendropriyono Bersama Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad 

 

JAKARTA — Jenderal TNI (Purn.) A.M. Hendropriyono, tokoh intelijen dan militer yang dikenal luas di Indonesia, merayakan ulang tahunnya yang ke-80 dalam sebuah acara yang dihadiri sejumlah tokoh penting dan sahabat lama di Astor Ballroom, Hotel St. Regis, Jakarta, Kamis malam, 29 Mei 2025.

 

Hadir di antara para tamu undangan sejumlah tokoh seperti Wakil Presiden ke-6 RI, Try Sutrisno, Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Panjaitan, Jend (Purn) TNI Agum Gumelar, Kepala Badan Intelijen Negara Letjen TNI (Purn) Herindra, Letjen TNI (Purn) Lodewijk Freidrich Paulus, Letjen TNI Iwan Setiawan, mantan KSAD Jend (Purn) TNI Andika Perkasa, Mayjen TNI (Purn) Glenny Kairupan, Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono, Menteri Perumahan dan Permukiman Maruarar Sirait, Garibaldi 'Boy'Thohir, dan Chandra Ekajaya.

 

Terungkap kisah menarik dari sambutan Hendropriyono. Dalam sambutannya, ia mengaku menciptakan Mars Komando hanya dalam waktu semalam, tepat menjelang perayaan ulang tahunnya ini.

 

“Karena lagu Mars Komando tidak ada. Saya cari-cari setengah mati, yang ada cuma Hymne Komando ciptaan Titiek Puspa," tutur Hendropriyono di hadapan para tamu.

 

“Tapi hymne itu sifatnya melambai-lambai. Masak pasukan komando potong kue, lagunya melambai-lambai?" canda sang jenderal yang disambut tawa hangat dari hadirin.

 

Menurut Hendropriyono, kebutuhan akan lagu yang lebih bersemangat dan mencerminkan karakter pasukan komando yang selalu berada di garis depan, memimpin, dan penuh semangat juang mendorongnya untuk menciptakan Mars Komando versi baru.

 

Lagu ini, terang Hendropriyono, selesai digarap pada pagi hari menjelang ulang tahunnya, dan langsung dilatih untuk dibawakan dalam momen istimewa semalam. 

 

"Jadi nanti kita potong kue. Lagunya adalah lagu Mars Komando. Karena kita keluarga besar dari para komando. Sampai 80 atau mungkin lebih, kita harus tetap berjiwa komando. Karena komando itu adalah pasukan terdepan. Yang selalu lead in front," ujarnya penuh semangat.

 

Hari ulang tahun Hendropriyono sebenarnya jatuh pada 7 Mei lalu. Ia pun sengaja pergi ke Osaka, Jepang, pada tanggal 7 Mei untuk menghindari perayaan yang biasa digelar oleh keluarganya.

 

“Saya kabur ke sana supaya anak-anak saya jangan bikin yang macam-macam. Tahu-tahu sahabat saya yang bikin,” ujarnya.  

Setelah dari Jepang, Hendropriyono kembali ke Jakarta. Namun alih-alih menyambut suasana tenang, ia justru disambut dengan kejutan, sebuah pesta ulang tahun yang telah dirancang oleh dua sahabat lamanya, Garibaldi Boy Thohir dan Chandra Eka Jaya.

 

“Saya sudah 33 tahun berteman dengan Pak Boy Thohir, dan 21 tahun dengan Pak Chandra Eka Jaya. Ini yang bikin gara-gara. Tapi katanya uang muka sudah dibayar, berat juga kalau batal,” katanya.

 

Dalam sambutannya, Hendropriyono juga menyampaikan penghormatan kepada Wakil Presiden ke-6 RI, Try Sutrisno, yang ia sebut sebagai senior yang sangat dihormati.

 

Selain itu, ia juga mengapresiasi kehadiran Kepala BIN, Jenderal TNI (Purn.) Muhammad Herindra, yang menurutnya langsung terbang ke lokasi demi menghadiri perayaan tersebut.

 

“Pak Herindra mendarat langsung ke sini. Memerlukan sekali hadir di sini, saya sangat terharu," ujarnya.

 

Meskipun tidak semua sahabat bisa hadir karena berbagai kesibukan dan momen long weekend, Hendropriyono tetap merasa bersyukur dan terharu. Ia menyebut bahwa banyak di antara mereka yang datang dari luar kota hanya untuk menghadiri momen ini.

 

“Saya mohon maaf kalau ada hal yang kurang berkenan dalam penerimaan. Karena mungkin terkejut-kejut. Saya sendiri saja terkejut," imbuhnya. (viva).


Calon Pimpinan (Capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johanis Tanak 

 

JAKARTA — Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johanis Tanak kembali melontarkan usulan kontroversial terkait revisi Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

 

Dalam keterangannya, Tanak menegaskan pentingnya syarat pendidikan bagi penyelidik ​​dan penyidik.

 

"Penyelidik dan penyidik harus berpendidikan serendah-rendahnya strata satu atau S-1 ilmu hukum sehingga seluruh aparat penegak hukum berlatar belakang pendidikan S-1 ilmu hukum,” tegas Tanak saat dihubungi dari Jakarta, Jumat.

 

Menurutnya, saat ini ada ketimpangan karena penyelidik dan penyidik tidak diwajibkan memiliki latar belakang S-1 hukum, berbeda dengan profesi advokat, jaksa, dan hakim yang sudah mensyaratkan hal tersebut.

 

Tak hanya itu, Tanak juga menyoroti keberadaan penyidik pembantu yang dinilainya sudah tidak lagi relevan.

 

"Tenggang waktu penyidikan juga harus diatur dengan jelas dan tegas supaya ada kepastian hukum. Begitu juga halnya tenggang waktu proses pemeriksaan persidangan harus diatur dengan jelas dan tegas agar ada kepastian hukum bagi pencari keadilan," katanya lagi.

 

Ia menambahkan, kejelasan tenggat waktu juga harus mencakup tahap penuntutan agar proses hukum lebih pasti dan terukur.

 

Tak berhenti di situ, Tanak juga mendorong agar perlindungan terhadap pelapor dimasukkan secara eksplisit dalam revisi KUHAP.

 

Menurutnya, semua usulan ini menjadi mendesak karena aturan hukum acara pidana saat ini masih merupakan warisan era Orde Lama.

 

"Sekarang ini pada era reformasi, perkembangan dari berbagai aspek kehidupan semakin meningkat. Seiring dengan hal tersebut, sudah saatnya kita mengubah UU KUHAP untuk mengikuti perkembangan zaman saat ini dan ke depan," ujarnya menegaskan.

 

Diketahui, saat ini pembahasan RUU KUHAP masih berlangsung di Komisi III DPR RI. (fajar)


Penasihat Khusus Presiden Bidang Ketahanan Nasional, Dudung Abdurrahman 
 

JAKARTA — Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Negara, Jenderal (Purn.) Dudung Abdurachman menyatakan tidak berminat menjadi Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

 

Sebab, nama mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu masuk sebagai bakal calon Ketua Umum PPP.

 

"Tapi saya belum berminat," ucap Dudung di Jakarta dikutip Jumat, 30 Mei 2025.

 

Dudung mengklaim baru mengetahui namanya disebut dalam bursa calon Ketua Umum PPP. Dia menegaskan bahwa saat ini tak mau berpolitik.

 

"Saya tidak berminat, belum mau berpolitik saya," ujarnya.

 

Sebelumnya, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) segera menggelar muktamar untuk memilih ketua umum definitif partai. Beberapa nama yang muncul berasal dari luar PPP.

 

"Sementara ada nama nama eksternal yang muncul ke permukaan," kata Juru Bicara (Jubir) PPP, Usman Muhammad Tokan melalui keterangan tertulis pada Rabu, 14 Mei 2025.

 

Usman menjelaskan bahwa beberapa nama bakal calon ketua umum (caketum) di eksternal PPP itu di antaranya Penasihat Khusus Presiden Urusan Pertahanan Nasional sekaligus mantan KSAD, Jenderal (Purn) TNI Dudung Abdurachman.

 

Lalu Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, dan mantan Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto.

 

"Nama-nama eksternal ini ada yang terdengar samar-samar, tapi ada juga yang sudah melakukan konsolidasi serta muncul bertemu dengan beberapa kawan-kawan pimpinan wilayah atau DPW PPP, dan ada juga sudah redup," kata dia.

 

Di sisi lain, beberapa nama dari internal PPP juga muncul seperti Plt Ketua Umum Muhammad Mardiono, M Romahurmuziy, Sandiaga Salahudin Uno, Amir Uskara, dan Taj Yasin Maimoen.

 

"Pak Suharso Monoarfa juga punya peluang yang sama kalau beliau bersedia maju kembali," ungkapnya.

 

Muktamar PPP direncanakan akan digelar setelah Idul Adha 2025. Usman Tokan mengatakan bahwa jadwal muktamar itu masih tentatif. (viva)


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.