Latest Post

Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo/Ist 

 

JAKARTA — Pidato Presiden Prabowo Subianto yang secara gamblang menyebutkan keberhasilannya memenangi Pilpres 2024 berkat dukungan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo alias Jokowi, dinilai tak tepat.

 

Ketua Umum Ikatan Rakyat Indonesia (Hasrat) Sugiyanto mengatakan, selama proses kampanye Pilpres 2024 sejak 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, masa tenang 11-13 Februari 2024, dan pencoblosan pada 14 Februari 2024, belum ada pernyataan resmi dari Jokowi yang menyatakan dukungannya terhadap pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

 

Jokowi juga tidak pernah mengambil cuti untuk berkampanye atau mengeluarkan pernyataan resmi yang mendukung Prabowo dan Gibran.

 

"Namun publik tetap beranggapan Presiden Jokowi mendukung Prabowo-Gibran," kata Sugiyanto dalam keterangannya, Senin 17 Februari 2025.

 

Dengan begitu, menurut Sugiyanto, seharusnya Presiden Prabowo Subianto tidak perlu secara eksplisit menyatakan bahwa keberhasilannya menjadi presiden terpilih karena dukungan Jokowi.

 

"Tanpa pernyataan tersebut pun, publik telah menduga adanya dukungan dari Jokowi. Ucapan tersebut justru dapat memicu pertanyaan publik mengenai netralitas Jokowi dalam Pemilu 2024," kata Sugiyanto.

 

Selain itu, Sugiyanto mengkritik pidato Prabowo yang disampaikan saat perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-17 Partai Gerindra di Sentul International Convention Center (SICC), Kab Bogor, Jawa Barat, 15 Februari 2025.

 

"Catatan kritis saya adalah mengenai penggunaan kata "ndasmu" dalam pidato politiknya," kata Sugiyanto.

 

Sebagai pendukung Prabowo dalam Pilpres 2019 dan 2024, Sugiyanto berharap ketua umum Partai Gerindra itu  tidak lagi menggunakan kata "ndasmu" dalam acara apa pun.

 

"Karena sebagai Presiden RI, Prabowo Subianto kini adalah pemimpin bagi seluruh rakyat Indonesia dan memiliki tanggung jawab untuk mengayomi serta melindungi semua warga tanpa kecuali," pungkas Sugiyanto. (rmol)



 

Oleh : M Rizal Fadillah | Pemerhati Politik dan Kebangsaan.

 

KEJUTAN memang terjadi mungkin seperti yang dijanjikan. Sayangnya itu hanya pengakuan dosa di forum Internasional. Adalah di depan World Government Summit 2025 Dubai 13 Februari 2025 Prabowo mengakui bahwa Indonesia menghadapi persoalan korupsi yang mengkhawatirkan. Bertekad untuk mengatasi meski menghadapi perlawanan dari birokrasi dalam pemberantasannya.

 

Tidak jelas urgensi pidato pengakuan, tekad, dan curhat korupsi Indonesia di depan forum tersebut. Apa kontribusi bagi negara-negara dunia dengan keluh kesah tersebut, sekedar harapan ingin dianggap bahwa Prabowo sebagai figur omong hebat?

 

Bagi rakyat Indonesia yang dibutuhkan adalah tindakan nyata bukan omon-omon.

 

Menurut Prabowo korupsi telah merusak berbagai sektor dan telah mengakar di Indonesia. Dalam 100 hari kekuasaannya "saya belum mulai berperang". Lucu juga. Tahukah atau butakah Prabowo bahwa salah satu penyebab korupsi itu mengakar adalah rezim Jokowi? Prabowo sendiri selama 5 tahun ikut andil di dalamnya. Prabowo juga bukan figur bersih.

 

Paradoks Indonesia adalah keluhan bahwa korupsi telah mengkhawatirkan tetapi Prabowo justru melindungi, memuja, dan menganggap Jokowi itu berjasa. Rezim Jokowi jelas-jelas korup. Bahkan dunia tahu akan hal tersebut sebagaimana rilis OCCRP yang menempatkan Jokowi sebagai finalis tokoh korup kelas dunia.

 

Prabowo sesungguhnya buta atau dibutakan sehingga "gajah di pelupuk mata tidak terlihat". Jokowi yang maling bahkan perampok dilihat sebagai orang suci dan pahlawan. Rakyat yang menuntut agar Jokowi diadili itu justru dalam rangka upaya  memberantas korupsi.

 

Teriak-teriak Prabowo sampai ke ujung dunia tentang  memberantas korupsi, hanya pertunjukan drama dari kebodohan diri sendiri. Mempermalukan bangsa di mata dunia tanpa agenda dan langkah nyata. Sementara soal pemangkasan yang dipamerkan di forum tersebut justru unjuk kemiskinan.

 

Jokowi sumber korupsi malah dianggap mitra, sahabat, guru bahkan teman hidup kebahagiannya. Ironi Prabowo ini, tanpa tekad untuk mendorong pengadilan Jokowi, maka isu memberantas korupsi hanya jadi main-mainan saja.

Prabowo nampaknya ingin menjadi tontonan sebagai Presiden terlucu di dunia fantasi.

 

Pidato menggebu memuja, melindungi, dan mengecam pengkritik Jokowi di acara Muslimat NU Surabaya telah memupus harapan bahwa Prabowo akan mampu menjadi singa yang menakutkan para koruptor, mafia, dan perusak demokrasi. Pada HUT Partai Gerindra Prabowo memekik "Hidup Jokowi". Sesungguhnya Prabowo bukan saja bermental budak, juga sedang mengejek aspirasi rakyat.

 

Pidato di World Government Summit tentang pemberantasan korupsi menjadi bukti dan saksi bahwa Prabowo sukses meningkatkan diri dari "tukang omon-omon Nasional" menjadi "tukang omon-omon Internasional".

 

Dulu Jokowi juga meningkat dari tukang bohong nasional menjadi Internasional. Putin dibohongi Jokowi soal pesan Zelensky.

 

Tanpa mendorong adili Jokowi, bukan mustahil esok akan muncul isu baru, yaitu adili Prabowo. Prabowo dan Jokowi dikhawatirkan akan  menjadi satu paket sebagai musuh rakyat. "Wo and Wi as a public enemy".

 

Dan tentu rakyat mampu untuk menumbangkan. Suara rakyat suara Tuhan--vox populi vox dei.

 

Bravo Prabowo, tokoh Paradoks Indonesia 2025. (*)


Prabowo dan Jokowi 

 

JAKARTA — Pernyataan Presiden Prabowo yang terang-terangan mengaku memenangkan Pilpres 2024 karena dibantu Jokowi kini ramai diperbincangkan di media sosial.

 

Pernyataan itu diketahui muncul saat Presiden Prabowo menyampaikan pidato politiknya pada puncak HUT ke-17 Gerindra di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/2/2025).

 

Muncul di media sosial seperti Instagram, pernyataan Prabowo menjadi perbincangan hangat di masyarakat.

 

Akun undercover.id di Instagram mengunggah foto Prabowo dengan caption "Prabowo: Kita Berhasil karena Didukung Jokowi. Hidup Jokowi!".

 

Unggahan itu langsung menjadi viral. Banyak netizen yang memberikan penilaian negatif terhadap pernyataan Prabowo.

 

"Hebatnya Mulyono presiden aja tunduk sama dia 😂😂," ujar warganet di kolom komentar.

 

"Jadi yang sebenarnya presiden itu siapa?," tanya lainnya.

 

"Berarti 'Dirty Vote' bener dong," ungkap lainnya.

 

"Idih ga malu gitu mengakui karena jokowi😂," kritik warganet lainnya.

 

Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, mengakui dirinya bisa menang karena bantuan dari Presiden ketujuh RI, Joko Widodo (Jokowi).

 

Prabowo juga meminta kader Partai Gerindra ikut menghormati jasa pihak yang membantu kemenangannya di Pilpres 2024.

 

Mulanya, Prabowo mengingatkan Partai Gerindra bahwa dirinya tidak akan diberikan kepercayaan oleh masyarakat jika tidak ada peran Koalisi Indonesia Maju.

 

"Saya katakan di sini, bahwa kita berhasil mendapat kepercayaan rakyat karena dukungan temen-temen koalisi Indonesia maju," ucap Prabowo.

 

Tak hanya itu, Ketua Umum Partai Gerindra itu mengatakan pihaknya juga tidak akan berhasil terpilih menjadi Presiden jika tidak didukung oleh Jokowi.

 

"Saya katakan di sini kita berhasil karena kita didukung oleh Presiden ke-7. Tepuk tangannya kurang semangat. Semangat lagi," jelasnya.

 

Lalu, Prabowo berteriak lantang dengan menyebut nama Jokowi. Teriakan itu pun membuat riuh tepuk tangan ribuan kader Gerindra yang menyanyikan yel-yel terima kasih kepada Jokowi.

 

"Hidup Jokowi!," ucap Prabowo.

 

Dalam pidatonya itu, Ketua Umum Gerindra ini turut menyinggung beberapa program di pemerintahannya.

 

Salah satu program andalannya pada masa kampanye Pilpres 2024 adalah makan bergizi gratis (MBG) yang juga turut dibahas. (fajar)


Presiden ke-7 RI Joko Widodo bersama Presiden RI Prabowo Subianto, di perayaan HUT ke-17 Gerindra di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor/Ist

 

JAKARTA — Seruan 'Hidup Jokowi' yang diteriakkan Presiden RI Prabowo Subianto, saat perayaan HUT ke-17 Gerindra di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Sabtu, 15 Februari 2025, memunculkan beragam tafsir.

 

Pernyataan tersebut dinilai sebagai bentuk penghormatan dan terima kasih dari Prabowo atas dukungannya Jokowi selama ini. Namun, di sisi lain, hal itu juga menimbulkan pertanyaan besar di tengah maraknya tuntutan 'Tangkap Jokowi ke Pengadilan' yang disuarakan sebagian masyarakat di beberapa daerah.

 

Pengamat politik Rocky Gerung menilai seruan Prabowo bukan sekadar ungkapan spontan, melainkan mencerminkan dinamika politik yang lebih dalam.

 

Menurutnya, seruan tersebut bisa jadi merupakan upaya menjaga citra Jokowi agar tidak semakin buruk akibat berbagai kritikan yang ditujukan kepadanya.

 

"Bukankah kedudukan Presiden Prabowo itu harusnya lebih memperhatikan rakyat? Kenapa tidak bilang ‘Hidup Rakyat’ atau ‘Hidup Masa Depan’?" kata Rocky lewat kanal YouTube miliknya, Minggu 16 Februari 2025.

 

Penyataan Prabowo ini menimbulkan berbagai spekulasi. Apakah seruan 'Hidup Jokowi' tanda Prabowo masih bergantung pada pengaruh Jokowi? Ataukah ini justru strategi untuk meredam kritik terhadap pemerintahan sebelumnya?

 

"Dalam politik selalu ada dua sisi itu, sisi yang dimanis-maniskan karena ada yang memang sudah pahit untuk ditutupi kan, itu yang terjadi,” pungkas Rocky. (rmol)



 
Oleh : Sutoyo Abadi | Koordinator Kajian Politik Merah Putih

 

MANUVER politik menggoyang emosi Jokowi,   Prabowo Subianto mengatakan "ada pihak-pihak yang ingin memisahkan dirinya dengan Jokowi,  saat memberi sambutan di acara Kongres ke-XVIII Muslimat NU digelar di Jatim Expo, Surabaya, Senin (10/2/2025).

 

Jokowi terseret emosinya merasa berbunga bunga di saat tekanan luar biasa dari masyarakat yang meminta Jokowi segera di adili, karena kejahatannya selama sebagai presiden  oleh masyarakat di anggap telah menyengsarakan rakyat dan merusak kedaulatan negara.

 

Hanya selang tiga hari muncul manuver politik baru Prabowo Subianto, dari Konggres Luar Biasa (KLB) Partai Gerindra 13/2/2025, mengumumkan  dirinya akan maju kembali sebagai capres di Pilpres 2029 mendatang.

 

Jokowi berubah gagap, langsung bereaksi pura pura bahwa hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Gerindra di Hambalang, Bogor "Ya, sangat bagus, mendukung penuh," ucap Jokowi saat ditemui di Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng), Jumat (14/2/2025).

 

Manuver politik Prabowo berlanjut hanya selang sehari, saat mengumpulkan Ketua Umum parpol Koalisi Indonesia Maju (KIM) di Hambalang, Bogor, Jumat (14/2/2025 ), kembali menyampaikan pernyataan yang sama akan maju kembali sebagai capres di Pilpres 2029 mendatang.

 

Jokowi terdiam dan  tidak ada dari Ketua Umum parpol Koalisi Indonesia Maju (KIM), bereaksi apapun selain dari  Plh. Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Heryawan (Aher) mengatakan ; "Bahwa kemudian nantinya seperti apa, ya kita tunggu nanti,".

 

Jokowi masuk perangkap   Prabowo Subianto dengan tes ombak maju kembali dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2029 mendatang. Prabowo pasti ingat pesan Jokowi yang berisi nada ancaman kepada Prabowo Subianto antara lain ;

 

Tiga point penting dari pertemuan Prabowo Subianto dengan Jokowi pada tanggal 13 Oktober 2024 dikediaman Jokowi di Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo menjelang pembentukan kabinet Merah Putih :

 

Pertama: Jokowi menitipkan nama orangnya untuk masuk kabinet Merah Putih.

 

Kedua, Jokowi meminta Prabowo untuk tidak mengubah atau mengganggu program oligarki yang telah mendapatkan persetujuan Xi Jinping ( RRC ).

 

Ketiga,  Bernada mengancam apabila point 1 dan 2 diganggu, maka oligarki akan menggangu dan atau akan merusak  ekonomi negara..

 

Lebih serem info dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK)  Pratikno mengakui, para menteri Kabinet Indonesia Maju (KIM) masih berkomunikasi dengan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.

 

Kita punya grup WhatsApp namanya Kabinet Indonesia Maju. Pun kita pertahankan tinggal ditambahi alumni KIM, gitu," kata Pratikno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (22/10/2024).

 

Ini makna lain Pratikno mengumumkan bahwa bayangan Kabinetnya Koalisi Kabinet Indonesia Maju ( KIM ) yang diperkirakan 60% masuk di Kabinet Merah Putih, masih eksis berpotensi akan menganggu.

 

Benar terjadi gangguan  muncul, kebijakan Presiden Prabowo Subianto tentang efisiensi anggaran dengan memotong anggaran kementerian , para menteri Kabinet Merah Putih tidak mendukung justru mengganggu menebar macam - macam isue ketakutan bahwa kerja kementerian terganggu , akan ada PHK sampai yang tidak masuk akal kantor gelap dll.

 

Sekali lagi jangan pernah percaya dengan Jokowi akan mendukung Prabowo Subianto yang akan kembali maju pada Pilpres 2029, karena info yang layak di percaya ada skenario Jokowi akan menghentikan Prabowo Subianto sebagai Presiden pada tahun 2026 selambat-lambatnya tahun 2027 dengan berbagai cara untuk digantikan oleh Wakil Presiden Gibran anaknya.

 

Adik kandung Presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, mengungkap adanya tanda-tanda ancaman terhadap nyawa sang kakak.

 

“Sudah ada tanda-tanda ada yang mau mengancam nyawa Pak Prabowo, tapi dia tidak takut,” kata Hashim saat menghadiri perayaan Imlek 2025 di Auditorium RRI, Senin (3/2/2025).

 

Jokowi bersama   bayangan Kabinet Indonesia Maju ( KIM ) akan mengganggu Kabinet Merah Putih dan diduga kuat ada niat jahat  terhadap Presiden Prabowo Subianto, bisa terjadi dengan ilmu hitam atau ilmu ghaib lainnya yang lebih ganas. (*)


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.