Surabaya(JATIM).SNews- Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo akan mengoptimalkan kualitas Taman Posyandu yang diprakarsai oleh Tim Penggerak PKK Jawa Timur. Upaya itu dilakukan untuk mencegah stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak di Jatim. Apalagi Taman Posyandu merupakan program yang tepat, yakni menerapkan konsep holistik integralistik.

“Taman Posyandu merupakan solusi yang tepat untuk mencegah terjadinya stunting, karena mengurusi 1000 hari pertama kehidupan sejak anak dalam kandungan,” ungkap Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jatim saat membuka acara Kampanye Gerakan Nasional Pencegahan Stunting di halaman Kantor Gubernur Jatim, Jumat (14/12) pagi.

Pakde Karwo menjelaskan, keberadaan Taman Posyandu dinilai sangat penting karena untuk mendampingi para ibu hamil mulai dari tahap kehamilan hingga pencataan kesehatan anak. Selain itu, bagi anak-anak usia dini diberi pendidikan lewat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Sedangkan ibunya juga diberi ketrampilan dalam mendidik anak (parenting skill) baik dalam hal pemenuhan gizi maupun pola asuh.

”Model Taman Posyandu ini kami kembangkan di Jatim dan telah mendapat penghargaan dari Unicef. Karenanya, program inilah yang harus dikembangkan secara nasional sebagai solusi atas kejadian stunting,” urai orang nomor satu di Provinsi Jatim ini.

Pakde Karwo menambahkan, pencegahan stunting ini perlu dilakukan karena jumlah kejadian stunting bukan hanya menyasar keluarga miskin, tapi juga keluarga kaya di perkotaan. Bahkan, berdasarkan data BPS tahun 2013 terdapat sekitar 29 % anak keluarga kaya mengalami stunting. Itu karena pola gizi yang diberikan tidak sesuai aturan kesehatan. 

“Karenanya lewat Taman Posyandu, orang tua akan benar-benar dididik dan diajari bagaimana memberikan makanan yang bergizi dan sehat bagi anak,” ujarnya sembari menambahkan bahwa kehadiran atau kebersamaan orang tua dan anak juga menentukan kualitas kehidupan anak. 

Pakde Karwo berharap, PKK sebagai organisasi yang keberadaannya sampai di dasa wisma terus bergerak dan berperan aktif dalam menggalakkan program Taman Posyandu. Hal ini merupakan bentuk penguatan infrastruktur pembentukan sumder daya manusia (SDM).

“Struktur yang paling kecil ialah dasa wisamnya PKK, maka semua anggotanya harus aktif. Disamping itu, saya juga mengucapkan terimakasih pada PKK atas kinerjanya selama ini dan relawan pencegahan stunting atas sumbangsihnya,” pungkas Pakde Karwo.

PKK  Akan Aktif Turun ke Dasa Wisma

Sementara itu, Ketua TP PKK Prov. Jatim Dra. Hj. Nina Soekarwo, MSi menyampaikan, bahwa anggota PKK akan turun aktif ke dasa wisma untuk mensosialisasikan pentingnya 1000 hari pertama kehidupan. Sosialisasi ini mencakup pendampingan ibu hamil, pemberikan air susu ibu (ASI) eksklusif pada anak hingga 2 tahun atau maksimal 3 tahun, dan pola asuh anak.

“Di PKK kami memiliki Taman Posyandu yang menerapkan pola holistik integralistik, sehingga meskipun tidak spesifik menyebut stunting tapi programnya mengurusi tumbuh kembang anak 5 tahun pertama,” urai Bude Karwo sapaan akrab Ketua TP. PKK Prov. Jatim itu.

Bude Karwo menjelaskan, sosialisasi juga akan dilakukan pada masa remaja. Alasannya, karena selama ini ada tren bahwa remaja yang kurus itu cantik sehingga banyak yang kurang darah. Oleh sebab itu, tren ini sangat berdampak saat mereka hamil, yakni kurangnya asupan pada janin yang dikandungnya. 

“Itulah mengapa pada kampanye cegah stunting kali ini kami dari PKK Prov. Jatim memberikan obat penambah darah bagi para remaja,” tutur istri Gubernur Jatim ini sembari menambahkan bahwa obat tambah darah ini sebaiknya diminum minimal satu minggu sekali.

Senada dengan yang disampaikan Pakde Karwo, Bude Karwo menegaskan, bahwa lewat Taman Posyandu PKK Prov. Jatim akan aktif mengkampanyekan cegah stunting. “Kami akan turun ke lapangan sehingga gerakan cegah stunting ini akan jadi tujuan bersama. 

Karena dalam mencegah stunting harus kita urus mulai isi piring serta pentingnya ASI eksklusif dan tidak cacingan,” jelasnya.

Bude Karwo berharap, Ibu-ibu Bupati/Walikota yang juga selaku Ketua TPP PKK di daerah juga ikut aktif mensosialisasikan pencegahan stunting. 

Khususnya di 11 kabupaten di Jatim yang jumlah anak stuntingnya tertinggi di Jatim, diantaranya Kab. Sampang, Kab. Sumenep, Kab. Bangkalan, Kab. Probolinggo, Kab. Nganjuk, dan Kab. Bondowoso. “Ini akan kita pantau secara terus menerus, sehingga jumlah penambahan anak stunting di Jatim  tidak akan bertambah,” pungkasnya.

Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan Komitmen Bersama antara Gubernur Jatim dengan 11 Bupati dalam menurunkan kasus stunting di Jawa Timur.

Turut hadir dalam kegiatan ini, antara lain Bupati Lamongan, Bupati Bangkalan, Pj. Bupati Sampang, Wabup Jember,  Kader TP. PKK Prov. Jatim dan Kota Surabaya, serta para pejabat OPD di lingkup Pemprov Jatim. 




# SN-001 | humaspemprovjatim/dwi

Label:

SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.