Latest Post

Kolase foto ijazah Prof Saratri yang diunggahnya dan foto ijazah Jokowi yang diunggah kader PSI. Tampak perbedaan mencolok dari keduanya/Ist

  

JAKARTA — Ketua Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Cirebon Raya, Heru Subagia, terus berupaya memastikan persoalan keaslian ijazah mantan Presiden Jokowi segera dituntaskan.

 

Terbaru, ia menghadirkan pakar forensik digital, Rismon Sianipar, dalam sebuah forum diskusi untuk membahas isu tersebut. Heru menegaskan, kegiatan menghadirkan Rismon didasari oleh keprihatinan sebagai sesama alumni UGM.

 

"Kita hadirkan Bung Rismon selaku ahli digital forensik dan yang lebih penting, Bung Rismon ini adalah bagian dari keluarga alumni UGM," ujar Heru kepada fajar.co.id, Rabu (23/4/2025).

 

Lebih lanjut, Heru menuturkan bahwa sebagai alumni UGM, masing-masing memiliki kewajiban untuk menjaga nama baiknya’

 

"Kita ini satu alumni UGM, bagaimana kita mempertanggungjawabkan alumni yang notabenenya universitas paling tua, yang melahirkan banyak pemimpin," tukasnya.

 

Dalam kesempatan yang sama, Rismon Sianipar menegaskan bahwa analisis yang ia lakukan terhadap dokumen ijazah Presiden Jokowi bukanlah tindakan yang bermuatan politis maupun berniat buruk.

 

"Kita tidak ada unsur kebencian, mencemarkan nama baik seseorang. Ini murni kita tempatkan sains, gak usah digeser-geser ke partai politik. Ini justru memperkaya khazanah ilmiah publik kita," kata Rismon.

 

Ia mengaku, niat awal melakukan analisis murni berangkat dari rasa penasaran sebagai seorang ilmuwan.

 

"Saat saya membuat analisa terkait ijazah maupun skripsi Pak Jokowi, memang tidak ada maksud apapun. Kecuali memang saya seorang saintis yang meragukan segala sesuatu. Tapi akhirnya viral. Itu urusan nanti gitu loh," jelasnya.

 

Rismon menambahkan bahwa ia telah menyampaikan semua temuan dan pemahamannya sesuai dengan keahlian yang dimiliki.

 

"Saya sudah mengungkapkan apa yang saya pahami, geluti, analisa. Kalau dipahami sebagai buzzer, saya kira nanti saja. Setelah analisa ini saya kembali ke alam saya. No partai politik, tidak berharap apapun, saya ingin kembali menjadi penulis dan programmer," tegasnya.

 

Ia juga sempat mengomentari kunjungannya ke Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam rangka mencari klarifikasi atas dokumen yang menjadi sorotan.

 

Menurut Rismon, pihak kampus tidak memberikan cukup bukti yang bisa memperkuat keabsahan ijazah yang dipersoalkan.

 

"Para Wakil Rektor, pejabat lainnya tidak menyajikan bukti apapun selain ijazah Jokowi dan rekannya. UGM itu kan dikenal super ketat, bukan hanya hal akademik tapi hal administratif," kuncinya. (*)


FOTO WISUDA JOKOWI- Ahli Forensik Digital Rismon menganalisa foto yang selama ini dinarasikan sebagai foto saat wisuda Joko Widodo dari Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada (UGM) 


JAKARTA — Pakar forensik digital sekaligus mantan dosen Universitas Mataram, Rismon Hasiholan Sianipar kembali menggemparkan publik. Risman yang sebelumnya mempertanyakan skripsi Joko Widodo kini mengungkap fakta mengejutkan soal foto yang disebut-sebut diambil saat wisuda Jokowi di Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada (UGM).

 

Foto tersebut sudah beredar lama di media sosial dan kerap dijadikan sebagai langkah balasan pendukung Jokowi ketika isu ijazah palsu kembali dihembuskan pihak tertentu.

 

Melalui akun X, Risman mengatakan bahwa dirinya telah mengolah foto tersebut dengan metode Error Level Analysis. Hasilnya, foto yang beredar diduga telah mengalami perubahan dari foto aslinya.

 

"ELA (Error Level Analysis) atas kedua citra digital wisuda yang beredar. Kotak merah menandakan potensi edit karena sebaran kompresi yang tidak seragam," tulis Rismon dikutip Warta Kota dari akun X pribadinya, Selasa (22/4/2025)

 

Dalam unggahannya, Rismon menunjukkan perbedaan foto yang diduga palsu dengan foto lain yang disebutnya sebagai foto asli sebelum diedit

 

Dalam foto kedua, tampak ada banyak perubahan.

 

Salah satunya dugaan manipulasi terhadap seorang pria yang ada di dalam foto

 

Foto yang disebut mirip dengan Jokowi muda, dengan kacamata tebalnya, tidak ada dalam foto asli yang diunggah Rismon.

 

Sebelumnya, dengan metode sama, Rismon menemukan kejanggalan dari foto ijazah Jokowi yang beredar di media sosial.

 

Khususnya di area foto ijazah, yang menurutnya memiliki keanehan

 

Seperti diketahui, nama Risman banyak dibicarakan setelah meragukan keaslian ijazah kuliah Jokowi

 

Dia bahkan bersama sejumlah aktivis mendatangi langsung pihak UGM untuk meminta klarifikasi

 

Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta menyayangkan atas tuduhan yang disampaikan Rismon tersebut.

 

Tudingan bahwa ijazah dan skripsi dari Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) adalah palsu itu viral di media sosial (medsos) X.

 

"Ijazah S1 Kehutanan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang diterbitkan UGM pada 1985 adalah palsu," ujar Rismon dalam unggahan tersebut.

 

Tudingan itu juga berlandaskan bahwa ijazah Jokowi menggunakan font Times New Roman.

 

Para netizen berpendapat bahwa font itu diperkenalkan secara massal pada tahun 1992 lewat sistem operasi Windows 3.1.

 

Sementara, ijazah mantan Wali Kota Solo itu diterbitkan pada tahun 1985.

 

Pascaviralnya tudingan tersebut, pihak Universitas Gadjah Mada (UGM) pun buka suara.

 

Dikutip dari rilis pers yang diunggah di situs UGM, Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta membantah tudingan Rismon yang menyebut ijazah dan skripsi Jokowi adalah palsu.

 

Dia pun menyayangkan atas tuduhan yang disampaikan Rismon yang ternyata juga merupakan lulusan UGM, tepatnya Fakultas Teknik.

 

“Kita sangat menyesalkan informasi menyesatkan yang disampaikan oleh seorang dosen yang seharusnya bisa mencerahkan dan mendidik masyarakat dengan informasi yang bermanfaat,” kata Sigit pada Jumat (21/3/2025).

 

Sigit menuturkan seharusnya Rismon tidak hanya menampilkan ijazah dan skripsi Jokowi saja, tetapi juga membandingkan ijazah serta skripsi lain dari lulusan Fakultas Kehutanan di tahun yang sama.

 

Dia juga membantah tudingan bahwa font Times New Roman belum digunakan pada tahun 1985 yang menjadi tahun terbitnya skripsi Jokowi.

 

Sigit menegaskan font tersebut sudah sering digunakan mahasiswa di tahun 1985 seperti di sampul maupun lembar pengesahan skripsi.

 

"Fakta adanya mesin percetakan di Sanur (sudah tutup) dan Prima seharusnya diketahui yang bersangkutan karena yang bersangkutan juga kuliah di UGM," tuturnya.

 

Di sisi lain, Sigit mengatakan penggunaan font Times New Roman hanya digunakan pada sampul dan lembar pengesahan Jokowi.

 

Sementara, isi skripsi Jokowi yang setebal 91 halaman tersebut ditulis dengan menggunakan mesin ketik.

 

Penjelasan soal Nomor Ijazah Jokowi 


Sigit juga mengomentari soal nomo seri ijazah Jokowi yang disebut tidak menggunakan klaster tetapi hanya angka saja.

 

Dia menjelaskan penomoran ijazah Fakultas Kehutanan saat itu memiliki kebijakan sendiri dan belum ada penyeragaman dari tingkat universitas.

 

“Nomor tersebut berdasarkan urutan nomor induk mahasiswa yang diluluskan dan ditambahkan FKT, singkatan dari nama fakultas,” katanya.

 

Sigit pun menyayangkan tuduhran Rismon yang meragukan ijazah dan skripsi dari Jokowi tersebut.

 

Dia juga mengatakan bahwa Jokowi memang alumni UGM dan terlibat aktif dalam kegiatan mahasiswa saat itu.

 

“Perlu diketahui ijazah dan skripsi dari Joko Widodo adalah asli. Ia pernah kuliah di sini, teman satu angkatan beliau mengenal baik beliau, beliau aktif di kegiatan mahasiswa (Silvagama), beliau tercatat menempuh banyak mata kuliah, mengerjakan skripsi, sehingga ijazahnya pun dikeluarkan oleh UGM adalah asli,” tegasnya.

 

Teman Angkatan Jokowi Turut Buka Suara


Salah satu rekan seangkatan Jokowi, Frono Jiwo, turut buka suara terkait tudingan ijazah dan skripsi mantan Gubernur DKI Jakarta itu adalah palsu.

 

Dia menegaskan bahwa Jokowi berkuliah bersamanya sejak tahun 1980 dan wisuda di tahun 1985.

 

“Kami seangkatan dengan Pak Jokowi, masuk tahun 1980,” katanya.

 

Frono juga menjelaskan Jokowi selama kuliah yang memiliki sifat pendiam. Namun, ketika berkumpul dengan rekannya, Jokowi sering bercanda dan mengundang tawa.

 

“Pak Jokowi orangnya pendiam, tapi kalau ngobrol selalu kocak, apa yang jadi pembicaraan selalu mengundang tawa,” kenangnya.

 

Sementara, terkait ijazah Jokowi, Frono meneegaskan tampilannya sama dengan ijazah miliknya.

 

“Ijazah saya bisa dibandingkan dengan ijazahnya Pak Jokowi. Semua sama kecuali nomor kelulusan ijazah dari Universitas dan Fakultas,” ujarnya.

 

Sedangkan soal skripsi, Frono mengatakan seluruh mahasiswa satu angkatan Jokowi menulis dengan menggunakan mesin ketik.

 

Lalu, untuk sampul dan lembar pengesahan hingga penjilidan dilakukan di percetakan.

 

“Pembuatan skripsi semua pakai mesin ketik, walaupun sudah ada komputer tapi jarang sekali yang bisa. Kalau sampul, lembar pengesahan, penjilidan skripsi semua di percetakan,” katanya.

 

Bukti Jokowi adalah lulusan Fakultas Kehutanan UGM turut disampaikan Frono ketika dirinya melamar kerja bersama ayah dari Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka tersebut yaitu di PT Kertas Kraft Aceh.

 

Namun, Frono mengatakan Jokowi tidak lama bekerja di perusahaan tersebut karena istrinya, Iriana Jokowi tidak betah tinggal di Aceh Tengah.

 

"Kami bertiga, Pak Jokowi, saya dan almarhum Hari Mulyono (adik ipar Jokowi) bareng-bareng masuk kerja."

 

"Setelah Pak Jokowi menikah, Ibu Iriana kayaknya tidak betah karena basecamp berada di tengah hutan pinus di Aceh Tengah. Pak Jokowi resign dulu, tinggal saya dan almarhum Hari Mulyono yang masih bertahan,” pungkasnya. (*)


Jokowi-Prabowo/Net 

 

JAKARTA — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, resmi menunjuk Jokowi untuk menghadiri upacara pemakaman Paus Fransiskus yang akan digelar di Vatikan pada Sabtu, 26 April 2025.

 

Meskipun keputusan ini dipandang sebagai upaya untuk menjaga hubungan diplomatik dan menghormati Vatikan, reaksi publik di media sosial menunjukkan tanggapan yang beragam.

 

Kehadiran Jokowi sebagai utusan Prabowo menuai reaksi keras dari netizen. Salah satu komentar datang dari komedian Sammy Notaslimboy melalui akun pribadinya @NOTASLIMBOY yang mengomentari langkah tersebut dengan mempertanyakan ketidakhadiran Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam misi kenegaraan tersebut.

 

“Harusnya Gibran lah, apa kapasitas Mulyono? Nggak jelas…,” tulisnya, dikutip @NOTASLIMBOY pada Rabu (23/4/2025).

 

Unggahan tersebut langsung mendapat reaksi netizen, banyak yang melayangkan kritikan tajam dan menyinggung wakil presiden Gibran Rakabuming Raka.

 

“Karena dia tau anaknya ngga bisa”, kata netizen.

 

“Sebenarnya Presiden sudah utus Wakil Presiden untuk berangkat, tapi berhubung Wakil Presidennya sedang berhalangan maka Wakil Presiden minta tolong kepada bapaknya untuk mewakili”, kata lainnya.

 

“Kan ada Wapres, Menlu, Menag eh yang dipilih malah rakyat sipil biasa, aneh banget”, tambah lainnya.

 

“Emang sepenting itu ya bapak yang satu ini di negara ini, kadang-kadang emang”, timpal lainnya.

 

Sebagai tambahan informasi, selain mantan presiden Jokowi, Prabowo juga mengutus beberapa tokoh nasional lainnya untuk mewakili Indonesia dalam prosesi tersebut.

 

Di antaranya adalah Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Ketua Panitia Penyambutan Paus saat berkunjung ke Indonesia pada September 2024 lalu Ignasius Jonan, serta Menteri Hak Asasi Manusia, Natalius Pigai.

 

"Di antara tokoh-tokoh yang diutus oleh Bapak Presiden Prabowo mewakili bangsa dan negara Indonesia adalah yang pertama Presiden ke-7 Bapak Joko Widodo, kemudian yang kedua Wakil Menteri Keuangan Bapak Thomas Djiwandono, kemudian yang ketiga Bapak Jonan (Ignasius Jonan), dan yang keempat Bapak Natalius Pigai," jelas Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (23/4/2025). (fajar)


Kebersamaan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo/Ist 

 

JAKARTA — Langkah Presiden Prabowo Subianto yang mengikutsertakan Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo alias Jokowi, dalam delegasi khusus ke Vatikan untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus yang dijadwalkan berlangsung pada Sabtu, 26 April 2025, menyedot perhatian publik.

 

Pengamat politik Adi Prayitno mengatakan, penunjukan mantan presiden dua periode itu sebagai salah satu perwakilan delegasi merupakan penegasan bahwa hubungan antara Prabowo dan Jokowi tetap solid hingga saat ini.

 

"Ini menegaskan persahabatan Prabowo dan Jokowi cukup dekat," kata Direktur Parameter Politik Indonesia itu kepada RMOL, Rabu 23 April 2025.

 

Analis politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta itu juga membaca keputusan Prabowo ini untuk menjawab bahwa tidak ada isu matahari kembar.

 

"Penunjukan Jokowi ini untuk menepis isu matahari kembar dan lain sebagainya karena kedua tetap akur," tegas Adi.

 

Selain Jokowi, delegasi lainnya yang diutus Prabowo adalah Wakil Menteri Keuangan Tommy Djiwandono, mantan Menteri ESDM Ignasius Jonan, dan Menteri HAM Natalius Pigai.

 

Prabowo tidak dapat hadir langsung ke pemakaman karena alasan tertentu sehingga menunjuk sejumlah tokoh nasional sebagai perwakilan resmi Indonesia dalam acara kenegaraan dan keagamaan tersebut.

 

Delegasi ini akan bergabung dengan puluhan kepala negara dan pemimpin dunia lainnya yang juga dijadwalkan hadir di Vatikan dalam momen penghormatan terakhir bagi Paus Fransiskus, yang wafat pada usia 88 tahun setelah menjabat sejak 2013. (*)


Asri Purwanti dan Zaenal Mustofa 

 

JAKARTA — Zaenal Mustofa, salah satu anggota tim hukum gerakan Tolak Ijazah Palsu Usaha Gakpunya Malu (TIPU UGM), yang sebelumnya aktif menggugat Presiden Jokowi terkait dugaan penggunaan ijazah palsu, kini menghadapi permasalahan hukum serupa.

 

Penetapannya sebagai tersangka dilakukan pada 18 April 2025, tak lama setelah ia bersama Tim TIPU UGM mengajukan gugatan hukum terhadap Presiden Jokowi.

 

Satreskrim Polres Sukoharjo telah menetapkan Zaenal sebagai tersangka kasus pemalsuan dokumen. Informasi ini disampaikan langsung oleh Kepala Satuan Reserse Kriminal AKP Zaenudin.

 

"Setelah laporan masuk, kami lidik, lalu naik ke penyidikan dan terbit LP (laporan polisi) tanggal 6 Oktober 2023," ujar Zaenudin dikutip dari kompas.com.

 

Laporan tersebut diajukan oleh seorang pengacara bernama Asri Purwanti sejak 2023.

 

Menurut hasil penyelidikan, Zaenal dituduh menggunakan dokumen tidak asli untuk mengajukan perpindahan studi dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) ke program studi S1 Hukum Universitas Surakarta (Unsa).

 

Beberapa dokumen yang dipermasalahkan meliputi surat keterangan pindah dan transkrip nilai, yang ternyata mencantumkan NIM (Nomor Induk Mahasiswa) milik orang lain.

 

"NIM (nomor induk mahasiswa) itu ternyata milik mahasiswa lain yang sudah dropout dari UMS," jelas Zaenudin.

 

Lebih lanjut, hasil konfirmasi dengan pihak kampus menunjukkan bahwa Zaenal memang pernah kuliah di UMS, namun bukan sebagai mahasiswa Fakultas Hukum.

 

"Setelah dikonfirmasi ke pihak UMS, tersangka ini ternyata bukan mahasiswa Fakultas Hukum di sana, tapi memang dia pernah lulus dengan jenjang sarjana pendidikan di UMS," tambah Zaenudin.

 

Penyidikan sempat mengalami jeda sebelum akhirnya dilanjutkan kembali pada Desember 2024.

 

Menanggapi status tersangkanya, Zaenal menyampaikan bantahannya dan menilai bahwa dirinya tengah dikriminalisasi.

 

"Saya merasa sangat dikriminalisasi. Yang perlu digarisbawahi saya tidak pernah melakukan apa yang dituduhkan. Kedua, Asri tidak punya legal standing," ucapnya. (fajar)


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.