Patung Jokowi
JAKARTA — Patung bergambar mantan Presiden
Jokowi berdiri megah di kawasan perbukitan Desa Kuta Mbelin, Kecamatan Lau
Baleng, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Patung tersebut kabarnya dibangun secara swadaya oleh
masyarakat sebagai bentuk apresiasi atas pembangunan infrastruktur jalan di
wilayah mereka. Tak tanggung-tanggung, anggaran patung dikeluarkan mencapai
Rp2,5 miliar.
Patung yang diberi nama "Juma Jokowi" yang dalam
bahasa setempat berarti “Ladang Jokowi” tersebut merupakan wujud rasa syukur
warga di enam desa dan tiga dusun di wilayah Liang Melas Datas (LMD).
Jalan sepanjang 37 kilometer yang sebelumnya rusak
bertahun-tahun kini telah diperbaiki dan memberikan manfaat besar terutama bagi
sektor pertanian dan kelancaran mobilitas warga.
Sosok Jokowi dalam patung ini digambarkan sedang memegang
jeruk di tangan kiri, simbol hasil utama pertanian daerah tersebut, dan tangan
kanannya mengepal ke atas sebagai lambang semangat.
Meski tidak memiliki bagian kaki, bagian bawah patung
dibentuk menyerupai nyala api, yang menggambarkan semangat membara. Patung
tersebut dibuat dari bahan tembaga dan memiliki tinggi sekitar empat meter.
Lingkungan sekitar monumen dihiasi taman bunga dan ladang
jeruk, mencerminkan identitas kawasan.
Kepala Desa Kuta Mbelin, Efranda Kembaren, menjelaskan bahwa
pembangunan patung telah selesai, meski penataan lingkungan di sekitarnya masih
dalam tahap penyempurnaan.
Menanggapi hal tersebut, Kader Partai Kebangkitan Bangsa
(PKB), Umar Hasibuan, melontarkan komentar menohok.
Ia membandingkan kepemimpinan Jokowi dengan Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) yang menurutnya tidak memerlukan simbol fisik untuk dikenang.
Umar menyebutkan bahwa selama satu dekade menjabat sebagai
kepala negara, SBY tidak pernah meminta ataupun didirikan patung dirinya di
ruang publik.
"SBY 10 tahun jadi Presiden gak pernah tuh ada
patung-patung dibangun," ujar Umar di X @UmarHasibuan__ (18/5/2025).
Lebih lanjut, Umar menilai bahwa prestasi Jokowi masih belum
sebanding dengan pencapaian SBY selama memimpin Indonesia.
Ia menilai keberadaan patung tersebut mencerminkan keinginan
untuk dipuja secara simbolik, bukan dikenang atas kontribusi nyata.
"Padahal prestasi Jokowi gak ada apa-apanya dibanding
SBY," katanya.
Umar bilang, SBY lebih memilih dikenang atas dedikasi dan
capaian kinerjanya ketimbang membangun citra melalui patung atau simbol
penghormatan lainnya.
"Kenapa SBY gak ada patung-patungan, karena ia hanya
ingin dikenang sebagai presiden yang berprestasi, bukan gila puja-puji,"
kuncinya. (fajar)