Sejumlah peserta menyalakan lilin dan meletakkan bunga saat
aksi solidaritas meninggalnya mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri
Semarang (Unnes) Iko Juliant Junior di Unnes, Semarang, Jawa Tengah, Selasa
(2/9/2025)
SEMARANG — Universitas Negeri Semarang
(Unnes) menyampaikan belasungkawa atas jatuhnya korban jiwa dalam serangkaian
aksi unjuk rasa yang terjadi sepanjang akhir Agustus 2025. Unnes meminta
pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk menindaklanjuti seluruh
aspirasi masyarakat.
"Menyampaikan duka cita mendalam atas jatuhnya korban
jiwa selama berlangsungnya demonstrasi di berbagai wilayah di Indonesia. Semoga
para pejuang demokrasi tersebut diterima segala amal baiknya, diampuni segala
dosanya, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," kata Unnes
dalam pernyataannya yang dirilis pada Jumat (5/9/2025).
Unnes mendesak aparat penegak hukum (APH) mengutamakan
pendekatan humanis dalam melakukan pengamanan terhadap masyarakat yang
menyampaikan aspirasi damai. Unnes juga mendesak APH menegakkan hukum secara
profesional, akuntabel, dan transparan. Hal itu agar korban dan keluarganya
mendapatkan keadilan.
Selain aparat, Unnes juga menyoroti pemerintah dan DPR yang
menjadi objek kritik masyarakat. "Mendorong pemerintah dan DPR untuk
menerima dan menindaklanjuti aspirasi yang disampaikan masyarakat secara damai
sebagai hak konstitusional warga negara yang harus dihormati dan
dilindung," katanya.
Unnes mendesak pemerintah dan DPR mengevaluasi kebijakan
serta kinerja agar dapat mengatasi persoalan bangsa hingga ke akarnya. Caranya
yakni dengan menciptakan ekonomi kerakyatan yang berkelanjutan, menyediakan
lapangan kerja seluas-luasnya, serta mengalokasikan APBN secara bijaksana untuk
sektor strategis yang berdampak luas bagi masyarakat, meliputi peningkatan
kualitas pendidikan, peningkatan kualitas layanan kesehatan, dan penyediaan
infrastruktur dasar.
"Mendesak pemerintah dan DPR membatalkan kebijakan yang
terbukti atau berpotensi melukai rasa keadilan masyarakat, memperlebar
kesenjangan ekonomi, mengancam hak-hak sipil dalam berdemokrasi, dan
menyebabkan kerusakan lingkungan," kata Unnes.
Unnes mengajak elemen masyarakat sipil, akademisi, dan
mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi secara damai. Hal itu sebagai bukti
terdapat keluhuran budi pekerti dan kedewasaan dalam berdemokrasi.
"Unnes menyatakan sikap bahwa bangsa Indonesia merupakan
bangsa yang memiliki potensi besar. Peristiwa yang terjadi pada beberapa hari
terakhir hendaknya dijadikan pelajaran agar bangsa Indonesia kembali bangkit
dan dapat mewujudkan tujuan nasionalnya," kata Unnes. (Kamran Dikarma)